Leta dan Putri sedang berjalan menuju salah satu tempat makan dimana disana sudah ada Ajeng dan Intan yang sedang menunggu. Mereka habis menonton sebuan film yang baru saja rilis, mereka berpisah saat Leta dan Putri harus mengambil pesanan mama Putri terlebih dahulu.
"Let, lo ngerasa gak kalo Reno akhir-akhir ini beda banget?" tanya Putri pada Leta.
Leta terdiam sebentar, mencoba mengingat kapan terakhir kali ia bertemu dengan Reno.
"Emangnya iya?" tanya Leta tidak yakin.
"Gue ngerasa kaya gitu sih, dia jadi lebih mudah banget marah"
"Marah?" Putri mengangguk.
"Dia sampe nonjok Teddy, ketua kelas IPS 3."
Leta terbelalak saat mendengar ucapan Putri. Pasalnya, tidak mungkin Reno asal pukul kalau tidak ada sebabnya dan juga seingatnya Reno tak pernah mau mencari masalah di dalam sekolah.
"Emang Teddy ngapain dia?" tanya Leta, pasalnya Teddy hanyalah seorang anak kutu buku.
"Teddy cuma gak sengaja nyenggol Reno, soalnya dia lagi bawa buku anak-anak kelasnya. Gak tau kenapa Reno keliatan emosi banget. Untung aja Reza sama Dika langsung dateng." jelas Putri.
"Mungkin Reno lagi ada masalah, Put" ucap Leta.
"Iya kayanya gitu, coba lo ngomong sama dia deh. Soalnya dia itu nurutnya cuma sama lo." kata Putri.
"Iya ntar gue coba ajak dia ngomong baik-baik." jawab Leta.
Terlihat Ajeng yang sedang melambai-lambai ke arah mereka dari balik kaca restoran.
"Lo duluan deh Let, gue ke toilet dulu" kata Putri langsung berlalu.
"Kemana dia?" tanya Intan saat melihat Putri berjalan ke arah lain
"Biasa, toilet." jawab Leta saat ia telah mendudukan dirinya, dibalas anggukan oleh keduanya.
"Mas, menu nya dong" panggil Intan pada salah satu karyawan disana dengan melambaikan tangan.
***
Putri sedang sibuk mengetikkan sesuatu diponselnya, ia tampak gelisah pasalnya Akbar tidak bisa ia hubungi selama dua hari belakangan ini. Di sekolah pun, cowok itu sudah tidak pernah lagi menemuinya seperti biasa.
Kali ini ia coba untuk menelepon cowok itu, tapi tetap tidak ada jawaban. Pesannya yang kemarin belum juga di balas oleh Akbar padahal biasanya cowok itu selalu membalas dengan cepat. Putri hanya khawatir pada kekasihnya itu, takut bila terjadi sesuatu.
Putri mencoba lagi untuk menelepon, namun ia terkejut saat ada suara ponsel yang sangat mirip dengan ponsel Akbar. Mungkin hanya kebetulan, lalu tak lama seorang gadis keluar dari salah satu bilik toilet dengan menggandeng tas nya.
Saat Putri kembali menelepon, tiba-tiba saja bunyi suara ponsel itu kembali terdengar. Dan itu berasal dari dalam tas gadis tadi. Putri menatap gadis itu, lalu gadis itu hanya membalas dengan senyum.
"Maaf ya kak berisik, ponsel pacar saya. Dia lupa silent waktu nitip ke saya." ucap gadis itu sambil tersenyum.
Saat gadis itu hendak meninggalkan toilet, Putri kembali mendengar suara ponsel itu ketika ia mencoba menghubungi Akbar. Perasaannya sudah mulai tidak bisa ia kendalikan.
Ia mengikuti gadis itu, langkahnya berhenti ketika ia melihat gadis itu masuk ke dalam sebuah toko yang menjual perhiasan. Tubuhnya terasa gemetar secara tiba-tiba. Ia memberanikan diri untuk melihat lebih jelas agar ia tidak penasaran dan tidak salah menduga.
Putri tidak percaya dengan apa yang dia lihat, gadis tadi menggandeng seorang cowok saat sampai disana. Cowok itu membelakanginya sehingga ia hanya bisa menatap punggungnya, namun tubuh itu sangat Putri kenali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salleta
Teen FictionSalleta Clarissa Herlang. Perempuan cantik dengan mata hazel yang indah, alis yang tebal, bulu mata yang lentik natural, pipi berisi yang menggemaskan dan rambut hitam lebat bersinar sebahu dengan badan yang semampai dan kulit putih bersih. Dia sung...