Bagian 5

123 19 0
                                    

Selesai kelas, Aeron membereskan barang-barangnya. Jam tangannya menunjukkan pukul 5 sore, hari ini dia tidak bisa mengikuti kelas teater karena kakinya yang luka itu.

Hanya tersisa dirinya didalam kelas karena dia memperlambat gerakannya, dia tidak dalam mood yang bagus. Sekarang dia bingung harus bagaimana keluar dari kelas dan pulang kerumahnya, kakinya sakit sekali. Ditambah dia harus berjalan keluar kampus sampa halte bus, untuk kaki yang sehat mungkin hanya membutuhkan 20 menit.

Aeron mencoba menelfon Jake, tapi tidak diangkat. Pesannya pagi ini tidak dijawab, bahkan dibaca saja tidak. Aeron sudah hafal. Walaupun semalam mereka sempat berduaan dan menghabiskan waktu bersama, Jake akan tetap menjadi Jake di keesokan harinya.

Aeron tidak mungkin menyuruh Heeseung menjemputnya, mereka berbeda universitas. Juga, pasti sekarang Heeseung sedang berlatih. Karena tidak ada pilihan lain, akhirnya Aeron mencoba berjalan. Ya mungkin ini akan membuatnya berjalan sekitar 40 menit ke halte bus.

Perempuan itu berjalan keluar kelas dengan kakinya yang pincang, dia sambil memasang lagu diponselnya supaya tidak bosan. Aeron berhasil berjalan sampai ke gerbang parkiran motor kampus, dan perjalanannya masih panjang.

"Hei, nona."

Aeron terkejut karena tiba-tiba ada mobil menghampirinya di pinggir trotoar. Seorang pria yang kelihatan berumur 25 tahunan.

"Sendirian saja?"

"Jangan ganggu aku," ucapnya lalu segera mempercepat langkahnya sedikit. Aeron mulai tidak nyaman.

Bukannya berhenti menganggunya, pria itu malah memberhentikan mobilnya dan sekarang dia ada dihadapan Aeron.

"Kakimu terluka, ayo aku antar kamu pulang. Atau kita bisa makan siang bersama?"

Tubuh Aeron tiba-tiba merasa tidak bisa bergerak, ini hal yang paling ia takutkan ketika berjalan sendirian. 

"Jangan ganggu aku!" ketusnya.

Pria itu tertawa lalu mendekat, "Nggak apa-apa, aku hanya ingin menemanimu pulang. Kamu sendirian kan? ayo," dia menggapai lengan Aeron dan menariknya.

Aeron mencoba memberontak, "Lepaskan! aku bilang jangan mengganggu ku! dasar pria sialan!"

"Jangan berteriak, nanti orang kira aku menculikmu gimana?"

"Lepaskan!"

"Hei hei, sudah kubilang jangan mengincar wanita sekitar kampusku."

Seseorang tiba-tiba datang membuat pria yang mencoba menarik Aeron itu berhenti, dia langsung membungkuk.

Aeron terkejut dengan siapa yang datang,"Hoon."

"Tuan muda—"

"Berisik, lepaskan perempuan itu."

"Tapi dia terlalu cantik untuk di sia-siakan, tuan."

"Ku bilang lepaskan," Laki-laki itu menarik lengan Aeron dan merangkulnya, "Dia milikku. Sekarang pergi, aku kan menyuruh mu ke Gangnam."

"Segera, tuan." 

Pria itu segera kembali masuk ke mobilnya dan pergi. Begitu mereka ditinggalkan, tubuh Aeron masih gemetar karena ketakutan.

"Haduh, merepotkan sekali," kata Sunghoon melihat anak buahnya pergi, lalu dia menoleh pada Aeron, "Kamu nggak apa-apa?" tanyanya. Tetapi tidak ada respon, mungkin dia ketakutan.

"Ae, kakimu terluka."

"Aku tau."

Sunghoon menghela nafasnya lalu menarik Aeron untuk duduk sebentar di pinggir trotoar, dia memberikan minum yang ada didalam tasnya, "Ini, maaf. Aku nggak tahu orang sampah itu benar-benar datang kesini."

Keep HER CLOSE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang