20. Sakit.

10 1 0
                                    

Malam ini seluruh murid SMA GARUDA yang mengikuti Camping sedang mengadakan kegiatan barbeque-an bersama. Ada yang menyiapkan bahan, ada yang membakar, ada yang mempersiapkan tempat, dan ada juga yang sedang menyalakan api dari arang kayu yang mereka buat siang tadi. Reno dan teman-teman lelaki yang lain terlihat sedang memainkan gitar sambil menyenandungkan sebuah lagu, yang diikuti oleh teman-teman yang sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

"Lagu Dear Diary, dong Ren" pinta Angel yang duduk bersama dengan Leta, Putri, Intan dan Ajeng yang tak jauh dari posisi Reno. Mengenai Reno, cowok itu memang menghindari Leta beberapa kali saat gadis itu ingin menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Alhasil, Leta hanya bisa melihat cowok itu bahkan tidak memandangnya sama sekali sejak tadi.

Mata gadis itu kini tertuju kepada Reyhan yang kini duduk didepan tenda Sheila, mengingat ucapan Sheila di telepon tadi membuatnya menghela nafas. Matanya masih menatap Reyhan yang kini sedang membukakan tutup minuman untuk Sheila. Leta menatap air minum botol yang ada ditangannya, biasanya cowok itu pasti selalu membukakan botol itu untuknya. Namun malam ini ia melihat Reyhan memperlakukan Sheila begitu special.

"Nih makan." ucap Reza yang baru saja duduk sambil membawa dua piring yang berisikan bakso, sosis dan ikan bakar untuk teman-temannya.

'Tapi kini dia menghilang
Dan tak tahu entah dimana
Diaryku ku merindukannya
Pujaanku engkau ada dimana'

Lantunan lirik itu terdengar ramai saat hampir seluruh murid menyanyikannya.

"Makan let, dari tadi siang lo gak makan." ucap Putri membuat Reno menoleh sebentar menatap Leta, gadis itu menatap Reno yang tampak langsung membuang wajahnya. Leta mengangguk kemudian mengambil setusuk bakso dan memakannya, lagi-lagi ia melihat Reyhan memperlakukan Sheila dengan begitu baik.

Jangankan memperlakukan dirinya dengan baik, menanyakan keadaannya pun tidak. Memikirkan itu membuat Leta menghela nafasnya.

Makanan yang ada di dua piring yang diambil oleh Reza tadi seketika lenyap.

"Ambil lagi dong, Za." ucap Intan, membuat sang empunya nama menatapnya datar.

"Gue lagi?" tanya Reza, dibalas anggukan oleh seluruh teman-temannya.

"Sialan." umpatnya, kemudian berdiri untuk mengambil kembali makanan.

Tampak Leta sedang menggaruk-garuk tangannya tidak nyaman, tiba-tiba saja tubuh gadis itu terasa gatal. Ajeng yang menyadari hal itu menatap Leta bingung.

"Lo kenapa?" tanya Ajeng, gadis itu seketika terkejut saat melihat ruam-ruam merah dipipi Leta. Leta masih sibuk menggaruk lengannya yang kini terasa gatal.

"Pipi lo kenapa?" tanya Ajeng khawatir, membuat yang lain sontak menoleh. Leta kemudian berdiri dan berlari ke arah pohon yang tak jauh dari tempat mereka berkumpul.

'Uweekkk'

Gadis itu memuntahkan isi perutnya begitu saja. Ajeng, Intan dan Putri kemudian mendekat sambil mengusap-usap punggung gadis itu.

"Lo kenapa Leta?" tanya Reza yang ikut mendekat sambil membawa dua piring makanan ditangannya. Gadis itu menjawab dengan gelengan kepala.

"Ini baksonya dari apa?!" tanya Intan agak teriak kearah murid-murid yang sedang membakar makanan. Lantas membuat banyak pasang mata menuju kearahnya.

"Itu bakso ikan." jawab Angel, kebetulan gadis itu tadi ikut membantu mempersiapkan bahan.

"Astaga, Leta kan alergi ikan!" kata Ajeng, mendengar hal itu Reno langsung berdiri dan berlari mendekat kearah Leta.

Namun sesaat kemudian langkah cowok itu terhenti saat ia melihat Leta sudah berada dalam gendongan seseorang. Reyhan yang tampak khawatir dengan cepat membawa Leta ke tenda kesehatan untuk segera ditangani, diikuti oleh Putri, Ajeng dan Intan. Namun mereka dicegah oleh guru yang lewat dan menyuruh mereka kembali ke tenda karena akan ada pengumuman mengenai kepulangan besok.

SalletaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang