Chapter-18

996 131 21
                                    

"Today, you dare to play with fire, so you have to face it if one day the fire will burn you."

Agista kian menaruh kecurigaan kepada Dio yang menurutnya akhir-akhir ini menunjukkan gelagat yang tidak biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agista kian menaruh kecurigaan kepada Dio yang menurutnya akhir-akhir ini menunjukkan gelagat yang tidak biasa. Firasatnya mengatakan jika pria itu tengah menyembunyikan sesuatu yang tidak ia ketahui. Entah itu sesuatu yang baik atau buruk, gadis itu masih belum bisa menerkanya.

"Could there be another girl? Who's her."ucap Agista yang kini tengah duduk dengan menyilangkan kaki jenjangnya, didepan meja rias setelah kegiatan berendam air hangat ia lakukan beberapa waktu lalu.

Gadis itu menjulurkan tangannya, lalu jemarinya meraih sebuah sisir yang terletak tak jauh dari jangkauannya. Perlahan, dengan telaten Agis menyisir rambut hitam panjangnya sembari fokus matanya tetap menatap pantulan dirinya sendiri. Agista menyadari bahwa dengan wajah cantik yang ia miliki, serta lekuk tubuhnya bak sebuah gitar Spanyol, dirinya mampu menggait pria manapun yang ia inginkan. Tidak hanya seorang Diorama Abraham saja. Namun realita yang berbicara, pria itu adalah memiliki daya tarik tersendiri bagi Agis, entah magnet apa yang tertanam dalam tubuhnya, sehingga sulit memalingkan pandangan sesaat setelah pertemuan pertama.

"Agis, you are so perfect and not a weak girl. Jadi, bersikaplah santai seperti biasanya. No need to worry about anything. Bila Dio memang sedang bermain-main, yang harus kau lakukan adalah membalasnya dengan cara yang sama." ucapnya bermonolog dengan pantulan wajahnya sendiri didepan cermin, menampakkan sisi angkuh dari dirinya.

Gadis itu merasa bosan dan kesepian. Di rumah sang kakak yang cukup besar ini, gadis itu hanya berdiam di dalam kamarnya. Bagaimana tidak, sang tuan rumah yang begitu sibuk dengan urusan bisnisnya membuat gadis itu lebih memilih mengurung diri dalam kamarnya. Tiba-tiba, terlintas sebuah ide dibenaknya.

"I better get out. I am very boring here without my older brother." gumam Agista.

Gadis itu segera berganti pakaian. Malam ini ia memutuskan hanya memakai setelan kaos oversize berwarna hitam di padu dengan jeans berwarna senada. Ya, malam ini ia berencana mengunjungi sebuah cafe yang biasanya ia datangi bersama Dio. Entah kenapa gadis itu tidak menjatuhkan pilihannya untuk mengunjungi bar dan lebih memilih pergi ke cafe. Agis bahkan keluar dengan hanya mengenakan riasan tipis, namun hal itu tak mengurangi sedikitpun kecantikannya.

Sesampainya di tempat tujuan, Agis  dengan percaya diri melangkahkan kakinya memasuki cafe tersebut. Kehadirannya cukup menarik atensi beberapa pengunjung cafe. Meskipun berpenampilan sederhana dan tak menonjol, tetap saja kecantikan seorang Agista Nirrina tetap membuat setiap mata yang memandangnya langsung tertunduk kagum.

Agista menghentikan paksa langkahnya ketika melihat sebuah pemandangan yang membuatnya risih, ia membatin, "Hmm... I really like a surprise, but tonight's surprise a bit different."

Kejutan yang apik. Di pojok ruangan, ia menemukan prianya sedang bersama seorang wanita berambut pendek dan terlihat berbincang cukup serius. Agis belum bisa menebak siapa gadis berani mengambil tempatnya. Gadis itu membatin, "Aku menghukumnya untuk tidak tinggal bersamaku sementara waktu, namun kini dia menemui perempuan lain. He's a bad guy."

Break the Rules ft Jeno-KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang