Eps, 17 🔞

3.7K 97 2
                                    

#Frederik Pov

"Udah sampek ko?" Tanyaku, ketika sudah selesai meeting sedari otw pulang dari gedung pertemuan tadi aku tertidur di mobil efek macet parah.

"Belum, neh ngopi dulu" Johan nyodorin kopi dingin botolan, ku tengok sekeliling ternyata sedang berhenti di SPBU.

"Kenapa kau makek masker terus sejak tadi, gak pengap kah? Corona udah lewat kali" kata dia.

"Biar gak ketangkep polisi ko" jawabku.

"Memangnya kau buronan?"

"Ho oh"

Aku lalu menceritakan dengan jujur 2 kasus yang menjeratku.

"Ternyata bencoleng juga kau. Tenang saja kasus yang disini enggak mungkin dilaporkan, mantan bos-mu itu cuma ngegertakmu aja karena ketakutan sama keberanianmu" Johan open mind dan juga karena dia sendiri sering berurusan dengan polisi.

"Iya kah?"

"Iyalah, kalo dilaporin ke polisi udah dari kemaren-maren kau ditangkap, tenang aja kalaupun benar mantan bosmu ngelaporinmu nanti saya bantu urus" Johan bisa mencerna dengan baik ceritaku.

"Makasih ko, ohya ini nanti bablasin ke bekasi ya ko" pintaku.

"Oke..."

"Eh tunggu bentar ko" cegahku ketika dia mau melaju, aku turun sebentar untuk membeli martabak telor.

"Tengah malam makan martabak telor?" Basa-basi Johan setelah aku sudah masuk mobil lagi.

"Buat Faustin ko, koko mau?" Basa-basiku.

"Mau lah, kalo di kasih ya harus diterima" dia nyomot satu potong martabak sambil merenges lanjut ngemudi, dasar trik marketing cina haha.

Sambil nyemil sepotong martabak, aku berakali-kali buka hape melihat chatku sampai sekarang masih belum di read oleh Faustin.

"Udah tidur kali ya? Atau memang disengaja?" Gumamku sambil ku putar-putar gawaiku.

Sejak pindah kerja disini entah mengapa aku merasa tingkah Faustin aneh, bahasanya juga sering nyolot, mungkinkah karena dia tidak betah ikut kerja dibidang ini? Aku harap dia bisa bersabar dengan keadaan dan menungguku sedang berusaha, aku gaspol kerja begini demi merubah hidup agar menjadi lebih baik dari yang sekarang. Terlepas dari rasa terlarang ini, dia adalah keluargaku sendri yang sudah seharusnya aku bertanggung jawab penuh untuknya.

"Masih jauh ko?" Basa-basiku

"Bentar lagi nyampe, kau sambil hafalin aja jalannya, ntar juga papa pasti bakal sering menyuruhmu bolak-balik bekasi" kata dia

"Gampang soal itu, pakek Maps hape juga bisa ko" Jawabku.

"Maps di hape sering bikin orang keder Fred, kalo gak percaya tanya aja sama driver ojol"

______

#Faustin Pov

Aku memang bukan ahli psikologi, tetapi rasa aneh, curiga didalam hati memberi sinyal kedalam pikiran bahwa gelagat dan tatapan mata Devan tidak senormalnya tatapan mata seorang bos kepada karyawan.

"Tin," Koko Devan memanggil sekali lagi.

"Ya ko" sambil melangkah ke ruangan itu, ku tengok Folding gate depan.

Semakin mencuat rasa anehku, folding gate-nya tertutup rapat! Itu berarti suara Folding gate ditutup yang ku dengar di kamar mandi tadi bukan dari tetangga sebelah dong?

Aku mendekat ke ruangan kantor sana, berdiri di ambang pintu, ku lihat dia sedang duduk di kursi, melihatku datang dia senyum ngeliatin keseluruhan tubuhku.

Oh AdikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang