19. Permulaan.

7 1 0
                                    

Setelah pergi bersama Reyhan, Leta kembali ke tendanya dan bergabung kembali bersama teman-temannya. Senyum gadis itu tidak luntur barang sedikitpun setelah diantarkan Reyhan kembali ke tendanya yang lantas membuat teman-temannya heran.

"Lo kenapa deh?" tanya Intan heran melihat sahabatnya itu tidak berhenti tersenyum. Namun gadis itu hanya membalas dengan senyuman yang lebih lebar lagi. Membuat ketiga sahabatnya saling memandang satu sama lain sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya yang sedang kasmaran itu.

"Udah paham gue, paling karna Reyhan. Otw membucin sepanjang hari nih" ucap Putri sambil menghembuskan nafasnya. Perkataan itu lagi-lagi membuat Leta semakin melebarkan senyumnya.

"Jujur gue takut ngeliat Leta kaya gini, serem gaksih? ih ayok ah mending ngumpul ke lapangan" ajak Ajeng yang mendengar pengumuman untuk berkumpul dilapangan karena malam ini pada murid akan melakukan kegiatan Jurit Malam.

***
Kegiatan malam itu berlangsung dengan baik, seluruh murid telah berkumpul kembali diarea tenda. Ada beberapa insiden yang terjadi, mulai dari tersandung akar pohon hingga ada yang pingsan karena melihat sesuatu didalam hutan hingga harus digotong ke pos keamanan. Beruntung karena tidak ada kejadian yang menyebabkan sesuatu yang serius terjadi.

Malam ini semua duduk berkumpul membentuk lingkaran mengelilingi api unggun yang menyala ditengah-tengah mereka sembari menyantap makan malam yang telah disediakan sekolah, yaitu berupa Rice Bowl yang di pesan disalah satu Restoran langganan SMA GARUDA.

Tampak Sheila yang ditemani dayang-dayangnya sedang berusaha mencari perhatian Reyhan yang duduk disampingnya. Karena kebetulan mereka satu kelompok di acara Jurit Malam tadi. Sudah dapat ditebak apa yang dilakukan Sheila selama berlangsungnya kegiatan, hingga berakhir di api unggun pun masih saja tetap menganggu Reyhan. Seperti biasa, tidak ada respon dari cowok itu yang akhirnya membuat Sheila kesal dan membuang wadah Rice Bowl yang masih terisi setengah tersebut ke arah api unggun. Sontak satu lingkaran melihat kearahnya, saat itu tidak ada guru karena mereka sedang berkumpul di pos kesehatan untuk memantau anak-anak yang terluka dan pingsan saat jurit malam tadi.

Reyhan menatap tajam Sheila, tidak menyukai tindakan gadis itu. Sheila hanya diam dan tidak peduli dengan tatapan murid-murid seolah tidak terjadi apa-apa. Kemudian ia memainkan ponselnya santai, membuat para murid geleng-geleng kepala. Sudah tidak heran lagi karena gadis itu memang selalu membuat masalah dimanapun dia berada.

Leta bersama teman-temannya masih melihat kearah Sheila dan Reyhan.

"Gue masih bener-bener penasaran, si lampir itu kenapa ya sifatnya jelek banget?" kata itu terlontar dari mulut Ajeng.

"Sama kaya mukanya juga jelek" tambah Putri sambil menutup wadah Rice Bowl nya yang sudah kosong tanpa sisa.

Leta memicing melihat kearah Sheila, kalau dipikir-pikir benar juga. Ada apa dengan dia mengapa selalu saja bertindak gila.

"Sakit jiwa kali" ucap Intan asal, yang langsung ditatap oleh ketiga sahabatnya bersamaan. Lantas seketika Ajeng dan Putri tertawa mengiyakan apa yang diucapkan oleh Intan barusan. Memang cocok melihat kelakuan cewe itu yang tidak normal jika marah.

Tampak Reyhan berdiri dan menghampiri gadisnya. Kebetulan para murid lain juga sudah banyak yang kembali ke tenda masing-masing. Melihat itu, Putri, Intan dan Ajeng langsung mengambil langkah juga untuk kembali ke tenda masing-masing. Leta berdiri dan tersenyum manis kepada Reyhan yang membuat cowok itu juga ikut tersenyum melihat tingkah gadisnya yang sangat lucu.

Jam sudah menunjukkan pukul 00.30, kedua sejoli itu masih duduk sambil melihat hamparan bintang yang ada di langit sana. Reyhan dan Leta kembali lagi ke tempat dimana Reyhan mengajaknya tadi. Leta pikir sayang sekali jika tidak dinikmati lebih lama, terlebih lagi itu adalah hasil kerja dari Reyhan sendiri.

SalletaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang