෴
Setelah pembicaraan yang ia lakukan tadi bersama Kalea, kini Alfred sedang menemani Kalea yang sudah terlelap dengan nyenyak. Ia membenarkan selimut Kalea sebelum ia mengurus sesuatu yang sedari tadi mengusik pikirannya.
Alfred kembali berada di ruang kerjanya dan segera menghubungi seseorang, "Panggil Max, ada yang ingin saya sampaikan." Titahnya pada seorang penjaga pulau dimana Max sedang dihukum.
"Baik tuan."
Tak menunggu lama, suara Max terdengar dari sebrang sana. "Kenapa? Kangen ya? Atau mau bebasin gue?" Cecar Max membuat Alfred memutar bola matanya jengah.
"Cari tahu tentang Theodore, dan mengenai orang-orang yang sedang mengincar Kalea." Ujar Alfred pada Max.
"Tunggu, apa maksudmu? Kau ingin menyelidiki temanmu sendiri?" Tebak Max tak habis pikir.
"Ya, jangan katakan pada yang lain. Cukup kau jalani perintahku dan segera informasikan padaku tentangnya." Sambungnya pada Max.
Max sebenarnya belum mengerti apa yang ada di pikiran Alfred, atau ada sesuatu yang sudah terjadi sehingga Alfred mencurigai Theodore.
Selama ini hubungan keduanya sangat baik-baik saja, Theodore juga kelihatannya bukan sosok yang patut untuk dicurigai. Mengingat Alfred dan Theodore sudah berteman sejak mereka masih kanak-kanak, namun bagaimanapun juga musuh dibalik selimut itu pasti ada.
"Baiklah, tapi kau harus membebaskan ku dari sini." Usul Max karena sungguh ia sangat tidak betah harus tinggal diperdalaman pulau seperti Tarzan, ia lebih baik dihukum bagai samsak oleh Alfred jika harus seperti ini.
"Ya, aku akan memindahkanmu ke pulau lain." Cetusnya sama sekali tak membuat senang Max.
"Kenapa tidak ke kota saja? Atau pinggiran kota juga aku tidak apa-apa, kenapa harus di pulau lagi?" Protes Max mencoba membuat penawaran lain.
"Aku merasa kali ini memang aku harus menyelidiki Theodore, itu sebuah pengalihan agar dia terkecoh." Ungkap Alfred, karena ia juga mengetahui bahwa Theodore itu sama sepertinya. Akan sangat susah untuk mencari informasi terkait dengannya.
"Seserius ini masalah Theodore? Memang ada apa dengannya?" Tanya Max penasaran.
"Kau akan mengetahuinya setelah mencari tahu." Balas Alfred membuat Max harus menuruti perkataan lelaki itu.
"Baik, akan gue selidiki sampai ke akar-akarnya." Tukas Max sebelum menutup teleponnya.
"Hm."
Alfred masih memikirkan tentang hubungannya Theodore yang akan mengancam nyawa Kalea, maksudnya keduanya tidak saling bersinggungan sama sekali, Theodore juga tidak mungkin melakukan tindakan itu jika tanpa sebab.
"Sebenarnya ada apa dengan Theodore?" Gumamnya seakan semuanya adalah sebuah teka-teki yang belum ia temukan jawabannya satu pun.
෴
Pagi harinya, Kalea sudah terbangun dan bersiap-siap, kondisinya juga sudah cukup mendingan. Ia masih belum mendapati Alfred setelah kejadian malam tadi, sesampainya di ruang makan ia pun tak mendapati keberadaan Alfred. Akhirnya ia memutuskan untuk memulai sarapannya lebih dulu karena ia sudah sangat lapar.
Tak lama, lelaki dengan penampilannya yang masih sama seperti tadi malam dengan wajahnya yang masih terlihat lesu kurang tidur datang menghampirinya. Alfred mengecup singkat kening Kalea lalu duduk di kursi sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life with The Villain
Fantasy"Tetap jadikan aku obsesimu, dengan begitu aku bisa membalas semua dendamku."-Kalea Nazeera. "Baby, kau seperti tidak suka melihatnya. Apa harus ku bunuh?"-Alfred Lysander. Tidak ada yang percaya bahwa seorang Kalea Nazeera akan mengalami kehidupan...