2. Berbeda.

85 4 0
                                    

Leta sedang berjalan menuju parkiran sekolahnya, dia akan pulang bersama Reno hariini. Bel sekolah telah berbunyi 10 menit yang lalu, mungkin Reno masih ada urusan, pikirnya. Leta memutuskan untuk menunggu di dekat mobil Reno, dan memilih untuk duduk di pembatas tanaman sekolahnya yang tebuat dari semen sambil memainkan ponselnya.
Selang beberapa menit, terdengar suara langkah kaki dan tawa beberapa gadis di telinganya, dia sudah menebak itu siapa, tidak penting, pikirnya. Dia kembali memainkan ponselnya tanpa menghiraukan geng tersebut yang sepertinya menyadari keberadaannya dan berjalan kearahnya.

"Wah wahh, ada yang lagi nungguin pelindung nya nih" Cindy bersuara,dia berdiri di samping Sheila yang kini telah berada dihadapan Leta. Dengan memutar matanya malas, lantas dia berdiri dan hendak beranjak untuk meninggalkan sumber masalah didepannya saat ini.

"Eitss, mau kemana lo?! kabur?! hah?!" Sheila menarik seragam Leta yang sontak membuat Leta menghempaskan tangan Sheila dari seragamnya dan memandang Sheila dengan tatapan nyalang.

"Uwuuu, takut dehh hahahaha" tawa mereka saat mendengar ucapan dari Karin.

"Mau apa lo?" tanya Leta langsung sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Sheila maju, mengikis jarak antara mereka dan langsung menjambak rambut Leta begitu saja. Leta meringis, kepalanya terasa perih sekarang. Dia berusaha melepaskan tangan kotor itu dari kepalanya.

"Lo ga punya malu, hah?!" bentak Sheila sambil terus menjambak Leta yang kini meringis.

"Apaan si, lo gila ya, hah?!" Leta menyikut perut Sheila saat itu juga, dan sontak saja Sheila melepaskan tangannya dari rambut indah miliknya, kepalanya sungguh panas akibat tarikan dari Sheila. Sangat sakit.

"Lo masih berani sama gue?!" Sheila berang karena sakit diperutnya, dia melangkah dan kembali mendekati Leta, dan berhenti saat melihat Leta maju kearahnya.

"Siapa lo?!" Leta tidak bisa diam begitu saja tentunya. Tidak memperdulikan rasa perih dikepalanya.Apa-apaan ini, dia bahkan tidak merasa memiliki masalah apapun dengan wanita gila dihadapannya ini. Dasar sinting!

"Masalah lo apa sama gue?! coba jelasin ke gue apa yang bikin lo giniin gue!" tanya Leta santai sambil menatap Sheila yang tersenyum meremehkan kearahnya.

"Hahahahah..." tawa Sheila yang membuat Leta tertawa sekilas.

"Keknyo lo bener bener sakit jiwa, mending lo pulang! periksa kewarasan lo, Stop gangguin gue, gue bukannya takut sama lo.nggak.sama.sekali!" tegas Leta diujung kalimatnya

"Kalo lo mau cari masalah sama gue, lo salah tempat. Gue cuma gamau bermasalah diakhir masa sekolah gue. Gue harap lo bisa inget apa yang udah gue lakuin ke Rara dulu. Jangan sampe nasib kalian bertiga sama kaya Rara. Gue ga jamin kalian bisa lulus disekolah ini tahun ini" pernyataan Leta sontak membuat Sheila geram.

"Berani beraninya lo ngancem gue?! punya kuasa apa lo? gatau malu banget lo ngomong kaya gitu ke gue, lo itu masalah buat gue, biang masalah, dasar bitch!"

"Kasar banget mulutnya mbak" ucap Leta menyeleneh sambil tersenyum mengejek, Sheila mendorong Leta hingga terduduk dilantai.

"Aww, bener-bener gila ni cewek!" ringisnya pelan saat melihat tangannya merah akibat menahan berat tubuhnya.

"Lo itu masa lalunya Reyhan, dan gue benci lo!" pernyataan Sheila barusan membuat Leta shock dan langsung mendongak menatap Sheila yang berjalan menujunya.

Bughh!!!

Satu tendangan lolos dari kaki Sheila, mengenai tubuh Leta saat itu juga, Leta meringis, perih.

"Gue benci lo, jangan sok polos! gue masih amat benci sama lo! lo udah rebut Reyhan dari gue kalo lo lupa. Lo rebut semua perhatian dia untuk gue. Lo itu perusak!murahan!gak punya harga diri! bitch!"

SalletaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang