෴
Cup
Cup
Cup
Sebuah kecupan bertubi-tubi dari lelaki tampan untuk seorang gadis cantik yang masih terlelap disampingnya membuatnya ia gemas.
Sepanjang malam ia menahan kantuknya untuk memperhatikan wajah menggemaskan gadis pujaannya, tak ada waktu untuk ia menoleh kearah lain. Menurutnya ini adalah kesempatan langka, biasanya gadisnya itu akan memberontak dan selalu membuatnya marah. Entah ada apa dengan gadisnya ini ia tak peduli selagi bisa terus bersamanya ia tak masalah.
"Morning, Babe." Sapa Alfred ketika Kalea terbangun karena ulahnya.
"Jangan menciumiku Alfred." Protesnya karena tidurnya terganggu oleh Alfred.
"Maaf, aku tidak bisa menahannya sayang." Sahut Alfred menatap sayu gadis itu.
Kalea adalah candunya. Mana bisa ia tahan untuk tidak menciumi gadis itu, ia saja bahkan sudah tidak sabar menjadikan Kalea hak patennya.
"Kau tidak tidur?" Tanya Kalea yang mendapati kantung mata Alfred yang nampak menghitam, namun tidak sama sekali mengurangi kadar ketampanannya.
Justru terlihat semakin seksi?
"Kau menghawatirkanku." Goda Alfred menaikan sebelah alis tebalnya dengan tersenyum tipis.
"Ti-tidak." Kalea bersemu merah, ia salah tingkah padahal hanya di goda seperti itu.
Alfred menahan dirinya untuk tidak memakan gadis itu saking gemasnya, ia menormalkan detak jantungnya yang melaju cepat.
"Bersihkan badanmu dan segera turun untuk sarapan." Titah Alfred beranjak dari ranjangnya.
"Kau tidak pergi kekantor?" Tanya Kalea pada Alfred yang masih mengenakan kaos santainya padahal jam sudah menunjukan 8 pagi.
"Khusus hari ini aku akan menemani tunanganku."
෴
Seharian berada di mansion Alfred dan tidak melakukan kegiatan apapun membuat Kalea hampir mati kebosanan, Alfred yang katanya akan menemaninya justru malah sibuk diruang kerjanya."Aku sangat bosan." Gumamnya kesal.
Ia berbaring di sofa ruang keluarga dengan terlentang, menatap lampu gantung yang tampak mewah dan tentunya pasti sangat mahal.
Mansion ini terlalu besar untuk Alfred yang hanya tinggal sendiri, ngomong-ngomong dirinya belum terlalu hafal dengan tata letak mansion ini. Room tour mansion sepertinya bukan hal yang buruk, Alfred tidak akan marah kan?
Tanpa berfikir kembali Kalea beranjak dari tempatnya dan mulai melangkah menelusuri setiap ruangan yang ada di mansion Alfred.
Kakinya berhenti melangkah, ia sudah sampai dilantai paling atas. Semua ruangan sudah ia kunjungi, hanya tertinggal satu ruangan yang berada di paling ujung lorong.
"Ruangan apa itu? Gudang? Tapi apa iya gudang berada dilantai atas? Kuncinya tertinggal?" Gumamnya pada diri sendiri saat mendapati sebuah kunci yang masih terpasang di pintu itu.
Kalea mengangkat bahunya ringan, "Tidak masalah kan kalau aku mengeceknya." Ujarnya acuh.
Pintu ruangan itu terbuka, ia melangkah masuk kedalam. Ruangan gelap gulita, ia menyalakan lampu pada saklar yang tak jauh dari pintu.
Prangg
Sebuah vas bunga terjatuh karena tak sengaja Kalea senggol dari atas meja, tubuh Kalea lemas. Bagaimana tidak, ruangan itu hanya dipenuhi oleh semua foto-fotonya. Bahkan beberapa barang yang pernah Kalea pakai pun tersusun rapi disana, seberapa gila Alfred terhadapnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life with The Villain
Fantasy"Tetap jadikan aku obsesimu, dengan begitu aku bisa membalas semua dendamku."-Kalea Nazeera. "Baby, kau seperti tidak suka melihatnya. Apa harus ku bunuh?"-Alfred Lysander. Tidak ada yang percaya bahwa seorang Kalea Nazeera akan mengalami kehidupan...