Mobil Leta sudah terparkir di halaman rumahnya, ia bisa melihat mobil Reyhan yang juga terparkir disana. Leta memejamkan matanya sebentar lalu mengehela nafas kemudian keluar dari mobil dan mulai berjalan menuju pintu rumah.
"Rey?" panggil Leta saat ia melihat Reyhan yang duduk di ruang tamu. Reyhan tak menjawab, cowok itu hanya menatap Leta dari atas sampai bawah. Seperti memeriksa sesuatu.
Reyhan kemudian berdiri sambil menatap jam tangannya.
"Aku pulang." ucap Reyhan berlalu dari hadapan Leta.
Leta berbalik dan menahan lengan cowok itu. "Rey tunggu" ucapnya.
"Kamu ngapain kerumah?" tanya Leta, membuat Reyhan menatapnya tidak suka.
"Maksud aku, kamu ngapain kerumah kalo mau langsung pulang?"
"Mastiin kamu pulang dengan aman." jawab Reyhan, membuat Leta terdiam.
"Kenapa harus bohong?" tanya Reyhan dengan tatapan menusuknya, cowok itu sangat benci dibohongi.
Leta tertunduk dan melepas lengan Reyhan.
"Aku benci pembohong, Leta." ucap Reyhan penuh dengan penekanan.
"Maaf Rey"
"Darimana?" tanya Reyhan dingin.
Leta menatap Reyhan, bingung harus menjawab apa. Jika ia jujur, ia takut Reyhan akan lebih marah padanya.
Merasa tak mendapat jawaban, Reyhan menghela nafas sambil memejamkan mata nya.
"Aku pulang." ucap Reyhan kemudian berlalu. Leta sadar dia salah karna sudah berbohong pada Reyhan, padahal ia tahu jelas bahwasanya Reyhan sangat benci dibohongi.
Leta menatap mobil Reyhan yang mulai meninggalkan rumahnya, Reyhan pasti marah.
Leta memukul kepalanya pelan, menyadari kebodohan yang sudah ia lakukan. Dengan lunglai ia beranjak menuju kamarnya untuk beristirahat dan memikirkan cara agar Reyhan tidak marah kepadanya. Dirinya selalu saja membuat Reyhan marah, entah apa yang ada dipikirannya hingga tidak memikirkan Reyhan ketika bertindak.
***
Bunyi dering ponsel membuat Leta terbangun dari tidurnya, matanya menyipit dan menatap heran saat melihat nama Intan tertera disana. Tumben sekali gadis itu meneleponnya pagi-pagi begini, terlebih sekarang masih jam 06.30.
"Hallo" ucap Leta dengan suara khas bangun tidurnya.
"Let, Putri masuk rumah sakit. Lo cepet kesini sekarang."
"Hah? Rumah sakit mana?" Mata gadis itu terbelalak seketika, ia langsung mengubah posisinya menjadi duduk.
"Medika"
"Oke gue sekarang kesana Ntan." jawab Leta kemudian berdiri dengan cepat dan bersiap-siap, ia harus segera bergegas untuk ke rumah sakit secepat mungkin.
Setelah berganti pakaian, Leta mengambil kunci mobil dan cardigannya dan segera menuju ke rumah sakit.
***
Leta berjalan cepat mencari ruangan yang sudah Intan beritahukan, hingga akhirnya manik mata gadis itu menatap Intan yang sedang berdiri sambil bersidekap dada dengan wajah yang cemas. Mata gadis itu agak bengkak, sepertinya ia menangis.
"Ntan." panggil Leta, ia bisa melihat orang tua Putri yang juga ada disana sedang menunggu.
"Putri kenapa?" tanya Leta.
"Dia kecelakaan, Let." air mata gadis itu turun kembali. Leta terkejut bukan main.
"Keadaan dia gimana?" tanya Leta, Intan menatap Leta. Leta menangkap sesuatu yang tidak beres.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salleta
Teen FictionSalleta Clarissa Herlang. Perempuan cantik dengan mata hazel yang indah, alis yang tebal, bulu mata yang lentik natural, pipi berisi yang menggemaskan dan rambut hitam lebat bersinar sebahu dengan badan yang semampai dan kulit putih bersih. Dia sung...