෴
Dengan perasaan yang sudah sangat merindukan sang kekasih, Alfred memasuki mansionnya dengan langkah yang begitu semangat.
Melihat dilantai satu dan lantai dua tidak mendapati gadisnya, ia pun bergegas menuju lantai atas dimana kamar yang ditempati gadis itu berada. Ia membuka pintu kamar itu dengan tergesa-gesa, ruangan yang nampak masih gelap dan tidak ada tanda-tanda manusia yang menempati ruangan itu membuat Alfred tampak sedikit panik.
"Sayang, kamu dimana?" Panggilnya menuju kamar mandi dan walk in closet pada kamar itu.
Nihil, gadisnya tidak ada disana.
Ia kembali keluar kamar dengan raut wajah yang tampak keruh, ia mencoba untuk mencari disetiap sudut mansion siapa tahu gadisnya ada disana.
"Sayang." Panggilnya kembali, dan lagi-lagi tidak ada sinyal yang menunjukkan keberadaan gadisnya.
"Dimana gadisku!" Teriak Alfred menanyakan keberadaan Kalea pada semua maid yang bertugas.
Semua maid sontak terdiam takut, tidak ada yang berani menatap tuannya itu. Hingga salah satu maid memberanikan diri mengangkat kepalanya dengan takut-takut, "No-na Ka-kalea belum pulang, tuan." Sahut maid tersebut dengan gagap.
Mendengar jawaban yang tidak ia inginkan pun membuat Alfred menonjolkan urat-urat lehernya marah, semua kemungkinan-kemungkinan jika gadisnya itu kembali kabur dengan lelaki brengsek seperti sebelum-sebelumnya pun menghantui dirinya.
"BAGAIMANA BISA!! KALIAN TIDAK BECUS HAH!" Teriak Alfred membuat semua yang berada di ruangan itu bergetar ketakutan.
Prangg
Sebuah vas mahal hancur lebur karena tendangan dari Alfred, kemarahannya bergejolak dan melampiaskan itu pada barang-barang disekitarnya.
"SIALL!! HUBUNGI SOPIR YANG MENJEMPUT GADISKU!" Bentak Alfred pada bodyguard yang ada disana.
"Ba-baik tuan." Jawab lelaki bertubuh kekar itu segera beranjak keluar.
"Jika terjadi sesuatu dengan gadisku, kalian yang akan menerima hukumannya." Ancam Alfred dengan nafas memburu.
Kemarahan Alfred itu ibarat musibah besar yang menimpa semua pegawai yang berkerja bersamanya, tidak ada yang bisa mereka lakukan selain berpasrah akan nasib buruk kedepannya.
Seorang lelaki berjas hitam memasuki ruangan itu dengan tergesa-gesa, mendengar kabar bahwa tuannya tiba-tiba mengamuk membuat ia segera bergegas menemuinya.
Melihat kehadiran Janson, Alfred pun segera melampiaskan semuanya pada lelaki itu. "JANSON!! APA TUGASMU HAH!" Bentaknya.
Janson yang langsung menjadi sasaran kemarahan dari tuannya pun segera menjelaskan apa yang terjadi pada gadis tuannya itu.
"Maaf tuan, laporan yang saya terima bahwa nona Kalea sedang berada di rumah sakit sekitar pukul 5 sore," belum sempat ia menjelaskan sampai selesai, tuannya sudah lebih dulu mencengkram kerah kemejanya erat.
"APA YANG TERJADI PADANYA HAH!! KENAPA KAU BARU MEMBERITAHUKU SIALAN!" Teriaknya dengan memberi bogeman berkali-kali pada wajah dan perut Janson.
Bugh
Bugh
Prangg
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life with The Villain
Fantasy"Tetap jadikan aku obsesimu, dengan begitu aku bisa membalas semua dendamku."-Kalea Nazeera. "Baby, kau seperti tidak suka melihatnya. Apa harus ku bunuh?"-Alfred Lysander. Tidak ada yang percaya bahwa seorang Kalea Nazeera akan mengalami kehidupan...