23- Bukti kejahatan

1.6K 195 15
                                    

5 bulan kemudian...

Di ruangan yang bercat dominan abu-abu dan putih, terlihat seorang pria duduk dengan tatapan kosong menembus langit siang yang cerah. Laptop dan beberapa berkas-berkas penting di meja tak ia hiraukan. Hidupnya hampa, hilang, dan penuh kegelapan.

Kehilangan kembali sosok perempuan yang menjadi pasangannya sekaligus orang yang pernah Taehyung janjikan untuk menjaganya dulu. Ia tak pernah mengetahui keberadaan wanita itu. Jennie benar-benar memutus komunikasi dengan semua teman-teman yang berada di Korea, bahkan nomor ponselnya pun tidak aktif. Taehyung dan bahkan yang lain tahu, jika Jennie memang sengaja melakukan hal itu. Apa boleh buat?

Aktivitas yang ia jalani selama 5 bulan terakhir adalah hanya dengan merenung diri, pergi ke kantor seperti biasa. Raganya hanya sebagai syarat keberadaan seorang Taehyung, namun jiwanya hilang entah kemana.

Tak berselang lama, pintu ruangannya di ketuk dan hadirlah Jimin disana. Pria yang masih setia bekerja sebagai sekretaris dan yang selama ini selalu ada di samping Taehyung itu berjalan ke arah temannya yang masih melamun.

"Coffee" Jimin meletakkan kopi yang sengaja ia bawa untuk pria itu.

"Sedang tidak ingin, bawa kembali dan pergilah, Jimina" tolak Taehyung tanpa mengalihkan tatapannya.

Pria bermarga Park itu menggeram, berusaha menahan emosinya, "Apa kau akan terus seperti ini? Sadar dan bangunlah, Taehyung-ah... "

"Untuk apa bangun jika tidak ada Jennie disini... "

Jimin menghela nafas, "Jika kau masih terus seperti ini, apa yang kau dapatkan? Kau hanya akan terbebani dan terkurung dalam kegelapan"

Taehyung menatap Jimin marah, "Biar kan itu terjadi! Biarkan saja! Biar semesta membalas apa yang sudah ku perbuat pada Jennie!"

"Bukan hanya satu hal yang di rugikan, sialan! Dengan kau hanya merenung sepeti orang tak hidup itu juga membuatku terbebani. Selama ini aku memahami tentang keadaanmu, aku belajar dan mengalah dalam menghadiri rapat perusahaan yang seharusnya menjadi tanggung jawabmu. Lalu kau?! Hanya diam duduk dengan hanya menandatangani berkas-berkas itu! Setelahnya? Aku yang kembali melakukan semua sisanya!! AKU!"

Taehyung bangkit, "Pergilah jika kau lelah, Jimina! Tinggalkan semua tanggung jawabmu! Biarkan saja perusahaan ini jatuh dan roboh dengan sendirinya!" Ia menunjuk pintu keluar pertanda menyuruh Jimin pergi.

Pria itu menggelengkan kepalanya tak percaya, tangannya terus terkepal bersiap memukul temannya itu, "Enak sekali mulut bajinganmu itu berucap. Hanya karena Jennie pergi apa itu membuatmu menjadi bodoh dan merelakan semua impian yang sudah kita bangun selama ini dengan kerja keras? ITUKAH MAKSUDMU!!!"

"Orang-orang yang ku sayangi telah pergi, bahkan untuk kedua kalinya. Lalu untuk apa lagi menjalani kehidupan yang----"

Sebuah bogeman mentah di terima Taehyung sampai membuatnya menoleh. Jimin menetralkan nafas, "BODOH!! BAHKAN SEMUA KEADAAN YANG KINI TERJADI ADALAH AWAL DARI KESALAHANMU SENDIRI!! KAU MEMPERLAKUKAN JENNIE DAN MEMBUAT AKHIRNYA SEPERTI INI. DAN SEKARANG?! INGIN BERLAGAK BAHWA SEMUA TAKDIR INI TIDAK BERPIHAK PADAMU LALU MENGORBANKAN IMPIAN YANG TELAH KAU BANGUN??"

Jimin mencengkeram kerah jas Taehyung, memberi tatapan membunuh dan penuh amarah.

"AYO! PUKUL AKU, BUNUH AKU SEKALIAN! AKU SUDAH TIDAK INGIN HIDUP!!"

"SIALAN!!" Jimin menampar pipi Taehyung sekali lagi.

"Hidupmu puitis sekali. Dulu saat Jisoo meninggalkanmu, kau menyalahkan Jennie atas semua yang terjadi. Dan sekarang? Saat Jennie yang pergi. Apa kau ingin menyerah dan merelakan semuanya? Kenapa kau egois sekali, Taehyung-ah. Jangan merasa bahwa hidupmu saja yang suram!"

ME OR YOUR PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang