SLWTV 23

25K 2K 45
                                    

Satu Minggu berlalu, Pradana sudah kembali ke Indonesia dan Kalea pun sudah tidak tinggal bersama dengan Alfred. Selama itu pula keduanya tidak saling bertemu karena kesibukan mereka masing-masing, dan baru malam ini keduanya bertemu.

"Mau aku ajak ke suatu tempat?" ajak Alfred pada Kalea.

Alfred menghampiri Kalea di mansion Ajendra, malam minggu ini ia ingin habiskan waktu bersama kekasihnya untuk melepaskan rindu yang sudah menggebu-gebu selama satu minggu ini.

"Kemana?" tanya Kalea menatap Alfred.

"Rahasia, mau gak?" ajak Alfred sekali lagi.

Kalea menganggukkan kepalanya, lagipula ia sangat gabut seharian ini tidak melakukan apa-apa di rumah, "Ayok deh." balas Kalea.

Alfred tersenyum tipis, ia segera menyuruh Kalea berganti pakaian dengan memakai pakaian yang lebih tebal karena udara malam serta tempat yang akan mereka kunjungi pasti sangat dingin.

Sembari menunggu Kalea bersiap, Alfred segera menemui Pradana untuk meminta izin membawa anak gadisnya bersamanya sampai besok pagi.

"Ada apa?" tanya Pradana langsung saat Alfred mendatangi ruang kerja pribadinya.

"Izin bawa Kalea sampai besok." izinnya tanpa ekspresi.

"Mau dibawa kemana? Jangan aneh-aneh kamu." peringat Pradana menatap tajam Alfred.

Alfred menatap jengah calon ayah mertuanya itu, "Enggak ngapa-ngapain, paling dikit aja kok. Pokoknya Kalea aku bawa." kekeh Alfred tak mau tau.

"Awas aja kalau putriku sampai kenapa-napa, saya tandai kamu." hardik Pradana tak membuat Alfred gentar.

"Hm. Pergi dulu ya." pamit Alfred meninggalkan ruang kerja Pradana begitu saja, membuat Pradana mengumpati Alfred tanpa henti.

Alfred kembali menemui Kalea, dan ternyata tunangannya itu sudah siap dengan pakaian yang ia suruh kenakan.

"Udah siap?" ucap Alfred menatap lembut Kalea.

Kalea menganggukkan kepalanya semangat, membuat Alfred mengacak pelan pucuk rambut Kalea dengan gemas, "Ish, nanti rambut aku kusut Alfred!" kesal Kalea mencibikkan bibirnya.

Alfred hanya terkekeh geli, ia segera menggenggam erat jemari lentik tunangannya dan menuntun Kalea menuju mobilnya.

"Ini dimana?" tanya Kalea kala mobil Alfred menuju daerah puncak yang tak pernah ia datangi, dan sangat asing baginya.

"Nanti kamu akan mengetahuinya." balas Alfred terus fokus mengendarai mobilnya dengan tangan kirinya terus menggenggam jemari Kalea tanpa terlepas sedari tadi.

Mobil Alfred terhenti, disana terlihat sangat sepi dan hanya terdapat rerumputan dan ilalang. Alfred segera menyuruh Kalea turun dari mobil, "Aku tutup mata kamu sebentar bolehkan?" tanya Alfred meminta izin Kalea.

"Biar apa?" tanya Kalea balik.

"Biar tambah surprise sayang." jawab Alfred.

Akhirnya Kalea menyetujui matanya ditutup sebuah kain yang Alfred ikat melingkari kepalanya dengan pelan-pelan, lalu Alfred menuntun Kalea ke tempat yang sudah Alfred siapkan. Sesampainya ditempat tujuan mereka, Alfred membisikkan sesuatu didekat telinga Kalea.

"Aku sayang kamu." bisik Alfred setelah itu membuka ikatan kain di mata Kalea.

Kain itu terlepas, Kalea menatap sekitarnya dengan wajah bersinarnya.

"Al, ini?" tanya Kalea tak bisa berkata-kata menatap Alfred, dimana ia sudah berada diatas bukit dengan pemandangan kota dari atas yang sangat indah, juga sudah terdapat sebuah tenda dan beberapa perintilannya disana.

Second Life with The Villain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang