Malam ini, diruang tamu yang cukup luas dengan dinding berwarna Peach dan sofa yang berwarna senada serta karpet lantai berwarna Cream dengan dekorasi klasik namun tampak elegan itulah kini Leta dan Raffi berada, sang Abang yang sedang asik bermain game online diponselnya dan Leta yang sedang fokus menonton televisi dengan remot di tangannya , mereka duduk dalam satu sofa panjang menghadap ke arah televisi dengan kaki yang sama sama di lipat diatas sofa. Mereka hanya berdua dirumah , kedua orangtuanya sedang berangkat ke luar kota, guna mengurus perusahaan mereka disana.
Saat sedang seru serunya menyaksikan film kesukaannya, tiba-tiba saja tivitas menonton televisi nya itu terganggu karena suara setengah teriak yang dikeluarkan dari mulut milik Rafi saat bermain game online di ponselnya itu. Abangnya itu banyak mengucapkan kata kata yang tidak diketahuinya, mungkin baru dia dengar, seperti 'epic' atau 'noob'. Apa jangan jangan abangnya itu sedang mengatainya?!
Gadis itu hanya menatap heran kearah abangnya yang tidak sadar bahwa suaranya sangat mengganggu ketenangan gadis itu dalam menonton. Dengan penasaran, dia mendekat dan melihat apa yang membuat abangnya itu berteriak teriak sambil mengucapkan kata kata aneh itu.
'game apaansih' desisnya sambil memperhatikan tokoh-tokoh anime yang bergerak didalam layar dengan bantuan kedua jempol abangnya.
"Woiii, bantuin gue woi, anjir itu di deket situ tu nah MANTAP!" Ucap Raffi dengan sedikit berteriak, Leta mengernyit heran dengan seseorang disampingnya ini.
"Ngomong sama siapa sih?" batinnya.
Leta tersenyum karna sebuah ide jahil muncul dibenaknya, dengan cepat dia mengambil ponsel Rafi secara kasar lalu melemparnya ke arah sofa lain diseberang mereka, kira kira jaraknya 3 meter dari mereka."Aihh, jangan ganggu dek. Elah gue bentar lagi menang ini!" Kesalnya sambil menjambak rambutnya lalu beranjak meraih handphonenya dengan cepat dan langsung memiringkan hpnya lalu menggerakkan kedua jempolnya dengan cepat pula.
'dasar tua gatau malu' batin gadis itu saat melihat Raffi kembali berkutat dengan ponselnya diseberang sana.
Karena merasa tidak puas dengan aksinya tadi, Leta mengambil ponselnya yang berada di atas meja di depannya, dengan cepat dia mencari kontak abangnya itu lalu
"Astagaaaa, siapa sih yang nelpon! Bangs-." katanya terhenti saat mengetahui bahwa Leta lah menelepon nya.
Dengan tatapan tak bersahabat dia melirik ke arah Leta yang sedang tertawa sambil memukul bantal sofa di pangkuannya, dan langsung menolak panggilan dari gadis itu saat itu juga.
"Aish! Jangan ganggu gue dulu dek .. Ahh!!" ucap Rafi kesal dan mengusap kasar wajahnya setelah itu kembali memainkan ponselnya.
"Makanya jangan berisik!" Ucap Leta setelah tawanya berhenti
"Bacot lo" kesal Rafi
Leta yang tidak terima di respon seperti itu langsung berdiri dan melempar kan bantal sofa ke arah Raffi dan tepat sekali mengenai wajah tampannya.
"Anj-."
"Apa?!" potong Leta saat Rafi ingin mengumpat padanya.
Gadis itu mengambil handphonenya lalu dengan segera dia menuju ke arah televisi , dan berpura-pura mematikan televisi, padahal bisa saja matikannya melalui remot, bukan Leta namanya jika tidak punya banyak akal. Setelah layar televisi mati, dia kemudian mencabut kabel penghubung Wi-fi dirumahnya lalu berlari dengan cepat ke kamarnya sambil menahan tawa, guna menghindari amukan abangnya.
Tawanya pecah saat sudah sampai dikamarnya, tidak lupa dia mengunci pintu kamarnya, dia tidak bisa membayangkan bagaimana kesalnya Rafi saat mengetahui bahwa kabel penghubung Wi-fi itu tidak lagi terhubung ke stopkontak, dapat di perkirakan bahwa besok pagi lelaki itu tidak akan mau untuk mengantar nya ke sekolah, Leta tidak peduli, dia bisa membawa motor kesekolah. Mudah saja baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salleta
Teen FictionSalleta Clarissa Herlang. Perempuan cantik dengan mata hazel yang indah, alis yang tebal, bulu mata yang lentik natural, pipi berisi yang menggemaskan dan rambut hitam lebat bersinar sebahu dengan badan yang semampai dan kulit putih bersih. Dia sung...