Chapter-22

1K 140 38
                                    

💔

Suasana pagi ini di kediaman milik Johnatan Hayes sedikit berbeda dari hari-hari biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suasana pagi ini di kediaman milik Johnatan Hayes sedikit berbeda dari hari-hari biasanya. Jika sebelumnya ia hanya akan menikmati waktu sarapan pagi seorang diri, kali ini pria  yang sudah menginjak usia 30 tahun itu melakukan rutinitas itu bersama dengan orang tua dan juga adik bungsunya, Agista.

Setelah mendapatkan restu dari sang ayah, Johnatan dengan sigap segera menyiapkan pesta pertunangannya dengan gadis yang sudah sejak lama bertahan dengannya yaitu Serena Abigail. Gadis penyabar itu selalu berada disampingnya meskipun mengetahui bahwa sulit bagi mereka mendapatkan restu khususnya dari orang tua Johnatan. Namun ujian itu kini berhasil mereka berdua lewati dengan baik.

Johnatan membuka pembicaraan disela-sela kegiatan santap sarapan, "Little girl, kamu nanti temani kak Serena mencari couple ring oke?"

"Ck... Ini yang mau tunangan aku atau kakak sebenarnya?"tanya Agista sembari memamerkan wajah dengan senyuman miringnya.

Gadis itu tentu dengan senang hati menerima bantuan dari sang kakak. Apalagi ini kesempatan untuknya menikmati waktu belanja dengan calon kakak iparnya. Agis baru menyadari bahwa selama ini ia melupakan waktu berharga untuk ia nikmati dengan memuaskan diri sendiri dan terlalu banyak memikirkan pria yang bahkan hanya bermain-main dengannya.

"Ayolah, kau tahu sendiri kakak itu super sibuk dengan urusan bisnis keluarga kita."pinta Johnatan.

Jonathan sendiri memasang muka memelas bak seorang anak berusia lima tahun yang merengek meminta dibelikan mainan. Hal itu membuat Agis berusaha menahan tawanya dan berusaha untuk tidak menyemburkan makanan yang sedang ia kunyah.

Ayah dan ibu mereka hanya bisa tersenyum dan geleng-geleng kepala melihat kelakuan dari kedua putra-putrinya. Johnatan yang merupakan anak pertama berhasil menjadi sosok kakak yang baik untuk Agista. Waktu begitu cepat berlalu hingga tanpa terasa, Johnatan dan Agista telah tumbuh dewasa.

"Honey, you better help your brother. He is so busy with work that even the event itself is difficult for him to prepare."ucap sang ayah yang segera melerai perdebatan kakak beradik itu.

"Hehehe... Of course dad, I was just kidding. I am very happy if I can help him."jawab Agis.

Agista kembali beralih menatap Johnatan. Ia tersenyum miring yang membuat Johnatan sedikit bergidik ngeri melihat ekspresi adiknya itu. Johnatan merasa heran, kemana larinya adik manisnya. Mengapa Agis kini lebih mirip seorang penyihir.

"Emm... bagaimana jika aku menginginkan sebuah imbalan? You have to pay for my services, bro."

"Berbelanja lah sesukamu dan gunakan ini."ucap Johnatan sembari mengulurkan sebuah kartu debit berwarna hitam miliknya. Agista yang menerima hanya mampu bersorak kegirangan dalam hati. Harta Johnatan tak akan mudah habis jika hanya ia gunakan untuk berfoya-foya seharian.

Break the Rules ft Jeno-KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang