෴
"Leana?" Panggil seseorang padanya.
Leana atau Kalea itu dibawa seorang lelaki yang bernama Noah menuju kesebuah apartemen miliknya, sesuai dengan perintah atasannya.
Leana menoleh kearah sumber suara, ia tersenyum senang mendapati seseorang lelaki yang sangat ia rindukan. Ia segera mendekati lelaki itu dan bergelayut manja di lengannya.
Leana itu sangat genit jika bersama lelaki tampan.
"Draven, kau tak merindukanku?" Tanyanya dengan senyum manisnya.
Draven tersenyum tipis, ia memang sudah lama menantikan sosok ini muncul. Hari ini akhirnya ia bisa kembali melihatnya, rasa rindunya terbayar sudah.
"Hm, bersihkan dirimu. Kau sudah seperti tukang sembelih sapi." Cibir Draven melihat penampilan Leana yang sangat berantakan dan beberapa noda darah yang menempel pada pakaiannya.
Leana menghentakkan kakinya kesal, tapi ia juga tak menampik bahwa sekarang ia sangat bau anyir karena darah bajingan itu.
"Ck, aku akan mandi. Siapkan pakaianku." Seru Leana sebelum akhirnya menuju ke kamar mandi yang ada di apartemen itu.
Draven terkekeh geli melihat tingkah gadis itu, andai saja ia bisa mendapatkan gadis itu dengan versi yang ini. Tidak akan ia sia-siakan dan akan selalu dijaganya, sayangnya ia selalu kalah dengan musuh bebuyutannya itu.
Leana sudah selesai membersihkan dirinya, ia juga sudah berganti pakaian baru yang telah disediakan oleh Draven.
"Draven, kau semakin tampan." Celetuk Leana yang kini sudah duduk disamping Draven yang sedang fokus mengerjakan sesuatu.
"Sudah takdir." Ucap Draven apa adanya.
Leana memutar bola matanya malas, sifat Draven memang tidak berubah sejak dulu. "Oh ya, kau mengenal Alfred? Dia siapa?" Tanya Leana penasaran siapa Alfred-Alfred itu dan apa hubungannya dengan Kalea.
Draven menatap Leana singkat, "Tunangannya Kalea." Jawabnya.
Kalea melotot dengan fakta itu, "Tunangannya Kalea? Berarti dia juga tunanganku dong?" Tanya Leana menunjuk dirinya sendiri.
"Emang iya."
"Bukannya Kalea sudah mempunyai pacar yaitu lelaki jelek itu? Siapa namanya, aku lupa." Tanya Leana kembali, karena seingatnya waktu dulu ia muncul Kalea masih berpacaran dengan lelaki yang dibawah standar ketampanan versi dirinya.
Ia sempat satu kali muncul, tapi tidak lama. Waktu Kalea hilang kendali karena sebuah pembullyan yang dialami oleh Kalea, dan itu juga merupakan kali pertama sosok Leana bertemu dengan Draven, ia langsung akrab dengannya hingga ia berpesan dengan Kalea jika suatu saat Leana muncul karena Kalea tidak bisa mengendalikan emosinya maka panggil saja Draven, Leana akan dengan senang hati menuruti perkataan lelaki itu.
"Oh Vincent? Mereka sudah putus, dan Kalea dan Alfred itu dijodohkan." Ujar Draven pada Kalea.
Kalea dan Alfred dijodohkan? Isi kepala Leana langsung menampilkan spekulasi negatif tentang perjodohan, "Sialan!! Alfred-Alfred itu bukan om-om buncit kumisan kan? Itu sangat menjijikan." Tanya Leana memastikan jika Alfred-Alfred itu bukanlah seperti yang ia bayangkan.
Draven tertawa kecil, "Kalo dibanding denganku, aku beribu-ribu lebih tampan darinya." Sahutnya dengan percaya diri.
Leana reflek berdiri, "SEJELEK ITU?? OMG, KALEA EMANG ANJ*NG MAU-MAUNYA TUNANGAN SAMA COWOK JELEK. " Maki Leana pada Kalea yang notabene adalah dirinya sendiri.
Draven kembali tertawa, ia membayangkan Alfred mendengar makian dari Leana itu. Kira-kira bagaimana reaksinya?
"Udah, sekarang kembali ke setelan awal. Kasian Kalea disana." Serunya mengingat jika jiwa Leana tidak boleh terus-menerus muncul, karena itu akan membahayakan kondisi Kalea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life with The Villain
Fantasy"Tetap jadikan aku obsesimu, dengan begitu aku bisa membalas semua dendamku."-Kalea Nazeera. "Baby, kau seperti tidak suka melihatnya. Apa harus ku bunuh?"-Alfred Lysander. Tidak ada yang percaya bahwa seorang Kalea Nazeera akan mengalami kehidupan...