"The missing puzzle pieces are slowly being found."
"Ah baby, sorry but, kau sore ini pulang sendiri tak apa kan?"tanya Dio kepada Agis yang terlihat masih sibuk membereskan meja kerjanya, sedangkan dirinya sendiri masih sibuk menatap layar laptop mempelajari materi yang akan ia presentasikan kepada investor nanti.Agis segera menghentikan kegiatannya sejenak dan menoleh ke arah suara. Dipandanginya Diorama yang masih berkutat dengan pekerjaan yang entah kapan akan selesai. Gadis itu paham betul jika Dio masih sibuk dan belum ada pertanda jika dia telah menyelesaikan pekerjaannya. Agis lantas menjawab dengan sedikit lesu, "Emm, tidak biasanya."
Mendengar suara lesu milik Agista-nya, sang pria langsung mengalihkan pandangan. Pria itu memusatkan pandangannya pada gerak-gerik Agis. Dio kemudian memutuskan untuk beranjak dan bergerak mendekati gadisnya yang sedang murung. Ia merengkuh tubuh ramping itu dari belakang. Dio membenamkan wajahnya pada ceruk leher gadisnya, menghirup dalam-dalam aroma parfum yang masih melekat pada area itu serta berulangkali mengecupnya.
"Forgive me, sore ini kebetulan aku ada janji temu dengan investor dari Singapore, kemungkinan aku akan pulang terlambat malam nanti." bisik si pria yang tetap mempertahankan rengkuhannya kepada si gadis.
Agista berhenti sejenak dari kegiatan beberesnya. Gadis itu meraih tangan kekar milik sang pria yang melingkari perutnya lalu menggenggamnya. Ia sedikit meragukan pria ini setelah kejadian di cafe tempo hari. Agista khawatir jika Dio akan kembali berbohong dan menemui wanita lain. Untuk itu, dengan tegas ia segera bertanya untuk memastikan hal tersebut, "Baiklah, tapi kau tidak berbohong bukan?"
Dio tersenyum, ia merasakan ada hawa ke khawatiran dibalik wajah murung gadisnya. Agis pasti berpikir bahwa dirinya kembali berbohong dan menemui wanita lain. Namun untuk kali ini, pria itu mengatakan apa yang sesungguhnya meskipun sebenarnya ia tetap menyembunyikan sesuatu yang gadisnya tidak ketahui.
Dio perlahan mengeratkan rengkuhannya, merapatkan tubuh jangkungnya kepada tubuh mungil dalam dekapannya. Ia mengecup dan menggigit kecil telinga si gadis sehingga terdengar sedikit suara erangan yang membuat dirinya seketika menegang.
"I'm not lying to you, don't you believe it?"
"Aku bukan tak percaya, hanya waspada saja, tuan Diorama."
Sebenarnya Agis merasa kecewa karena akhir-akhir ini mereka berdua jarang menghabiskan waktu bersama. Hal itu membuat hubungan mereka menjadi renggang dan berjarak. Tetapi harus bagaimana lagi, ia tak bisa menyangkal jika Dio memang pria yang sibuk dengan posisinya sebagai CEO perusahaan milik ayahnya. Agis sadar jika ia juga tak bisa memaksakan kehendaknya sendiri dan bersikap egois, toh ini perihal bisnis.
Agista harus bersikap dewasa, meskipun masih ada setitik keraguan terhadap pria yang masih setia merengkuhnya. Ia hanya bisa percaya jika sesuatu yang sedang disembunyikan Dio pasti lambat laun akan tercium juga baunya. Agis memilih untuk bersabar menanti hal itu terbongkar dengan sendirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Break the Rules ft Jeno-Karina
FanfictionHe fell first, but he never fell harder. Until he break the rules. Warning : 🔞 Start : 26 Maret 2023 Finish : - Please don't copy my story 🙏 copyright©2023 by JuliaJasmines