Eps, 21 🔞

4.5K 98 1
                                        

# Faustin Pov

"Awh, kau kenapa sih Tin?" Dia meringis kembali ketika layangan pukulan di penisnya ku ulang sekali lagi.

Dalam kesadaran mengambang ku tak peduli dimana ini, ruangan apa ini. Satu hal yang ku tunggu, satu hal yang ku inginkan, merasai, mereguki semua fantasi yang bukan sekedar ilusi.

“Ak..aku...” Namun ku rasa tak perlu ku katakan, karenanya gengsi tetaplah yang terdepan. Dia kemudian menuntunku ke kamar mandi, membersihkan diriku dan menanggalkan busanaku.

"Dah... sekarang udah selesai deh kumur-kumurnya. Yuk yuk kesana lagi" Dia menuntunku.

Entah bagaimana aku harus meniadakan rasa dan keinginan yang terus menerjang. Ku lepaskan tangannya dan ku hempas tubuh dia hingga punggung menatap dinding.

"Tin... Sinih aku pegangin, nanti kamu jatoh loh"

"Gak perlu, aku bisa sendiri! dasar gak jantan!" Sentakku

"Apa maksudmu bilang begitu Tin?!"

Sungguh jiwa premanismenya tinggi sekali, sedikit dikatai bagian inti nada suaranya langsung meninggi, tetapi jika harus aku yang memulai sungguh aku tak sudi. Muak ku akui melihatnya tak pekak hati, akhirnya terpaksa ku mengalihkan gengsi dengan melangkahkan kaki maju ke depan, tangan ku ulurkan, mulai menggerayang dan senyum pun ku tampakkan.

_____

# Frederik Pov

Terka'an menjadi prasangka, selama ini aku mengira jika melakukannya lagi dia akan jijik terhadapku, tak ku sangka malam ini didepan mataku dia nampak menginginkan belaianku, tangannya meraba penisku yang masih terbalut celana. Sorot matanya memancarkan gairah napsu menggebu-gebu yang mampu ku depkripsikan tanpa perlu babibu.

"Kenapa kamu gak pernah bilang?" Langsung saja ku raih tengkuk lehernya mendekat wajahku dan ku mulai mencicipi rasa itu. Aroma alkohol dari mulutnya bagaikan sirna tersapu nafsu birahi yang kian meninggi, bagai dilanda dahaga yang mencekik jiwa, ku melumat bibir dia dengan rakusnya, menghisap dan mengaksen setiap gigi rapihnya. Remasan tangannya di pusatku semakin terasa, kulepaskan sejenak pilinan lidahku darinya.

"Uhhhh..." leguhannya menjadi tanda tak ingin sedikitpun terlepas.

"Tunggu" ku jeda sengaja untuk melepas keseluruhan busana dan juga celana.

Nafsu telah menggerogoti sukma kami berdua, kembali ku cumbui dia tanpa jeda. Dari pangkal leher ku mencicipi rasa manisnya, memberikan jilatan-jilatan dan gigitan pelan, membuatnya menggelinjang disertai erangan.

"Uuhhh..."

Dalam keadaan sama-sama telanjang pejantanku terpampang menentang dalam tengangan keras dan berdenyut, dia memegang dan mempelurut, dari pangkal jembut sampai ke kulup.

Bagai panas membakar setiap pori, dorongan lahiriah nampak tak lagi terkendali dia merayap turun menciumi, menjilati, mengenyoti. Kenikmatan yang telah lama terpedam dan ku tahan, tak terkatakan tetiba lepas liar melalui rongga kemaluan.

"Uufffttt...."

"Cepat sekali keluarnya?" sorot mata dan geryitannya menandakan kekecewaan

"Efek lama gak dikeluarin, hehe" aku berusaha menggoda menepis kekecewaannya dengan menyempil hidungnya.

____

# Faustin Pov

"Beri aku nikmat" Dalam kesadaran yang masih mengambang ku meluapkan keinginan, dia membalas dengan senyuman.

Seperti kehilangan jati diriku yang selalu mengedepankan gengsi, ku tak menyia-nyiakan sedikitpun air kehidupan itu tertumpah. Ku hisap dan ku telan dengan rakus…tanpa sisa. Harapan yang begitu menjijikan yang tak akan pernah kukatakan dengan lisan bahwa aku mengharapkan penisnya segera menegang.

Namun... kekecewaan harus kembali kurasakan ketika dia menyudahi permainan dengan perkataan "Besok saja ya?"

Aku tidak tahu harus berkata apa, aku tidak bisa membohongi rasa kecewa. Tanpa kata-kata aku berdiri diam menatap matanya.

"Aku gak ingin kesalahan masa lalu yang kulakukan padamu terulang lagi"

Tak sadarkah dia siapa diriku saat ini? Lupakah dia apa hubungan saat ini? Ku kunci mulutku ini, ku tahan air mata ini, menatap bola matanya dengan intensitas tinggi silih berganti kanan dan kiri

"Jika memang melakukan, itu harus dengan kesadaranmu yang gak mengambang Tin. Sekarang kamu masih mabuk, yuk bobo"

____

Informasi;
Part ini telah digorok. Ralat, maksudnya direvisi.

Btw banyak yang susah login go'gle ya?

Salto salto ajalah udah. Ciaaatttt 🤸‍♂️🤸‍♂️🤸‍♂️🤸‍♂️🤸‍♂️

Oh AdikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang