Reyhan baru saja membuka matanya dan mendudukan tubuhnya sambil mengacak-acak rambutnya setelah mendengarkan bunyi jam alarm miliknya yang menunjukkan pukul 05.30. Laki-laki itu langsung bangkit dari tempat tidur nya dan bersiap siap untuk kesekolah.
Tak butuh waktu lama, Reyhan turun ke lantai bawah setelah selesai membersihkan dirinya dan mengenakan seragam sekolahnya. Reyhan menenteng tas sambil mengacak rambutnya yang masih belum kering sepenuhnya, segera dia menuju ke meja makan untuk sarapan bersama orangtuanya dan adiknya yang telah duduk manis di kursi mereka masing masing.
Mereka tiba di Jakarta semalam, setelah teleponan dengan Leta, Reyhan langsung menjemput mereka dari Bandara. Mereka hanya menjenguk Reyhan di Jakarta, dan sekalian untuk bertemu dengan sahabat lamanya. Sudah lama kedua orangtua Reyhan itu tidak bertemu dengan sahabat lama nya. Reyhan cukup senang karena orang tuanya masih bisa untuk di ajak berkumpul bersama, walau tidak sesering mungkin.
Obrolan singkat menyelimuti suasana sarapan di keluarga itu, dentingan sesekali dari sendok yang terdengar saat hening , atau sesekali Reyhan yang bertanya soal pekerjaan mereka yang memang cukup membuat mereka sangat sibuk hingga sulit untuk sering kembali ke Jakarta.
"Rey, mumpung Mama sama Papa di Jakarta. Nanti malam ikut kita ya kerumah sahabat Mama sama Papa. Soalnya kita udah lama banget ga kesana, hampir eumm... 7 tahun ya Pa?" ucap Lessy tampak berpikir lalu menatap Reyhan dan Bara, suaminya bergantian.
"Itupun waktu kamu masih kecil Rey." tambah Bara Papanya setelah mengangguk sekali.
Reyhan hanya mengangguk singkat lalu melanjutkan makannya, tidak ada salahnya juga lelaki itu mengenal sahabat dari kedua orangtuanya. Hitung hitung berterimakasih dan berkenalan dengan mereka karena sering membantu perusahaan milik kedua orangtuanya.
"Rey berangkat." pamit Rey lalu bangkit setelah selesai memakan sarapannya dan menyalim kedua orangtuanya.
"Bang ikut dong gue" ucap Rendy yang baru saja selesai meminum susunya. Reyhan mendelik malas.
"Sendiri." ucap Reyhan lalu langsung berlalu begitu saja tanpa mau mendengarkan protes adiknya itu.
"Abang tu pelit banget sih Ma" kesal Rendy
"Kan kamu bawa motor, ngapain nebeng Abang?" Ucap Mamanya sambil mengulurkan tangannya saat Rendy bangkit dan menyalim dirinya dan Bara.
"Emang dasar abang pelit, sok cool! " cibir Rendy sambil bangkit berdiri.
"..Rendy pamit yaa byee" lanjutnya sambil meninggalkan kedua orangtuanya yang geleng-geleng kepala melihat sifat kedua anaknya yang memiliki sifat berbeda 180°.
"Ma, ada oleh oleh buat mereka kan?" tanya Bara
"Iya ada Pa, khusus buat mereka. Buat anak anaknya juga ada kok" Lessy tersenyum dan langsung dibalas dengan anggukan kecil oleh Bara.
"Pa, Sheila kok ga pernah main lagi ya?" tanya Lessy kali ini
"Mungkin sibuk Ma, tanya Reyhan dong, jangan tanya Papa. Emang Papa pacarnya apa?" ucap Bara sambil terus melanjutkan makannya, Lessy membelalakkan matanya mendengar jawaban dari suaminya itu.
"Astaga Papa!" Ucap Lessy lantas memukul Bara pelan , sedangkan Bara tersenyum jahil sambil menaik turunkan alisnya.
*****
"Rey..."
Sebuah suara membuat Reyhan yang baru saja keluar dari mobilnya lantas menoleh ke arah suara tersebut.Terlihat Sheila yang sedang berlari kecil menuju ke arah nya.
"Ih, kamu aku panggilan dari tadi juga" kesal Sheila sambil menggandeng tangan Reyhan
"Emang ga denger?" tanya Sheila lagi, Reyhan hanya menggeleng singkat sambil memandang ke arah jalan didepan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salleta
Teen FictionSalleta Clarissa Herlang. Perempuan cantik dengan mata hazel yang indah, alis yang tebal, bulu mata yang lentik natural, pipi berisi yang menggemaskan dan rambut hitam lebat bersinar sebahu dengan badan yang semampai dan kulit putih bersih. Dia sung...