෴
Setelah kejadian tadi pagi, Alfred benar-benar tak ingin jauh dari Kalea. Ia selalu mengekori Kalea bak anak ayam yang mengikuti kemanapun induknya pergi.
Rasa bahagia yang sangat membuncah dihatinya setelah penantian lama akhirnya bisa ia rasakan sekarang, tak peduli ini hanyalah akal-akalan Kalea, dirinya akan memastikan jika gadis itu tidak bisa pergi darinya.
"Sedang apa sayang, hm?" Tanya Alfred pada Kalea yang sedang berkutik dengan adonan tepung.
Kalea memutar bola matanya malas, "Kau bisa melihatnya sendiri."
Alfred terkekeh kecil, entah kenapa menjahili Kalea jauh lebih menyenangkan dibanding menembakkan peluru pada jantung musuh, eh lupakan."Buat Cupcake?" Tanyanya lagi.
Kalea berdehem, "Hm, Cupcake matcha." Ujarnya.
"Kau menyukai matcha?" Tanya Alfred yang sebenarnya sudah mengetahui hal itu, tidak ada yang tidak Alfred tahu jika itu menyangkut gadisnya.
Kalea menganggukkan kepalanya antusias, "Sangat, matcha adalah kesukaanku."
Alfred tersenyum kecil dengan mengelus pelan pucuk kepala gadis itu, "Benar, kau juga kesukaanku."
"Tidak nyambung tau!" Ketus Kalea namun tidak dengan pipinya yang sudah merona, ia menepis tangan Alfred, karena tak kuat menahan kebaperan ini.
Alfred tertawa lepas, Kalea yang melihat momen langka itu pun dibuat terpesona, Alfred terlihat berpuluh-puluh kali lebih tampan dari biasanya. "Ganteng." Celetuk Kalea tanpa sadar.
"Thanks, but i know that." Ujarnya dengan percaya diri, walau tak ayal jika ia sangat-sangat senang dipuji oleh Kalea.
Kalea yang sudah sadar akan perkataannya pun memalingkan wajahnya kearah lain, ia malu setengah mati.
Selama satu jam ia berkutik dengan adonannya, akhirnya Cupcake buatannya sudah matang. Ia membawa Capcake itu menuju ruang santai diikuti oleh Alfred dibelakangnya.
"Mari kita coba." Serunya dengan nada yang sama seperti yang sedang viral itu.
"Kau sangat menggemaskan sekali." Alfred mencubit pelan pipi Kalea gemas, Kalea tak menghiraukan gombalan Alfred, ia lebih fokus mencicipi Cupcake matchanya.
"Mau?" Tawarnya pada Alfred, lelaki itu menganggukkan kepalanya.
Kalea menyuapi Alfred, "Bagaimana rasanya?" Tanya Kalea ingin tau pendapat Alfred tentang cake buatannya.
"Sangat manis." Jawab Alfred sembari menatap Kalea.
Kalea menatap Alfred aneh, "Menurutku ini tidak terlalu manis." Jelasnya.
"Bukan Cupcake-nya, kamu."
Blush
"Jangan menggoda terus!" Ketusnya.
"Tidak ada yang menggodamu, aku hanya menyampaikan apa yang aku lihat." Ujar Alfred dengan sejujurnya.
"Al." Panggil Kalea setelah mengingat sesuatu.
"Iya sayang." Sahut Alfred.
"Besok sudah mulai masuk kampus lagi, bolehkan aku berangkat?" Izinnya pada Alfred mengingat lelaki itu tak mengizinkan dirinya untuk keluar dari mansion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life with The Villain
Fantasy"Tetap jadikan aku obsesimu, dengan begitu aku bisa membalas semua dendamku."-Kalea Nazeera. "Baby, kau seperti tidak suka melihatnya. Apa harus ku bunuh?"-Alfred Lysander. Tidak ada yang percaya bahwa seorang Kalea Nazeera akan mengalami kehidupan...