"Huaaaaaa...." teriak Leta di tengah keributan kelas yang melanda.
"Apasih let? tiba tiba teriak ga jelas kayagitu" protes Putri,teman sebangkunya sekaligus sahabat nya.
"Kelas ini berisik banget Put, pengen pindah kelas kalo kekgini ceritanya" ucapnya sambil memandangi isi kelas yang ricuh dengan ekspresi kesal.
"Kenapa gak dari kelas 10 aja lo pindahnya? sekarang lo udah kelas 12 ya mana bisa" balas Putri sambil menoyor kepala Leta, dia langsung meninggalkan Leta yang meringis atas gerakan tangannya tadi.
Masih dalam keadaan yang sama. Ricuh. Ribut. Pusinggg! Entahlah kelas yang duduki Leta ini memang kelas yg paling bobrok di antara kelas lain, dan kelas mereka sering menjadi sasaran para guru piket yang sedang berjaga karena kegaduhan yang sering terjadi di dalam kelas tersebut yang memancing emosi para guru yang mengajar disebelah.
"Yan lo ga bisa ya diemin ini kelas? jangan diem aja dong. Parah banget lo jadi ketua kelas!" teriak Leta kencang pada kalimat terakhir nya yg membuat kelas tiba tiba menjadi hening dan....RIBUT LAGI! Ian hanya diam , dia memang kurang tegas dan sangat santai akan apapun. Entah kenapa dia bisa dipilih menjadi ketua kelas dikelas seperti ini, sangat tidak pantas!
"Leta, kuping lo belum terbiasa sama keributan yang sudah terjadi selama dua tahun ini? "tanya Ian santai lalu mengangkat satu kakinya keatas meja.
"Nikmati aja" lanjutnya, kemudian memasang earphone ditelinganya. Leta merasa sia-sia berbicara pada cowok itu.
"Otak lo perlu di revisi kayannya!" kesal Leta sambil melempar kertas yang sedari tadi di remuk remuk nya, dan langsung saja membuat Ian membuka matanya melihat ke arah Leta kesal.
"Cerewet lo!" Ucap Ian langsung meninggalkan Leta menuju kantin
Watdefak! Batinnya.
Kelas yang Leta tempati adalah salah satu kelas dgn rating tertinggi pasti nya yaitu IPA.
Tapi ya begitulah , selalu ricuh, gaduh dan berisik, meskipun anak anak dikelas itu cukup mampu untuk bersaing ilmu diluar sana namun terlalu heran jika didalam kekacauan kelas tersebut terdapat banyak murid yg cerdas. Leta dan Ian salah duanya haha.
***
Leta pun menatap ponselnya yang bergetar karna ada chat yang masuk
"Duh, mana gue lagi mager" Ucapnya setelah membaca pesan dari Reno yang meminta Leta untuk ke kantin bersamanya nanti. Iya , Reno Ardi Putra. Sang Playboy yang selalu bergonta ganti pasangan dalam setiap semester. Dia mempunyai wajah tampan, alis tebal, hidung yang mancung, kulit sawo matang dengan badan yang tinggi dan tubuh yang pas. Yang disukai banyak wanita, tidak termasuk Leta pastinya. Namun seluruh sekolah mengetahui bahwa Reno memang menyukai Leta. sangat!
Tapi Leta menganggap Reno hanya sebatas teman, bahkan bagai Abang bagi nya. Karena dia selalu mampu menjaga dan melindungi Leta. Meskipun Leta tau perasaan Reno kepada dirinya melalui teman teman sekelas Reno yang selalu mengejek mereka ketika kedapatan bersama saat makan di kantin ataupun pulang bersama.
Walau sedang badmood Leta tetap mengiyakan permintaan teman lelaki nya itu, karena Leta selalu menjaga perasaan orang lain , sulit baginya untuk menolak ajakan atau permintaan seseorang yang dia kenal selagi ia mampu. Itulah yang membuat banyak orang nyaman didekat nya , terutama lawan jenisnya , termasuk Reno. Sang Most Wanted sekaligus Playboy sekolah.
***
"Cewek lo kemana emang?" tanya Leta kepada Reno yang sedang asik melahap soto ayam miliknya. Saat ini mereka telah berada dikantin
"Udah putus gue" jawab Reno santai sambil melahap makanannya
"Hah?! lo putus lagi?!" tanya Leta dengan ekspresi kaget
KAMU SEDANG MEMBACA
Salleta
Teen FictionSalleta Clarissa Herlang. Perempuan cantik dengan mata hazel yang indah, alis yang tebal, bulu mata yang lentik natural, pipi berisi yang menggemaskan dan rambut hitam lebat bersinar sebahu dengan badan yang semampai dan kulit putih bersih. Dia sung...