Chapter-24

1.1K 134 34
                                    

"Why is he always where I am."

• • •

Dalam perjalanan, Agis hanya membungkam dirinya sendiri. Perasaannya sungguh tak karuan. Ia merasa heran, mengapa takdir selalu mempertemukannya dengan pria bernama Diorama Abraham ditempat manapun.

Sedangkan pria disampingnya, terus menerus menolehkan pandangan. Berulangkali melirik gadis yang sedari tadi menekuk wajahnya. Haidar menyadari jika Agis merasa kesal diakibatkan oleh kejadian tadi.

"Are you okay, young ady?"tanya Haidar dengan hati-hati.

Rasa khawatir timbul di hati Haidar melihat Agista yang berubah murung setelah acara dinner mereka berdua dirusak begitu saja oleh Diorama.

Agis menghela nafas kasar, lalu dengan pelan ia menjawab, "You know that i'm not okay, Sir."

Ia terus memikirkan nasibnya sendiri, setelah kejadian tadi dimana ia terus merasa mual dan ingin memuntahkan segala yang ada di dalam perutnya. Tidak mungkin jika ia harus mengandung anak dari pria yang telah bertunangan dengan gadis lain.

Diliriknya pria yang masih fokus menyetir, ia ingin meminta bantuan namun sedikit sungkan. Berulangkali Agista maju mundur untuk mengeluarkan suaranya. Hingga akhirnya...

"Haidar, bolehkah aku mengajukan permintaan?"tanya si gadis.

Meski ragu, Agis yakin jika Haidar pasti mau menolongnya malam ini.

"Yeah, of course. Anything for you, Agis."jawab Haidar sembari menoleh dan tersenyum kepada gadis itu.

"Eumm... Can i stay in your apartment tonight?"pinta Agis dengan cukup ragu.

Bukan tanpa sebab Agis meminta hal tersebut. Gadis itu paham benar dengan permintaan yang mungkin sulit untuk Haidar penuhi. Apalagi ia yakin jika Haidar bukanlah pria yang dengan mudah berbagi malam dengan seorang gadis.

Tentu Haidar tercengang setelah mendengar permintaan yang cukup konyol itu. Degup jantungnya hingga terhenti sesaat. Pria itu masih belum siap untuk hal ini. Bermalam bersama Agista tidak ada dalam daftar keinginannya.

Haidar menjawab dengan tegas, "Agis, kurasa itu bukanlah ide yang baik."

Dan benar saja, Haidar menolaknya secara halus. Ia mungkin begitu menginginkan Agista, namun pria itu enggan mengambil kesempatan licik seperti ini. Ia tak ingin mendapat predikat sebagai pria brengsek.

"Sejujurnya aku malas untuk pulang, aku yakin jika dia pasti akan mendatangi apartemen ku malam ini."gumam Agista tanpa memandang ke arah pria disampingnya.

Agista menebak jika Dio pasti malam ini kembali mencarinya, mengejarnya dan memaksakan kehendaknya. Agista tidak menginginkan hal itu terjadi. Apalagi setelah insiden tadi, gadis itu sangat yakin jika Dio pasti bergegas mencarinya.

Meski tak menyangkal bahwa ia masih mencintai pria itu, namun tetap saja ia tak sampai hati jika harus menghancurkan hubungan oranglain. Yeah, it was a simple principle in her life.

Dalam situasi seperti ini, Haidar paham. Ia ingin menerima tawaran itu, namun hati kecilnya dengan keras menolak. Walau bagaimanapun ia seorang pria dewasa. Ia takut berubah menjadi buas dan menerkam gadis disampingnya. Haidar did not want to complicate the problem.

"Emm, bagaimana jika ku antar kau ke rumah kakak mu?"tanya Haidar.

Opsi lain terus ia cari, terus terang ia menjadi takut sekarang. Jangan sampai hal yang diluar dugaan terjadi begitu saja dan menghancurkan segalanya.

Break the Rules ft Jeno-KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang