෴
"Tuan Alfred sudah sampai nona." Seorang maid melapor pada Kalea yang tengah merapihkan makeup nya.
Seperti yang dikatakan Alfred kemarin, hari ini ia akan pergi ke pesta reuni sekolah Alfred. Dan kini ia tengah bersiap-siap, sengaja ia tak memanggil makeup artist karena hari ini Kalea hanya ingin tampil sederhana namun tetap tak kalah cantiknya.
"Katakan padanya untuk menungguku 5 menit lagi, aku akan membereskan peralatan make up ku terlebih dahulu." ujar Kalea menyuruh maid itu menyampaikan pesannya.
"Baik nona." jawab maid itu lalu pergi menemui Alfred.
Setelah semua alat makeup nya sudah selesai ia rapihkan, Kalea bercermin terlebih dahulu untuk kembali memastikan penampilannya. Serasa sudah sempurna yang ia inginkan, Kalea beranjak turun menghampiri tunangannya itu.
"Al." panggil Kalea pada Alfred yang sedang duduk membelakangi dirinya di ruang keluarga.
Alfred segera membalikkan badannya menatap sang pujaan hati yang memanggilnya tadi, Alfred dibuat ternganga melihat penampilan Kalea yang jauh berkali-kali lipat tambah cantik malam ini.
"Kenapa? Aku jelek ya pakai baju ini? Atau make up aku gak cocok sama bajunya?" cecar Kalea melihat tatapan Alfred yang segitunya padanya, ia takut ada yang aneh dengan penampilannya ini.
Alfred beranjak menghampiri Kalea, ia memperkikis jaraknya menjadi lebih dekat pada Kalea.
"Tidak, justru kamu sangat cantik sekarang." ujar Alfred dengan nada rendahnya.
Kalea dibuat merinding sekaligus salah tingkah oleh Alfred, mana ada wanita yang kuat dipuji seperti itu oleh lelaki tampan? Namun Kalea tetap mempertahankan mimik wajahnya agar tetap cool didepan Alfred.
"Terimakasih, yaudah ayok berangkat." ajak Kalea mengalihkan perhatian Alfred karena ia tidak tahan dengan tatapan yang Alfred tunjukkan padanya.
"Kita yakin akan berangkat?" tanya Alfred dengan ragu.
"Memang ada apa?" tanya Kalea balik.
Alfred menatap Kalea dalam, seakan ia bisa menyelami kedua mata indah itu, "Semua orang pasti akan menatap kecantikanmu sayang, aku tidak bisa berbagi dengan mereka." ungkap Alfred dengan nada cemburunya.
Kalea memutar bola matanya jengah, "Kamu tuh ya, gak usah gombal! Ayok berangkat nanti telat." pungkas Kalea tak ingin terbuai oleh kata-kata Alfred.
"Aku tidak main-main sayang, apapun yang ada pada dirimu, itu adalah milikku. Dan aku tidak suka berbagi pada siapapun." tuturnya mutlak.
"Lalu aku harus bagaimana? Ganti pakai pakaian gembel gitu?" jengah Kalea karena sifat posesif Alfred mulai kumat.
"Itu lebih baik." sahut Alfred membuat Kalea melotot kearah Alfred, wanita itu memukul bahu Alfred kesal.
"Kamu tuh ya, gak mau lagi aku ketemu kamu!" marah Kalea membuang mukanya kearah lain.
Alfred dibuat panik seketika, "Sayang, hei. Aku bercanda kali, tapi untuk yang berbagi aku tidak bercanda." bujuk Alfred namun tetap membenarkan fakta bahwa ia tak suka miliknya dinikmati oleh orang lain.
"Kalau kamu gak mau aku dilihat orang-orang kenapa juga kamu ajak aku kemarin." dengus Kalea.
Alfred menghela nafasnya panjang, Alfred salah dan Kalea menang.
"Baiklah, kita berangkat. Tapi ingat, jangan dekat dengan laki-laki manapun kecuali aku disana." peringat Alfred pada Kalea.
"Sekalian aja diborgol tangan aku." ucap Kalea kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life with The Villain
Fantasy"Tetap jadikan aku obsesimu, dengan begitu aku bisa membalas semua dendamku."-Kalea Nazeera. "Baby, kau seperti tidak suka melihatnya. Apa harus ku bunuh?"-Alfred Lysander. Tidak ada yang percaya bahwa seorang Kalea Nazeera akan mengalami kehidupan...