Ini sudah masuk hari kedua pemeriksaan kesehatan kepada calon prajurit di Kementrian Pertahanan, nampak para dokter sedang melaksanakan tugas mereka melakukan pemeriksaan begitupun dengan Becca dan Nam, walau mereka berada dalam satu ruangan, tapi ada pembatas tirai di antara mereka, sekedar informasi pemeriksaan kesehatan ini agak sedikit bersifat privasi (Kayak semua calon prajurit itu mau dilihat dan di cek ada ga cacat di tubuh mereka gitu).
Becca sedang sibuk mengecek nama calon prajurit selanjutnya "Freen Sarocha", Becca melihat nama itu, ",Kenapa namanya singkat sekali?", ucapnya. Tak lama kemudian seorang pria bertubuh tinggi tegap muncul di hadapannya, Becca mendongkak melihat pria itu, "Kamu?", ucap mereka berdua bersamaan, "Oh jadi namanya Freen", ucap Becca dalam hati. "Rebecca" hemm namanya yang indah ucap Freen dalam hati saat melihat id card Becca.
"Bisa kita mulai sekarang?", tanya Becca
Tanpa menjawab Freen langsung membuka bajunya disusul celana treningnya, saat ini ia hanya tinggal memakai CD saja. Becca yang melihat itu melongo, matanya membulat sempurna, sungguh pemandangan di hadapannya ini sangat indah, dada bidang, otot tangan yang kekar dan astaga bahkan di perut pria itu ada beberapa cetakan mirip roti sobek, kenapa ini indah sekali?. Becca masih terpaku tak bersuara, melihat wanita di hadapannya hanya diam, Freen kemudian mendekat, masih tidak ada reaksi dari wanita itu.
"Kau mau menyentuhnya?", bisik Freen
"Hemm", Becca menatap mata Freen, wajah mereka sangat dekat sekali.
Buuughhh.....
Becca refleks memukul kepala Freen dengan alat Tensimeter di dekatnya.
"Yaaaakkkk...apa yang kau lakukan? dasar pria mesum", Becca panik tapi wajahnya sangat merah seperti tomat sekarang.
Freen memegang kepalanya, astaga dia merasa pusing setelah mendapat pukulan itu, apa wanita itu sudah gila kalau Freen sampai cedera bagaimana, bisa-bisa dia tidak akan lulus. "Apa kau sudah gila, otakku bisa geger", Freen memegangi kepalanya
"Kau sangat mesum".
"Aku tidak mesum, kau yang terus memandangi tubuhku ini, bahkan air liurmu sampai menetes begitu", goda Freen
Mendengar ucapan Freen, mendadak Becca menyentuh bibirnya, "Bhuahahahahhahaha,...kau ini lucu sekali", Freen tertawa melihat Becca, merasa dipermainkan Becca hendak ingin memukul Freen dengan buku album tapi Freen langsung menangkap tangannya.
"Apa kita hanya akan bertengkar disini dr. Rebecca?", tanya Freen pelan, suaranya terdengar halus tapi tegas, mata mereka saling memandang, Becca merasa aneh dengan situasi ini, bahkan dia bisa mendengar denyut jantungnya sendiri.
"Lepaskan tanganku"
"Baiklah, sekarang lakukan tugasmu".
Becca benar-benar dibuat salah tingkah saat memeriksa Freen, dia adalah seorang dokter harusnya dia sudah biasa dengan pemandangan ini, setiap kali matanya bertatapan dengan Freen seketika dia merasa seperti ada sesuatu yang bergolak di dalam sana, entah perasaan apa ini.
Chankimah Corporation...
Aladrik Chankimah baru saja selesai melangsungkan rapat dengan beberapa koleganya dari China, sebuah perjanjian kontrak bernilai miliaran bath baru saja disepakati.
"Besok, kita akan makan malam di rumah John, kau harus ikut", ucapnya menatap Kenzo
"Baiklah, apa hanya aku saja?", Kenzo berpikir masih ada Freen
"Saya tidak tertarik mengajak anak itu, jangan sampai dia merusak suasana nanti",
Kenzo hanya mengangguk, dia juga berharap Freen tidak perlu ikut bersama mereka, "John memiliki seorang anak perempuan, dia sangat cantik karena mewarisi wajah ibunya, kali ini jangan membuang kesempatan Ken", ucap Aladrik
Skipp....
Ini hari terakhir bagi Becca dan rekan medis lainnya menjalankan tugas di Kementrian Pertahanan, mereka akan segera pulang, Becca sedang merapikan barang-barang, setelah ini dia akan langsung pulang ke rumahnya.
"Apa kau akan di jemput Bec?". tanya Nam
"Tidak dok, saya pulang naik taksi saja",
"Kenapa begitu? ikutlah denganku, biar aku yang akan mengantarkanmu".
"Tidak perlu, lagi pula arah rumah kita berlawanan, aku naik taksi saja", jawab Becca dengan tersenyum
"Baiklah, kalau begitu aku duluan yah".
Di depan kantor kementrian, Becca sedang berdiri menunggu taksi yang lewat, dia melirik jam di tanganya yang saat ini sudah menunjukan pukul 5 sore, ia masih sabar menanti, "Kenapa sejak tadi belum ada taksi yang lewat", Batinnya
"Biiiiiiiippppppp"
Suara klakson membuatnya kaget, hampir saja hpnya terlempar saking kagetnya. "Apa kau sudah gila?", ia menatap kesal pria yang sedang tersenyum di atas motor.
"Apa kau mau pulang dokter?".
"Bukan urusanmu".
"Aku hanya bertanya, kalau kau ingin menunggu taksi sebaiknya kau duduk saja dulu, taksi tidak akan mudah lewat di tempat ini". Kantor pertahanan itu tidak berada di jalan raya besar, itulah kenapa taksi jarang lewat disitu. Becca hanya diam saja, pantasan dari tadi dia tidak melihat taksi.
"Naiklah".
"Tidak mau, nanti kau berbuat mesum lagi".
"Aku tidak segila itu".
Becca masih tetap diam, sebenarnya dia ingin naik tapi dia agak sedikit gengsi.
"Baiklah kalau kau tidak mau, aku duluan". Saat Freen sudah akan pergi, tiba-tiba Becca berjalan menuju motor besar itu dan langsung naik, Freen hanya tersenyum melihat kelakuan Becca.
"Jangan salahkan aku jika kau terjatuh, kau duduk terlalu ujung", Becca mendengus kesal, ia kemudian mendekatkan tubuhnya, Freen merasakan tubuh bagian depan Becca menempel di belakangnya, "Berpeganglah", ucap Freen lalu ia melajukan motornya, membelah jalanan kota Bangkok.
Menjelang malam Freen dan Becca tiba di depan rumah Becca, Freen melihat rumah mewah nan megah itu, dia baru sadar Becca bukanlah orang sembarangan,
"Terima kasih telah mengantarkan ku".
"Sama-sama, kenapa kau tidak minta di jemput? padahal kau hanya tinggal memilih mobil mana yang akan menjemputmu", tanya Freen sambil melihat deretan mobil mewah di rumah Becca
"Aku hanya tidak ingin di jemput saja".
"Baik, masuklah, aku akan pergi kalau kau sudah masuk ke dalam", Entah kenapa mendengar ucapan Freen membuat hati Becca menghangat.
"Hemmm....baiklah aku akan masuk, sekali lagi terima kasih yah"
"Iya, cepatlah masuk"
"mmm...kha".
KAMU SEDANG MEMBACA
You and Sky
RomanceDia adalah semua hal yang aku impikan dalam hidupku, dia tidak sempurna tapi dia mampu membuatku selalu merasa luar biasa. Dia mampu membuatku merasa jatuh cinta setiap hari, apa pun dan bagaimana pun keadaanku, setiap bersamanya aku selalu jatuh ci...