Eps, 27

197 15 5
                                    

Karena lelah badan dan banyak pikiran, aku bangun paginya malah kesiangan. Sebenarnya bukan itu satu-satunya alasan tapi emang dasarnya aku-nya saja yang minus kedisiplinan. Aku kesulitan bangun kalo enggak dibangunin orang.

Melek mata hampir jam 12 siang, bergegaslah aku mencari konter hape, tak sabar menunggu hape diperbaiki aku membeli hape second yang ada di konter itu. Ketika Hape baru kunyalain langsung ada panggilan masuk nomor tanpa nama dan langsung ku terima.

"Hallo" Suara Wanita.

"Ya Hallo, siapa ini?" Tanyaku karena sebagian kontak di hape lama tidak tersimpan di Gmail.

"Loh kok nanya? Ini Tante Natalie Fred, tante disuruh ibu nelpon kamu buat nanyain kalian udah sampek mana?"

"Maksudnya Tan??"

Tante Natalie kemudian menjelaskan bahwasanya dia sebelumnya sudah mengabari Faustin kalau saudara sepupu kami si Dewi alias 'wikwik' akan menikah dan menginginkan kami pulang.

"Lah, bukannya Dewi baru lulus SMA ya Tan?" tanyaku ceplos.

"Udaaah kamu gak usah nanyain itu Fred, kalian sudah sampek mana? Nomor Faustin gak bisa di telpon"

"Anu Tan ini... kami dah sampek Cilegon, hape Faustin lowbet" Jawabku bohong.

"Ohh Yaudah kalian hati-hati ya, nanti Tante sampaikan ke Ibu, biar ibu gak bolak-balik nyuruh tante nelpon kalian"

"Siap Tan"

Tentu saja aku benar-benar tidak tahu-menahu, karena Faustin tidak membicarakan apapun padaku, dan juga diantara aku dan Faustin memang daridulu yang lebih dekat dengan anggota keluarga adalah Faustin timbang aku

(Didalam keluarga, Aku dikenal acuh tak acuh, Slenge'an/liar jadinya urusan yang serius2 biasanya ngobrolnya ke Faustin timbang ke aku, contohnya kayak soal hutang bapak dulu, aku gak di kasih tau apapun tiba2 motorku dijual buat bayar hutang kak Aryana. Kata2nya kalo ngomongin masalah ke aku bukannya masalah selesai malah bisa tambah masalah, entahlah itu penilaian mereka)

Dari Informasi yang kudapatkan dari telpon tante Natalie barusan, akupun langsung menerka Faustin saat ini berada dimana dan aku langsung bergegas menyusulnya.

.

.

.

.

.

OTW Sore menjelang malam dengan Minibus Travel, dari Bekasi ke Lampung sampai di kampung halaman pada pagi sekitar pukul 09:30 WIB. Sesudah turun mobil ku lihat pintu rumah tertutup dan Suasananya sepi sekali.

"Bu, Ibu" Aku Mengetuk pintu beberapa kali tidak ada yang menyahut, aku menerka apabila Faustin benar-benar pulkam pastilah dia dan Ibu saat ini sedang berada di tempat tante Sofie yang mau hajatan. Ingin rasanya aku langsung bablas ke tempat tante sana yang letak rumahnya lumayan jauh berbeda kecamatan, tapi aku memilih untuk mencoba masuk rumah terlebih dahulu.

Ku cari-cari konci rumah di tempat persembunyian yang menjadi langganan ibu menaruh kunci dan ternyata kuncinya ada. Setelah berhasil masuk rumah aku langsung mengecek ruang kamar Faustin yang pintunya tertutup tapi tidak di kunci.

"Basah? syukurlah ini berarti dia benar-benar pulang" Aku lega dan senang rasanya saat ku pegang handuk yang tergeletak di atas kasur.

Mungkin Faustin lupa untuk membereskan handuk sehabis dipakai sebelum dia pergi dengan Ibu dan juga aku masih bisa merasakan aroma parfum Faustin yang tertinggal di kamar.

Ku rebahkan badanku sebentar di atas Kasur Faustin untuk melepas lelah setelah perjalanan jauh, sembari menghirup segarnya aroma parfum dia.

Tapi LOL! aku-nya malah bablas ketiduran di kamar Faustin sampek sore jam 17:30 baru melek mata. Hadeeuhhh bahlul!!!

Oh AdikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang