ME OR YOUR PAST

27- Penentuan

Pagi ini Jennie memang berniat pergi ke kantor perusahaan. Untuk menemui dan mengungkap semua pada pria yang telah membuat semuanya menjadi kacau.

Suara deru langkahnya bergelatuk. Tatapannya tidak lagi ramah dan ceria seperti biasa. Bahkan para karyawan yang biasa di sapa oleh Jennie seketika keheranan mendapat sekretaris bosnya itu nampak berbeda kali ini.

Dengan perasaan yang kacau, marah, emosi. Jennie memejamkan mata dan menghembuskan nafas sebelum masuk ke ruangan Jong In itu.

Ia harus mengungkap semuanya sekarang. Tidak peduli apa yang akan terjadi kedepannya. Jennie hanya ingin semua mendapat keadilannya masing-masing. Baik dirinya ataupun Taehyung.

Cklek....

Ia membuka pintu tanpa mengetoknya. Jong In yang melihat itu sedikit mengernyit bingung karena Jennie tidak biasa melakukan ini. Namun dirinya tetap menampilkan senyum sapaan untuk wanita kesayangannya itu.

"Hai, Jane"

Melihat raut wajah tak biasa Jennie, membuatnya kembali bersuara,

"Ohow? Ada apa dengan raut wajahmu itu? Apa Krystal membuat moodmu tidak baik lagi?" Jong In terkekeh.

"Ku rasa, tidak menerima tawaran dengan perusahaan ALEXANDER GROUP dan VJ COMPANY adalah keputusan yang benar"

Terdengar helaan nafas dari pria itu, "Tidak perlu khawatir tentang itu. Kau memutuskan yang terbaik dan aku percaya itu, Jane. Yang harus kita fokuskan sekarang adalah bagaimana mempertahankan produk kita agar tetap unggul dan di minati masyarakat"

"Tentu memang seharusnya"

"Aku benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran Taehyung dan apa yang di rencanakan bajingan itu" geram Jong In.

Diam-diam, Jennie mengepalkan tangannya. Namun ia masih berusaha mengendalikan diri.

Kemudian mengeluarkan sebuah amplop lalu meletakkannya di atas meja pria itu.

Jong In mengernyit bingung, "Apa ini?"

"Fungsi tanganmu adalah untuk membuka surat itu"

Tanpa lama-lama, Jong In segera membukanya, ia membaca teliti tulisan-tulisan disana.

"Surat pengunduran diri?"

"Jane? Apa maksudmu?" bingungnya sedikit tak suka.

Jennie mengedikkan bahu, "Sepertinya aku sudah terlalu muak untuk semua ini"

"Apa maksudmu? Bahkan kau tidak melakukan kesalahan dan aku pun---"

"Kau melakukan kesalahan, Jong In-ah" desis Jennie menekan.

Ia tak suka Jennie memanggilnya dengan nama itu. "Kau memanggilku apa?"

"Dan apa? Kesalahan apa yang membuatmu jadi seperti ini, Jane?"

"Apa kau benar-benar tidak menyadari kesalahan yang kau buat itu?"

Jong In terkekeh bingung, "Ohow, apa ini? Apa kau mencurigai diriku melakukan sebuah kesalahan yang fatal? Oh, atau karena kau bertemu dengan si pria bajingan itu? Dan dia memanipulatifmu? Benar-benar bajingan" decihnya.

"Jangan memanggilnya bajingan jika kau juga tidak jauh berbeda"

Jennie meraih handphone dan memutar sebuah rekaman video yang ia dapat dari Chaeyoung kemarin.

"Katakan pada Dongwon untuk menyuruh Taehyung segera mengambil pesanan alkoholnya."

"Baik. Lalu tugas kami?"

"Tarik dia untuk bermain kartu. Buat dia kalah dan meminum alkohol ini. Sudah ku campur dengan obat perangsang"

"Malam ini kalian harus benar-benar membuatnya merasa tak berdaya. Aku akan mengajak Jennie kesana nantinya"