෴
Leana mendengus jengah, setelah Alfred mengantarkannya ke kamar utama, pria itu pergi entah kemana meninggalkannya. Ia disuruh untuk istirahat dan istirahat, sangat pantang untuk Leana melakukannya.
"Ngapain istirahat, mending gue keluar jalan-jalan." Gumamnya setelah itu beranjak keluar kamar tanpa peduli jika nanti ia akan dimarahi oleh Alfred.
"Nona, anda mau kemana? Tuan Alfred menyuruh anda untuk istirahat dulu." Tegur Yenna mendapati nonanya keluar dari kamar.
"Aku cuma mau jalan-jalan sebentar kok." Ujar Leana acuh.
"Tapi nanti tuan-" belum sempat Yenna menyelesaikan perkataannya, Leana sudah lebih dulu memotongnya.
"Aku gak sakit, buat apa istirahat." Sentak Leana memutar bola matanya jengah. "Lagipula aku tidak akan pergi jauh, tenanglah." Imbuhnya.
Yenna tidak bisa menolak, entah kenapa rasanya ia tidak menyukai sifat nonanya yang ini. "Baiklah, akan saya temani." Putusnya tak ingin dianggap lalai menjaga nonanya.
"Terserahmu saja." Ketus Leana tak ingin berdebat lagi dengan maid yang sok mengaturnya ini.
Leana berkeliling mengunjungi tempat-tempat yang ada di mansion, semuanya penuh dengan kemewahan. Lalu sesampainya di belakang mansion, ia tertarik dengan satu tempat dimana ruangan itu dikelilingi sebuah pagar besi yang kokoh.
"Itu ruangan apa?" Tanya Leana membuat Yenna mengerutkan keningnya bingung.
"Bukannya nona sudah pernah kesana?" Tanya Yenna karena setahunya beberapa hari yang lalu nonanya itu pernah memasuki ruangan itu dan berakhir pingsan, lalu kenapa nonanya masih menanyakan apa ruangan itu?
Leana berdecak sebal, kenapa maid ini banyak sekali bertanya, memang tidak boleh kalau ia menanyakannya lagi? "Aku hanya butuh jawabanmu, bukan pertanyaan balik." Tukasnya.
Yenna menundukkan kepalanya, "Maaf nona, itu kandang Poly, singa peliharaannya tuan Alfred." Terang Yenna takut membuat Kalea semakin marah.
"Wow, singa? Aku ingin kesana." Ujar Leana dengan antusias.
"Tapi nona-"
"Tidak boleh kah? Aku ini tunangannya, jadi tidak apa-apa kan?" Timpalnya dengan angkuh.
"Eh, tapi-"
"Sudahlah, dia tidak akan marah padaku." Potong Leana beranjak menuju tempat itu tanpa mendengarkan kata Yenna.
Sesampainya disana, ada seorang petugas yang sedang berjaga terkejut mendapati dirinya yang kini sudah berdiri didepan pintu kandang.
"Nona? Apa yang anda lakukan disini?" Tanya petugas itu.
Leana menatap sinis petugas itu, "Apa lagi selain melihat singa Alfred." Ucapnya malas.
"Anda sudah izin dengan tuan Alfred?" Tanya petugas itu kembali, karena ia tidak bisa membiarkan seorang pun memasuki area itu tanpa seizin majikannya itu.
"Izinnya menyusul, aku cuma mau lihat itu singa aja kok pada repot sih." Ujarnya kesal, perasaan sedari tadi banyak sekali yang melarangnya untuk melakukan sesuatu di mansion ini, memangnya Kalea disini sering dilarang-larang kah oleh Alfred?
"So amazing. Singa sebesar ini dipelihara didalam mansion? Wow." Girang Leana saat seekor singa berukuran sangat besar, bahkan ia baru pertama kali melihatnya menghampiri dirinya. Leana mendekat kearah pagar baja, keduanya hanya terhalang oleh pagar itu.
"Hei singa." Sapa Leana dan berusaha menjulurkan tangannya untuk mengusap bulu singa itu.
"Nona, jangan lakukan itu berbahaya!" Tegur petugas itu tanpa digubris sekalipun oleh Leana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life with The Villain
Fantasy"Tetap jadikan aku obsesimu, dengan begitu aku bisa membalas semua dendamku."-Kalea Nazeera. "Baby, kau seperti tidak suka melihatnya. Apa harus ku bunuh?"-Alfred Lysander. Tidak ada yang percaya bahwa seorang Kalea Nazeera akan mengalami kehidupan...