4. Satu Sekolah?!

71 3 0
                                    

Pagi ini, dengan tergesa-gesa, Leta melangkahkan kakinya menuju kelas untuk meletakan tasnya, karena sebentar lagi upacara akan dimulai. Ia beruntung hari ini karena tidak dikumpulkan bersama orang orang yang terlambat. Dirinya masuk kedalam gerbang tepat beberapa detik sebelum gerbang itu ditutup rapat oleh satpam penjaga sekolahnya. Dia menyumpah serapah kan Rafi yang sengaja memperlambat laju mobilnya saat mengantarkan dirinya, dasar Abang durhaka! jika saja dia terlambat pagi ini dan ikut berdiri ditengah lapangan seperti orang orang yang terlambat saat ini , dipastikan bahwa esok abangnya itu tidak akan menemukan ponselnya lagi, tidak peduli jika abangnya marah atau apapun itu, masalah nya dia sangat malu jika sampai hal itu benar benar terjadi. Seorang Salleta Clarissa Herlang terlambat? yang benar saja.

Setelah upacara pagi ini selesai, semua murid langsung berhambur kembali ke kelasnya masing-masing saat diintruksikan untuk bubar. Lega sekali rasanya, terlebih lagi saat kepala sekolah memberikan amanat, tidak lihat waktu lagi. Perkataannya hanya seputar buanglah sampah pada tempatnya dan belajar dengan baik sebelum ujian sekolah tiba, terutama untuk kelas 12, topik untuk merekalah yang membuat amanat dari sang kepala sekolah mereka itu sangat lama. Ditambah lagi teriknya sinar matahari yang membuat keringat mengalir seperti air di balik seragam sekolah para siswa.

"Itu Pak Nazwir perasan gue amanatnya itu mulu diulang terus diulang terus mana lama lagi. Kaki gue lemes banget" Putri mendorong meja miliknya kedepan dan langsung memasukan kedua kakinya kedalam kolong mejanya sambil mengibas-ngibaskan buku ke arah wajahnya. Leta hanya geleng geleng melihatnya, ya walaupun terkadang dirinya juga seperti itu jika sedang lelah setelah berolahraga. Ngomong-ngomong olahraga, mereka pagi ini akan langsung disambut oleh pelajaran kebugaran tubuh itu, Leta dan Putri tadi sudah di ajak oleh Intan dan Ajeng untuk mengganti pakaian mereka dengan pakaian olahraga , namun Putri menolak, masih mau istirahat dulu katanya, akhirnya Intan dan Ajeng lebih dulu berganti pakaian. Lagian juga pasti ruang ganti akan sangat sesak, pikirnya.

Setelah dirasa cukup untuk beristirahat , Putri mengajak Leta untuk berganti pakaian karena para murid perempuan kelasnya telah memasuki kelas kembali dengan pakaian olahraga yang melekat ditubuh mereka. Jika mereka terlambat masuk kedalam barisan bisa bisa langsung di buat Alfa oleh Pak Arif, guru olahraga nya yang cukup tegas itu.

"Lo bawa parfum kan ye?" tanya Putri saat mereka sedang mengganti pakaiannya.
Leta mengangguk sambil memakai celananya.

"Biar nanti pas ganti baju ga bau acem, ya gue sih enggak bau, buat Ajeng sama Intan tuh hahaha" Leta ikut tertawa mendengar perkataan dari sahabat nya itu, dasar Putri. Belum pernah di smackdown Intan saja dia.

* * *

Saat ini para siswi kelas 12 IPA 4 sudah berhambur duduk di lapangan sekolah , setelah bermain basket tadi mereka benar benar merasa lelah, keringat mereka sudah mengucur deras di kening hingga ke leher.  Mereka memilih untuk memperhatikan para siswa laki-laki yang akan segera bermain basket untuk mengambil nilai, sama seperti mereka tadi. Seperti nya ini akan seru, biasanya laki-laki lebih menguasai olahraga ini, dan benar saja saat ini para perempuan itu mulai berteriak teriak untuk memberikan dukungan pada para siswa laki-laki itu dan terlihat beberapa murid yang tidak belajar karena jam kosong mulai keluar kelas dan ikut mengelilingi lapangan untuk melihat permainan basket dilapangan saat ini.

"Gaisss, ngantin dulu ya baru ganti baju" Intan bersuara sambil menaikkan lengan bajunya keatas karena gerah.

"Ho'oh" jawab mereka sambil mengangguk

"Bagi minum lo dong Jeng, kurang ni masih hausss " pinta Putri setelah meminum airnya yang tinggal sedikit tadi , Ajeng menunjukan botol kosongnya dan membuat Putri mengerucutkan bibirnya.

"Nih, Pa'ul!" Leta menyerahkan botol air minumnya yang berukuran 1,5 liter yang tinggal setengah botol. Dia tahu pasti dirinya teman temannya akan kehausan setelah berolahraga, dengan berbinar Putri langsung membuka tutupnya dan meneguk air itu hingga hausnya hilang.

SalletaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang