17. I need my girlfriend!

12 2 0
                                    

Sudah tiga hari gadis cantik berambut sebahu itu beristirahat penuh dirumah sakit, rasanya jenuh sekali hanya duduk di jendela melihat luar rumah sakit bertingkat tujuh ini. Beristirahat dengan hanya berbekal novel yang juga sudah habis dibacanya secara tuntas, membuat gadis itu ingin segera cepat pulang kerumahnya saat ini juga.

Kondisi gadis itu sudah jauh lebih membaik, luka-luka di tubuhnya pun sudah mengering dan memar-memar sudah mulai menghilang. Gadis itu pun sudah bisa berjalan lancar dan berteriak kencang saat sang kakak membuatnya kesal. Namun lagi-lagi, Raffi terlalu khawatir padahal jelas jelas dirinya sudah jauh membaik.

'Ceklek'

"Sore balik kerumah, mau?" tanya Raffi yang baru saja dari ruangan dokter.

Mata Leta berbinar penuh bahagia dalam sekejap. "SERIUS BANG??!!" tanyanya antusias, dan dibalas anggukan seadanya oleh sang Abang

"PUJI TUHAN! Akhirnya gue udah boleh balik. Kenapa ga sekarang aja sih?" tanya Leta, karena dirasa pulang sekarang lebih baik daripada nanti, toh sama saja bukan.

"Yaudah 2 hari lagi" jawab Raffi

"Ngeselin lo!" kata Leta kesal sambil cemberut,

"Gue daritadi cuma duduk disini doang, udah hampir 2 jam. Bosan banget" jelasnya lagi, gadis itu lalu menatap ke luar rumah sakit kembali tentu saja dengan wajah cemberut.

"Oh ya?" kata Raffi agak tengil, bisa-bisanya cowok itu menjawab seperti itu. Dasar!

"Sosok menyebalkan!" umpat Leta pada cowok berpakaian rapi dengan kaos putih polos dibalut jas hitam dengan celana berwarna senada, Leta baru saja menyadarinya

"Habis dari kantor?" tanya Leta, dibalas anggukan oleh Raffi

"Cepat amat baliknya"

"Lo gak liat jam?" tanya Raffi.

"Enggak" jawab Leta seadanya karena memang tidak ada jam didalam ruangan itu.

"Mending lo sekarang prepare, biar langsung balik" kata Raffi lagi

"Oke tuan muda!" jawab Leta semangat, dan langsung berdiri untuk memasukan barang-barang yang di gunakannya selama beberapa hariini. Tidak banyak, hanya beberapa skincare dan bodycare, novelnya yang sudah habis dibaca, dan beberapa baju kotor miliknya.

****

Masih dengan kekhawatiran yang sama, tiga orang perempuan yang kini berkumpul dikamar milik salah satu dari ketiganya itu terus saja membuat spekulasi sendiri tentang bagaimana keadaan sahabatnya yang sudah hampir seminggu gadis itu tidak ada kabar sama sekali. Intan, Putri dan Ajeng masih berkutat dengan pemikiran mereka masing-masing.

"Kita harus datengin rumah Leta lagi hari ini" ucap Intan yang langsung membuat kedua sahabat nya menoleh.

"Tapi kita udah tiap hari kesana ntan, buktinya gaada petunjuk atau tanda-tanda kalo dia ada disana" jawab Ajeng

"Kita ga mungkin kaya gini terus guys. Kita gatau gimana keadaan Leta, dia baik-baik aja atau nggak kita gaktau" ucap Intan masih dengan nada khawatir

"Feeling gue nyokap bokap Leta udah pulang deh, coba kita hubungi ke situ aja kali ya?" saran Putri

"Bentar, gue- "

'Drttt...'

Nomor Tidak Diketahui

Intan mengernyit heran saat tiba-tiba saja ada nomor asing yang menelepon nya, pasalnya gadis itu paling tidak suka mengangkat nomor yang tidak ia kenal, Intan menatap Putri dan Ajeng bergantian.

"Angkat coba, Ntan" saran Ajeng, setelah mendapat anggukan dari Putri gadis itu langsung merealisasikan apa yang dikatakan Ajeng dan tidak lupa untuk me loudspeaker panggilan tersebut.

SalletaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang