Eps, 26

498 25 7
                                    

# Frederik

Waktu terus berjalan, pada tengah malam nanti aku akan pulang, perasaanku senang karena pekerjaan telah selesai tanpa hambatan, uang pun sudah berada di tangan tetapi aku merasakan was-was dan juga bimbang.

Kebimbangan bermacam-macam menumpuk dipikiran terutama soal penghianatan yang telah aku lakukan. Aku teringat akan pertanyaan Faustin tentang merek Parfum yang tidak bisa ku jawab kala itu. Semua ini memang hal sepele, tetapi Faustin sangat hobi parfum, dia cukup analistis dan kritis yang mungkin saja dia akan mempertanyakan kembali maupun memintaku untuk menemaninya membeli parfum itu.

Saat itu aku tidak bisa menjawab pertanyaan Faustin soal parfum karena wangi parfum itu sebenarnya berasal dari tubuh Bang Farhan yang menempel ke tubuhku.

"Bang Fred, melamun aja nih?" Para kuli-kuli menyodorkan segelas minuman ke depanku yang mana sedaritadi aku duduk bersama mereka, smoke sambil melamun.

Sepulang dari jakpus aku memang berkumpul dengan para kuli-kuli di jaktim terlebih dahulu untuk membayar gaji ke mereka sekaligus sedikit menaktir jamu (miras) untuk mereka.

"Ya bang" jawabku mengambil gelas itu lalu kembali merenungkan segala hal. Terlintas didalam pikiranku untuk segera membenahi apa yang sudah aku lakukan didalam hubunganku ini. Memperbaiki yang telah ku awali dan yang telah aku khianati sendiri.

"Met malem Bang, lagi dimana?" Aku mengetik dan mengirimkan pesan kepada bang Farhan.

Ku tunggu sampai 3 menit tidak ada balasan, terpaksa aku mengesampingkan etika untuk langsung mengetik tentang tujuanku yang sebenarnya.

"Bang, boleh tau merek parfum abang? Belinya dimana ya?"

Aku berniat membelikan Parfum itu untuk Faustin.

Dan apabila bang Farhan membalas pesanku, aku akan melanjutkan topik yang akan aku katakan yaitu tentang pembatalkan proyek di bogor.

____

# Faustin

"Wah..." Bang Farhan senyum-senyum sendiri dengan hapenya.

Mereka berdua (Johan&Farhan) mengajakku makan di restoran. Dan saat ini di meja makan hanya ada aku dan Farhan saja, si Johan sedang pergi ke toilet.

"Kenapa ya bang?" Aku menegur Farhan. Soalnya sedari siang sampek sekarang Farhan masih ngeliatin aku terus. Siapa coba yang bakalan gak merasa risih selagi nyendokin makanan ke mulut diliatin mululu? Pasti risih kan?

"Engga kenapa-napa kok, saya perhatikan wajah dan bodymu benar-benar mirip sama abangmu ya? Ganteng loh..." katanya.

"Mmm... biasa aja kok bang gak ganteng"

"Serius tau, kelen mirip banget gantengnya"

"Namanya juga kami kembar identik bang, hehe" Jawabku.

"Hmm yayaya, lucu juga nih abangmu tiba-tiba Chat begini ke saya" kata Bang Farhan masih sambil senyum-senyum ngeliatin aku. Sejujurnya kalo diperhatiin senyuman bang Farhan ada manis-manisnya juga sih :D

"Tentang kerjaan ya bang?" Tanyaku mengklaim.

"Bukan kerjaan, dia nanyain merek parfum" jawab Bang Farhan lalu di sambung oleh Johan yang sudah datang ke meja sambil mengusap pundak Farhan dan mengendus tubuh Farhan "Mmm... wangi sekali  abangkuh..."

"Sue kau!"

"Hahaha... mungkin si Fred nanyain merek Parfum karena ketagihan sama wangi lo" kata Johan ke Farhan.

"Yo'i... tapi bukan Parfum yang lagi gua pakek sekarang anjir!" Farhan menjawab Johan, mereka berdua ketawa-tiwi yang membuatku menjadi penasaran maksud perkataan mereka tetapi aku gak berani menegur. Aku mengalihkan perhatian dengan lanjut makan sambil membuka layar hape.

Oh AdikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang