Eps, 12

1.2K 81 1
                                    

Menatap indahnya rembulan malam bersama-sama hingga waktu nyaris tengah malam, suara-suara jangkrik saling berdendang di sahut suara-suara katak berlomba-lomba mengeluarkan suara terbaiknya di persawahan.

"Sudah malam nih Tin"

"Iya"

"Balik yuk"

"Um"

Sambil berpegangan tangan kami melangkah ke arah motor masing-masing.

"Ke wayang yuk Tin" ajakku setelah ku baca chat dari semua kawan-kawan, mereka menantikan kehadiranku.

"Aku balikin motornya Alvin dulu" katanya

"Oke, nanti aku menjumputmu"

"Memangnya sekarang kau mau kemana?"

"Ini diminta ngejemput Ikbal" jawabku

"Kenapa minta dijemput?"

"Ban motornya bocor katanya"

"Kayak gak ada temen laen aja," Gumam Faustin.

"Mmm... kamu cemburu ya?" Ledekku.

"Cemburu apa, yaudahlah kau gak usah jemput aku. Nanti aku ke wayang bareng Alvin aja"

"Mm... Oke deh, kita bertemu di rumah ikbal nanti ya" Pungkasku

Dia mengangguk kemudian pergi terlebih dahulu mengendarai motor seorang diri sedangkan aku capcus dibelakangnya.

___

Sukses menjemput Ikbal, kawan-kawan semua sedang berkumpul di rumah Ikbal, si Ikbal ini tetangga desaku sangat dekat dengan rumah H. Gofur yang sedang menyelenggarakan kesenian wayang.

Kami kumpul di rumah Ikbal seperti sedang bernostalgia, berbincang-bincang biasa sambil ngoplos miras dan juga sebagian ada memakai narkoba.

"Fred, mau?" Salah satu kawan menawari barang, aku menolak.

Selama 10 bulan aku pergi kawan-kawan yang seumuran denganku sudah banyak yang bubar, ada yang pergi merantau, ada yang meneruskan kuliah ada pula yang sudah menikah dan yang lebih banyak kumpul sekarang kawan-kawan senior.

Pukul 01:30 kesenian wayang itu masih berlangsung sedangkan penonton ibu-ibu yang mambawa anak kecil banyak yang sudah bubar, tinggallah para bapak-bapak dan anak muda-muda sepertiku yang kebanyakan tidak menonton wayangnya melainkan hanya sebatas kumpul dengan kawan-kawan.

"Fred, wei! Ngelamun aje lu" Faisal iseng menepuk pundakku dari belakang.

"Kampret lo!" Umpatku kaget, yang sebenarnya aku melamun sedang menunggu Faustin belum datang kesini sejak tadi.

"Gimana Fred? lo udah baikan ama Faustin?" Tanya Faisal mambahas tentang tadi aku pulang ke rumah.

Tepat saat Faisal menanyakan itu ada salahsatu kawan bernama Okta datang ke rombongan kami.

"Fred, Fred, ada Frederik gak bang?" Dia terlihat tergopoh-gopoh.

"Ada, ini gua disebelah sini. Ada apa Ta?" Sahutku, Okta tidak melihatku karena didepan rumah Ikbal yang kami pakai berkumpul minim pencahayaan.

"Itu si Faustin Fred"

"Faustin kenapa!" Aku kaget melihat tampangnya panik seperti itu.

"Faustin lagi ribut"

"Hah! Ribut sama siapa! Dimana?!" Aku langsung berdiri dan kawan-kawanku pun ikut berdiri semua.

"Huff, huff, di perbatasan Fred, ribut sama Jordy" kata Okta dengan napas yang tersenggal-senggal.

Oh AdikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang