1

197 23 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Assalamu'alaikum!

Bakal langsung rame gak ya lapak ini hihihi.

Jangan lupa dukung cerita ini ya ❤️

Vote dan komennya Kakak

Siap kenalan sama Hakam dan Rubi?

Penasaran, di sini ada yang pernah suka sama sepupunya sendiri nggak?

Selamat membaca 💐

***

Banten, 22 Agustus 2018

"Dia kenapa sih, Bang?"

Shaka melirik orang yang ditunjuk gadis berjilbab di sebelahnya.

"Hakam?" tanyanya memastikan.

Rubi mengangguk, tangannya bergerak untuk mengolesi daging sapi dengan bumbu barbeque.

"Iya, adeknya Abang." Rubi membalik daging tersebut, lantas membalurnya lagi dengan bumbu. "Kalo aku samperin, udah kayak disamperin setan. Langsung kabur." sambungnya dengan kesal.

Shaka terkekeh kecil. Ia sedang membantu Jayed mengerjakan tugas. Katanya, supaya nanti pas pulang ke kota asalnya, ia bisa bersantai. Sedangkan adik sepupunya yang masih kecil-kecil, sedang bermain petasan di dekat taman. Tentu dalam pengawasan orang tua. Salah satu pembantu di sini yang mengawasi mereka.

Mereka sedang berkumpul di halaman belakang kediaman kakek mereka. Para orang tua sedang berada di teras rumah, mereka tengah membereskan tempat usai berkurban dibantu kerabat serta tetangga. Semua daging sudah dibagikan secara merata kepada masyarakat terdekat.

"Dia tau kamu bukan mahromnya." jawab Shaka menengahi.

Rubi menatap sebal adik sepupu yang usianya lebih tua darinya.

"Ya aku juga tau lah, Bang!" cebiknya.

"Tapi, setidaknya kita kan nggak berkhalwat. Ada kalian juga, kan." lanjutnya, seraya beranjak membawa nampan.

"Nih, Abang liat, ya." paparnya. Gadis dengan balutan baju kurung serta kerudung berwarna maroon itu beranjak menghampiri Hakam yang tengah memanaskan panggangan.

"Gue bantu panggang, ya." ujar Rubi berdiri di sebelah Hakam. Membuat pemuda itu spontan bergeser.

"Simpen di situ! Biar gue aja."

Rubi melirik sepupunya yang tengah mengipasi asap agar tidak mengenainya. "Biar cepet, Kam."

Hakam menaruh kipas di atas meja yang dipenuhi bahan-bahan masakan.

"Ya udah, lo aja sendiri." ujarnya seraya berlalu ke arah tikar yang ditempati Shaka dan Jayed.

Rubi menatap Shaka yang tengah menatapnya juga dengan senyum jahil. Ia berbicara lewat isyarat matanya seolah berkata. "Lo lihat kan, Bang?"

Shaka terkekeh di tempatnya, membuat Hakam mengeryit bingung.

"Kenapa?"

"Temenin tuh sepupu elo." titahnya.

Hakam memainkan ponselnya sambil selonjoran. "Sepupu lo juga kali."

"Iya, lah. Gue mengakui, apalagi cantik gitu."

BAHTERA HARU [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang