43. BUCINNYA DEKARA

667 64 21
                                    

~~~~~SELAMAT DATANG~~~~~

 

      Hai, assalamualaikum temen temen semua? Apa kabar untuk hari ini? Sudahkan kalian tersenyum 😁? Sudahkan kalian hari ini bersyukur?

JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE AND COMMAND SEBANYAK BANYAKNYA

TERIMA KASIH 🙏🙏🙏🙏

Enjoy ya sama ceritanya
Semoga kalian suka

SELAMAT MEMBACA, SEMOGA BETAH YAA

🥀🥀🥀

____________________

Kondisi rissa kini telah pulih, ia sudah dapat mengingat memori-memorinnya yang sempat ia lupakan beberapa hari lalu. Kini semua sudah berada pada kondisi yang semula, tetapi untuk yang meneror sampai rissa seperti kemarin belum juga ditemukan, polisi masih berusaha mencari dalang dari peneroran di rumah rissa.

Dekara yang sekarang sibuk menyiapkan ujian nya minggu depan, jadi jarang bertemu dan jalan dengan rissa, ia sangat lah serius untuk mendapatkan nilai terbaik. Sebab ia harus bisa menempatkan nilainya agar dapat masuk universitas impian nya selama ini.

Ketika sedang fokus dengan banyaknya buku dan soal-soal, tiba-tiba ia merasa ada yang mengalir dari hidungnya, ia coba pegang dan ternyata ada darah yang mengalir di hidungnya. Cepat-cepat ia mengambil tisu dan menyumbat hidungnya agar darah berhenti mengalir. Setelah itu ia kembali lagi ke meja belajar nya, 10 menit ia mengerjakan soal. Tiba-tiba kepalanya pusing, pandangannya menjadi blur.

"Brak!" Dekara pun jatuh pingsan, karena tidak dapat menahan pusingnya.

Dibawah, bunda aqila, miquella, max dan denada sedang asik menonton film dengan beberapa camilan di meja untuk menemani mereka menonton.

"Max. Ambilin" ucap rissa sambil menunjuk camilan yang ingin ia makan.

"Punya tangan. Ngak usah manja!" Jawab max.

"Ambilin!, Tangan ella ngak nyampe!" Celetuk miquella.

"Punya kaki sama tangan buat apa lo?" Ucap max.

Ayolah. Kenapa dua saudara ini selalu berantem? Padahal kan semua lagi fokus menonton. Kenapa dua anak ini selalu saja berantem di saat-saat yang serius.

"Dekara mana bun?" Tanya denada yang tidak menghiraukan dua saudara nya yang sedang berantem.

"Dikamar" jawab bunda aqila.

"Nada, susul Dekara dulu bun" ucap denada.

"Iya gih, kamu susulin. Ajak turun, dia tadi siang belum makan" ucap bunda aqila.

"Nada ke atas dulu bun" pamit denada.

"Kalian berdua bisa diem ngak?" Ucap bunda aqila.

"Capek bunda dengernya" bunda aqila pun pergi meninggalkan max dan Miquella yang masih berantem.

🐰

Tok tok tok..........

Denada mengetuk pintu kamar dekara, "de?" Ucapnya.

With You I'm Happiness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang