Chapter-2

2.4K 290 14
                                    

"She's break my rules again, but i like that"

Dio yang awalnya hanya diam membiarkan Agista melumat lembut bibirnya dan memimpin permainan ini, perlahan namun pasti ikut menikmati dengan membalas ciuman itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dio yang awalnya hanya diam membiarkan Agista melumat lembut bibirnya dan memimpin permainan ini, perlahan namun pasti ikut menikmati dengan membalas ciuman itu. Kedua tangannya bahkan tak segan memegang tengkuk si gadis, menekannya sembari memperdalam lumatan di bibir manis milik Agista.

Suara decap yang tercipta oleh keduanya berhasil meriuhkan malam yang hening. Bahkan suhu udara yang dingin dalam sekejap berubah menjadi panas.

Kurang lebih tiga menit waktu yang mereka habiskan untuk saling menikmati cumbuan masing-masing. Kemudian mereka saling melepaskan tautan itu dan segera menghirup oksigen sebanyak mungkin. Mengatur nafas yang tadinya seolah-olah terhenti.

Meskipun mereka telah saling melepas cumbuan, dahi mereka masih tetap menyatu. Dio masih menatap bibir si gadis yang sedikit membengkak dan juga basah akibat ulahnya. Dia sama sekali tidak bisa memalingkan pandangannya dari ranumnya bibir itu. Dio kini sulit  menahan untuk tidak kembali mencumbu bibir milik Agis. Apalagi melihat tatapan sayu dari Agista. Gairahnya benar-benar tersulut.

Berbeda dengan Agista yang hanya menatap mata indah milik Diorama. Tertangkap jelas oleh netranya rupa tampan sang pria. Bulu mata yang lentik dan juga mata berbentuk bulan sabit. Sulit bagi Agis menolak pesona yang disuguhkan tepat didepan matanya.

"Let's do it slowly, sweetheart."ucap Dio sebelum akhirnya kembali mencumbu bibir yang telah menjadi candu untuknya.

Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang mengawasi kegiatan panas mereka berdua. Sorot mata yang tajam terlihat jelas dengan ekspresi wajah merah padam.

Pertempuran panas yang mereka berdua lakukan berakhir. Dio yang penasaran kemudian bertanya, "Kissing a stranger, don't you feel scared?"

Tidak ada kata takut di kamus pribadi milik Agis. Gadis itu justru merasa ini adalah sebuah tantangan tersendiri yang harus ia taklukan, "Honestly, this is my first time kissing a stranger. But, it's okay, berkatmu suasana hatiku sedikit membaik."

"Diorama Abraham."ucap Dio.

"Pardon me?"

"Diorama Abraham."ucapnya sekali lagi sambil mengulurkan tangan kanannya kepada Agis.

"Agista."balas gadis itu singkat sembari menyambut uluran tangan kekar milik Diorama. Pria ini benar-benar sempurna, batinnya.

Tiba-tiba, Dio memberikan ponselnya kepada Agis, "Give me your phone number. Maybe, we will meet again after this." Pria itu sangat yakin jika Agista pasti tak akan menolaknya.

Lalu dengan santai Agis mengambil ponsel yang diulurkan oleh Dio. Setelah mengetikkan sesuatu, ia segera mengembalikan benda itu kepada empunya.

Dio mengernyitkan dahinya setelah melihat apa yang tertera di layar ponselnya, "Alamat?"

Break the Rules ft Jeno-KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang