Chapter-25

895 128 49
                                    

"Regret does come too late, but can everything that has been broken be repaired?"

Baru beberapa menit taksi online yang ditumpanginya berjalan, namun Haidar merasa tidak tenang meninggalkan Agista sendirian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Baru beberapa menit taksi online yang ditumpanginya berjalan, namun Haidar merasa tidak tenang meninggalkan Agista sendirian.

"Sial, kenapa perasaanku tidak enak begini."gumam Haidar.

Pria itu terus menatap ke arah jendela mobil sembari terus memikirkan apakah ia harus lanjut atau kembali. Haidar benar-benar dibuat gelisah oleh pikiran negatif nya sendiri.

"Pak, putar balik ke komplek apartemen ya?"ucap Haidar kepada supir taksi online setelah cukup lama ia berpikir.

Pria itu akhirnya memutuskan untuk berbalik arah, lebih baik jika memastikan sendiri kondisi Agis yang membuatnya khawatir. Haidar hanya takut jika tiba-tiba Diorama menemui gadis itu dan kembali menyakitinya.

"Semoga tidak terjadi sesuatu hal yang buruk."batin pria itu.

Langkah kaki Haidar ia percepat. Semakin dekat dengan tujuan, semakin cepat pula jantungnya berdetak. Peluh keringat membasahi dahi pria itu. Penampilan yang awalnya rapi pun kini terlihat sedikit kusut.

Begitu sampai, ia langsung membuka pintu. Terdengar suara tangis lirih dari dalam kamar dan Haidar langsung bergegas menuju ke tempat itu.

"Oh God."

Bagaikan tersambar petir, ia melihat gadis yang membuat hatinya gusar dalam keadaan begitu buruk. Dengan tampilan berantakan, baju yang setengah terbuka bahkan robek.

Agista menangis makin keras ketika menyadari seseorang datang yang ia tahu jika itu adalah Haidar. Ia hanya bisa tertidur meringkuk menutupi tubuh bagian atas yang sudah terbuka.

Langkah pertama yang Haidar lakukan adalah menarik selimut hingga menutupi tubuh terbuka Agista. Hati pria itu serasa tersayat mendapati bercak-bercak merah disepanjang leher dan bahu gadis itu.

Kini Haidar baru menyesali keputusannya meninggalkan Agista seorang diri. Dirinya serasa remuk melihat kondisi Agista sekarang.

"Hey, it's okay. Aku disini, maafkan aku terlambat datang."

Tangan pria itu terulur mengusap lembut surai rambut Agista. Tak bisa ia sembunyikan lagi perasaan sedih bercampur emosi. Jika semalam ia mati-matian menjaga hasratnya sendiri, mengapa dengan mudah Diorama merusak segalanya?

Tangis Agis semakin pecah dan ia bangkit memeluk tubuh Haidar yang masih terduduk di tepi ranjang miliknya. Sang pria hanya bisa menutup matanya, mencoba untuk tidak melihat tubuh terbuka gadis itu.

"It's hurt, Haidar. Hurt so much."

Suara tangisan memenuhi setiap sudut ruangan kamar. Wajah gadis tak berdaya itu kini telah basah sepenuhnya oleh air mata.

Break the Rules ft Jeno-KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang