෴
Hari ini adalah hari terakhir Levi masuk kerja sebelum ia cuti satu bulan penuh, hari ini juga Levi sudah membawa kandidat yang akan menggantikannya selama ia cuti nanti sesuai dengan Alfred inginkan.
Tok tok tok
Ketukan pintu dari luar ruangan Alfred menggema, "Masuk." sahut Alfred dari dalam ruangan.
Masuklah Levi dalam ruangan tersebut, "Bagaimana?" tanya Alfred to the point.
"Gue udah dapet orangnya." jawab Levi mengerti apa maksud Alfred.
"Sesuai apa yang saya bilang kan?" tanya Alfred memastikan.
Levi menganggukkan kepalanya, "Dia sekarang udah di luar, mau ketemu hari ini atau gimana?" tanya Levi pada Alfred.
"Hm." balas Alfred dengan menganggukkan kepalanya singkat.
"Oke, gue panggil dulu." ucap Levi lalu kembali keluar ruangan untuk memanggil seseorang.
Tak lama Levi dan seorang perempuan datang memasuki ruangan Alfred, Alfred sendiri masih nampak begitu fokus dengan pekerjaannya.
"Dia orangnya, gue udah lihat skill dia. Dia juga lulusan terbaik di kampusnya, kenalin diri kamu." papar Levi menjelaskan latar belakang dari seseorang disampingnya yang akan menjadi penggantinya.
Alfred menatap Levi dan wanita yang berada di samping Levi, raut wajahnya nampak berpikir sejenak saat melihat wanita di samping Levi itu yang menurutnya sangat familiar dengan seseorang yang pernah ia temui.
Sedangkan wanita yang Levi jelaskan tadi menatap Alfred lekat dengan tatapan memuja yang tak lepas sedetikpun.
"Zoe." tegur Levi yang menyadari jika wanita yang menjadi penggantinya itu sedang terpana dengan sosok bosnya.
Zoe tersentak, ia menyadari kebodohannya yang terlalu terpesona dengan bos barunya ini.
"Ah iya, perkenalkan pak nama saya Zoe Jasmine, biasa dipanggil Zoe. Saya sekretaris pengganti pak Levi, mohon bantuannya." tutur Zoe memperkenalkan dirinya.
Alfred hanya berdehem sebagai respon dari perkenalan Zoe.
"Saya tidak suka jika karyawan saya bekerja dengan lelet apalagi lalai, ikuti perintah saya dan kerjakan." lontar Alfred dengan tegas kepada Zoe.
Ia tidak mentolerir apapun kesalahan, sedikit atau banyak itu sama saja menurutnya. Entah itu perempuan atau laki-laki, ia akan bertindak tegas.
"Baik pak." balas Zoe patuh.
"Saya sudah mempunyai tunangan, jaga batasanmu." celetuk Alfred sebelum kembali fokus ke laptopnya.
Levi terkekeh geli dengan celetukan Alfred, ia sangat tahu bagaimana tabiat Alfred jika ada wanita yang berniat menggodanya. Mungkin ia akan mengingatkan Zoe untuk tidak berulah terhadap Alfred.
Zoe sendiri kini sudah memerah menahan malu, sepertinya bosnya satu ini tidak akan semudah itu untuk diajak bekerja dengan menyenangkan.
"I-iya pak."
Alfred menyuruh Levi dan Zoe untuk meninggalkannya sendiri, keduanya pun patuh dan keluar dari ruangan Alfred. Di tempat kerja khusus sekretaris, Levi kembali memberikan beberapa hal yang harus Zoe lakukan dan yang tidak boleh Zoe lakukan.
"Ini, beberapa list yang harus kamu lakukan setiap harinya, dan apa saja yang tidak boleh kamu lakukan." ujar Levi memberikan sebuah catatan kecil yang sudah ia siapkan dari semalam.
"Dan ingat, jangan genit apalagi curi-curi kesempatan untuk mendekati pak Alfred." ucap Levi memperingatkan Zoe.
Zoe menganggukkan kepalanya mengerti, ia mungkin saja akan khilaf karena aura bosnya itu yang sangat dominan seperti tipenya. Tetapi sepertinya untuk saat ini ia harus menahannya terlebih dahulu, apalagi bosnya itu sudah mempunyai pasangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life with The Villain
Fantasy"Tetap jadikan aku obsesimu, dengan begitu aku bisa membalas semua dendamku."-Kalea Nazeera. "Baby, kau seperti tidak suka melihatnya. Apa harus ku bunuh?"-Alfred Lysander. Tidak ada yang percaya bahwa seorang Kalea Nazeera akan mengalami kehidupan...