SLWTV 03

70.8K 5.5K 62
                                    

෴⁠

"Apa kalian telah bersenang-senang tadi, hm?" Ujar lelaki itu dengan lirih.

Tubuh Kalea menegang, sontak ia membalikkan badannya menatap sosok laki-laki itu. Aura dominan yang sedari dulu tak bisa ia taklukan kini justru melangkah lebih dekat kearahnya.

"Al-Alfred," Ucap Kalea dengan gugup.

"Yes, Baby. Why? Aku menganggu waktumu, hm?" Ujar Alfred dengan lirih.

Tubuh Kalea benar-benar mematung, dengan jarak yang sedekat ini bahkan ia bisa merasakan hembusan nafas dari lelaki itu.

"Kau membuatku marah Kalea, hukuman apa yang pantas untukmu hm?" Kata Alfred dengan sesekali menghirup aroma harum tubuh gadisnya.

"TIDAK, eh em- maksudku, apa salahku?" Tolaknya, mendengar kata hukuman dari mulut Alfred rasanya sebuah petaka untuknya.

Jemari tangan Alfred mulai merambat melingkari pinggang Kalea, dan tanpa waktu yang lama ia sudah memeluk tubuh ramping gadis itu dari belakang.

"Salahmu?" Tidak mencintaiku. Lirih Alfred dengan memejamkan matanya, menikmati debaran jantungnya yang selalu berdetak dua kali lebih cepat jika sedang bersama tunangannya ini.

Kalea menganggukkan kepalanya patah-patah, Kalea sangat gugup dipeluk erat oleh seorang Alfred. Jika dulu ia akan selalu memberontak namun sekarang ia membiarkannya.

Terjadi keheningan sesaat di situasi ini, keduanya sama-sama saling menikmati momen. Namun Kalea teringat tentang hubungannya dengan Vincent, ia tak ingin Alfred salah paham akan hal ini.

"Soal Vincent tadi," Ucapan Kalea terpotong.

"Jangan ucapkan nama sialan itu Babe, aku cemburu." Sela Alfred dengan nada tak suka.

Kalea menghela nafasnya panjang, mungkin ini bukan saat yang tepat untuk membicarakan hal itu, ia juga sebenarnya sangat malas.

"Okey, tapi kamu tidak bisa menghukum ku seenaknya hanya karena dia kesini. Aku tidak memintanya datang." Ujar Kalea tak terima.

"Tapi kau menerimanya, hm?" Tuduh Alfred.

"Ti-tidak, minggir dulu." Ujar Kalea dengan gugup, Alfred tiba-tiba mengendus lehernya bak vampir yang ingin memakan darahnya.

"Kamu wangi, aku menyukainya."

"Tapi Al," Ujar Kalea semakin tak nyaman dengan tingkah Alfred.

"Aku butuh pelukanmu sayang, ini hukumanmu." Ucap Alfred dengan mengubah posisi pelukannya.

"Usap kepalaku." Titah Alfred pada Kalea.

Kalea menghembuskan nafasnya panjang, walau kesal ia tetap menuruti perkataan lelaki itu. Ia masih sangat sayang akan nyawanya.

"Aku tidak akan menemuinya lagi." Ujar Kalea dengan mengusap pelan pucuk kepala lelaki itu.

"Aku tidak menyuruhmu untuk itu, tapi jika saja aku mengetahuinya kamu akan tau hukuman apa yang harus kamu dapat." Ujar Alfred dengan menatap wajah cantik Kalea.

"CK, sama saja!"

"Kemasi barang-barangnya, taruh dimobil." Titah Alfred pada salah satu maid yang kebetulan melewati mereka.

Second Life with The Villain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang