[ 06. ] Mas bintang!?

70 38 1
                                    

Mahes sedari tadi pusing tak karuan sambil mengoceh tak jelas hingga membuat rissa menatap heran pada lelaki itu.

"Udah sih ih! ngoceh ga jelas terus!" Sentak nya yang buat mahes berhenti.

"Ya gimana engga rissa!" Kini mata mahes melotot ke arah rissa gadis itu pun memundurkan badan nya karena mahes mencondongkan badan nya.

Untung lagi di lampu merah jadi ga bahaya. Kan gawat kalo posisi nya pada gini si mahes masih nyetir. Pulang pulang tinggal nama dah.

"Biasa aja ngeliat nya! liat tuh di luar banyak orang ntar di kira apa lagi" ujar gadis itu lalu mendorong tubuh mahes.

"Bodo!" Ketus lelaki itu. "Gue tuh pusing! ntar kalo mas marah ke gue gimana padahal kan yang mau pergi itu elu!"

Rissa hanya menghela nafas panjang tanpa membalas perkataan mahesa.

"Tenang mas ga bakal marah sama lo, pokonya beres gue yang ngomong nantu sama mas"

"Nah sekarang kita beli martabak dulu! tu di depan ada yang jualan nepi dulu" ucap rissa sembari menunjuk tempat martabak yang ia katakan barusan.

Setelah mahes menepikan mobil nya. Rissa turun dari mobil namun baru saja ia membuka pintu ia menoleh ke mahesa yang masih duduk.

"Ayok turun bang"

"Ngga lo aja sana gue tunggu disini" balas lelaki itu yang sudah sibuk dengan ponsel nya.

Kini rissa tengah menunggu pesanan nya. Tapi ekor mata nya menangkap dua orang yang seperti nya tidak asing.

"Wah bener bener ya ni orang orang"

Lalu rissa pun mendatangi dua orang itu.

"Dorr!"

"Anjir! ji bapak lo ji bapak lo!" Latah gadis  itu. Sambil menggebuk gebuk lelaki di sebelah nya.

Saat kedua nya menoleh mereka terkejut kala melihat rissa yang menatap mereka penuh selidik.

"Ohh...jadi ini kerjaan lo pada kata nya mau beli novel doang eh malah ngedate" rissa pun bekacak pinggang sambil nunjuk nunjuk gea dan aji.

Iya yang di liat rissa tadi itu aji sama gea.

"engga gitu bulet, gue sama gea tadi emang nyari novel abis itu dia di telfon bapak nya minta di beliin martabak yauda gue anterin sekalian" aji yang tak mau kalah pun juga menunjuk nunjuk rissa.

"Gue gibeng lo manggil gue bulet lagi ji" kesal gadis itu karena ia sejak pertama kali mengenal aji. Pemuda itu selalu memanggil nya bulet. "Halah banyak alasan, oke fine tapi awas ya besok ada berita 'gea sama aji jadian di tempat jualan martabak' awas lo pada!"

"Dan lo ge ati ati ama ni orang!" Setelah mengocehi aji dan gea rissa pun membayar pesanan nya yang sudah jadi.

Tanpa di sadari gadis itu mahes yang berada di dalam mobil tertawa melihat pertengkaran anak remaja itu.

"Gila berani juga ternyata dia!"

Kemudian mahes langsung berhenti tertawa kala rissa sudah masuk ke mobil dan meletakan martabak nya di kursi belakang.

"Ngapain lo tadi?" Tanya mahes pura pura tidak tau.

"Gak! urusan anak anak orang gede ga boleh tau" ujar rissa dengan nada mengejek.

"Suka suka lo aja dah" balas acuh mahes padahal dalam hati nya ia mentertawakan kejadian tadi.

🍃

Sesampainya di kosan mahes langsung berlari masuk ke dalam tanpa bicara apapun pada rissa.

"Woy bang mau kemana lo" teriak rissa tapi ia masih mengambil plastik berisi martabak tadi.

Blok 16 ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang