5. Amnesia.

64 3 0
                                    

Keadaan di kantin saat ini lumayan sepi. Hanya ada beberapa rombongan siswa yang berada didalam kantin, mungkin saat ini proses pembelajaran sedang berlangsung dengan baik, sehingga meminimalisir aksi 'ngantin yuk' saat jam kosong.

Leta sudah bergabung bersama teman-teman nya yang sudah kesal menahan lapar akibat menunggu kedatangan gadis bermata hazel itu. Bagaimana tidak? Gadis itu hampir 25 menit membuat mereka menunggu, Untung saja pesanan mereka datang 5 menit sebelum Leta datang, entah apa saja yang dilakukan gadis itu hingga selama itu hanya untuk ke loker, berganti pakaian bukan, makan ditempat lain bersama Reno juga bukan,dipanggil guru? oh mungkin lah. Ah sudah lah yang penting saat ini mereka harus segera makan! Kebiasaan mereka adalah mereka tidak akan makan jika semuanya belum berkumpul, kecuali ketika salah satu diantara tidak sekolah atau tidak ikut bergabung.

Leta tersenyum melihat teman-temannya yang sudah memasang tampang lapar ini, ah lebay sekali , memang ini sudah pukul berapa sehingga mereka bisa kelaparan hingga seperti ini. Dasar kaum lebay!

"Kalo gue ga dimaafin, kita gaboleh ada yang makan. Titik!" kata Leta sengaja memperlambat waktu mereka untuk segera menyantap makanan yang berada dihadapan mereka masing masing.

"..iya iya kita maafin, lagian kapan si kita ga maapin lo? Ga pernah hellaaww! padahal elu paling sering bikin salah sama kita-kita" ucap Intan sambil mencicip kuah bakso hasil racikannya tadi dan menambahkan satu sendok sambal cabe lagi kedalamnya. Mereka akhirnya makan, sebelum makan mereka berdoa dan meminum air putih terlebih dahulu.

"Ntan, tadi loh udah bikin tiga sendok gilak, ngapain lo tambah lagi? Ih kalo lo diare gue ga mau ya disusahin sama lo!" peringat Ajeng sambil meneguk salivanya , dia membayangkan bagaimana rasa bakso milik Intan itu sekarang.

"Abis ga pedes pedes daritadi, .. nah ini baru pedes!" kata Intan lalu mencicip kuah bakso nya lagi.

"Ntan, biasanya tu pedesnya muncul waktu ditengah tengah sama akhir. Kalo lo nyicipnya sekarang aja udah pedes, gimana nanti waktu abis? Gue ga yakin lo sanggup ngabisin itu makanan" kata Leta ngeri sambil mengunyah makanan nya.

"Bawel..bawel.. lo Put? ga ikutan bawel juga?" tanya Intan tak berminat pada Putri, Putri menggeleng tanpa mengalihkan pandangannya dari makanan yang dianggapnya lebih menarik daripada ketiga orang yang sedang menatapnya itu dan memilih melanjutkan aksi makannya. Perlu diingat, Putri tidak bisa diganggu ketika sedang makan! Apapun yang terjadi saat dia sedang makan, maka dia akan tetap makan. 'perut nomor satu'. itu motto hidup Putri, katanya.

* * *

Setelah selesai menghabiskan makanan mereka tadi, mereka segera kembali ke kelas untuk secepatnya mengganti pakaian mereka. Walaupun setelah ini bel istirahat berbunyi, mereka lebih memilih mengganti pakaiannya sekarang daripada harus berdesakan di toilet yang pasti akan penuh oleh murid perempuan, baik yang memperbaiki penampilan, memakai pemerah bibir, memakai bedak, menyemprotkan parfum, atau sekedar berfoto di kaca besar toilet.

Tepat sekali, ketika mereka telah sedang mengganti pakaian mereka, bel istirahat berbunyi nyaring di seluruh penjuru sekolah.

"Nah lo, mampus auto desak-desakan ini, cepetan keluar yuk!" ajak Intan lalu menghentikan aksinya yang tadi sedang meratakan sedikit liptint yang dipakai pada bibirnya agar terlihat lebih fresh, begitu juga dengan ketiga sahabatnya. Sudah ada beberapa siswi yang masuk ke toilet untuk melakukan apa yang biasanya mereka lakukan.

Mereka segera keluar dari toilet dan berjalan kearah kelasnya, mereka bergurau sesekali dan tertawa geli saat melihat Ajeng yang begitu lebay saat memuji Oppa Korea nya. Siapa lagi jika bukan Sehun dan Suho. Member EXO yang sedang booming booming nya di dunia, terutama Indonesia. Terlebih lagi beberapa waktu lalu mereka baru saja mengadakan konser di Jakarta, dan Ajeng ikut tentunya.

SalletaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang