Bab 21

1K 118 1
                                    

Freen berlari cepat menuju ruangan di mana Becca di rawat, dia sangat bahagiah saat Irin mengatakan kalau Becca sudah sadar dari komanya, akhirnya setelah dua minggu wanita yang sangat dicintainya itu sudah sadar. Freen membuka pelan pintu ruangan, di dalam ada dokter dan seorang perawat yang sedang memeriksa Becca, Freen menatap bahagiah wajah wanita itu, Becca terlihat masih lemah namun berusaha tersenyum padanya.

"Tuan, dr. Becca sudah sadar tapi masih sedikit lemah, kami akan tetap melakukan pemantauan untuk melihat perkembangan dr. Becca lebih lanjut", ucap dokter, Freen hanya mengangguk, "terima kasih dokter", ucapnya

Perlahan Freen mendekati Becca, dia menciumi kening dan kedua mata gadis itu, saat ini Becca masih menggunakan oksigen sebagai alat bantu pernafasannya. Setetes air mata jatuh dari mata wanita itu, dia sangat merindukan sosok pria berbaju militer di hadapannya ini, "Jangan menangis, aku ada disini denganmu sayang, aku sangat bahagia kamu sudah bangun, istirahatlah kita akan bicara saat kamu sudah membaik", ucap Freen lalu kembali mencium kening kekasihnya itu.

Berita tentang Becca yang sudah sadar dari komanya mendapat sambutan bahagiah dari keluarga dan para sahabat, bahkan kedua orang tuanya langsung datang di rumah sakit begitu menerima kabar dari Freen. Ini seperti keajaiban bagi keluarga itu, saat ini Jena sedang mencoba menyuapi Becca, karena keadaannya masih lemah sehingga Jena menyuapi putrinya itu, Freen baru saja pulang ke rumah, dia merindukan putri kecilnya sekaligus berganti pakaian.

"Apa Freen belum datang mom?", tanya Becca, saat ini dia sudah mulai berbicara walau masih terlihat sangat lemah.

"Dia baru saja pergi sayang, apa kau sudah merindukannya lagi?", goda Jena kepada putrinya.

Becca hanya tersenyum, dia memang sangat merindukan Freen, rasanya dia ingin pria itu terus berada di sisinya dan tidak pergi kemana pun lagi. trauma akan penculikan dan bagaimana penembakan yang di lakukan Kenzo kepada Freen dan Ayahnya membuat Becca tidak ingin jauh-jauh dari Freen. Becca juga sangat merindukan putrinya, Freen memperlihatkan foto-foto bayi mereka yang membuat Becca menangis haru, dia tidak menyangka bisa berjuang sejauh ini bersama malaikat kecilnya itu.

Skip....

Keadaan Becca semakin membaik, bahkan dia sudah tidak lagi menggunakan alat bantu pernafasan, hanya saja dia belum diizinkan pulang karena harus melakukan pemeriksaan lagi. saat ini Irin, Nam dan Orn sedang di ruang rawat inapnya, sejak tadi ketiga dokter itu terus berbicara banyak hal tentang Freen saat menunggu Becca sadar dari koma. "Irin, apa aku sudah boleh mandi? rasanya kepalaku sudah berkarat", ucap Becca

Ketiga sahabatnya itu saling bertatapan, "Tentu saja boleh, biar aku yang akan memandikanmu", jawab Irin. Becca hanya tersenyum, "tidak usah, aku bisa mandi sendiri", jawab Becca

"Apa maksudmu? tidak apa-apa, lagian luka oprasimu tidak boleh basah", ucap Irin lagi, tapi Becca tetap menolak, sementara Nam sepertinya dia paham dengan maksud penolakan Becca. Saat mereka sedang berbicara, tiba-tiba Freen datang membawa paper bag berisi pakaian untuk Becca, hari ini dia kelihatan sangat tampan dengan kaus polos dan celana jeans, tidak lupa Freen selalu memakai topi. melihat Freen yang baru masuk, membuat keempat wanita itu terpukau, "Freen apa ada pria yang tampan seperti dirimu di markas militer itu? jodohkan denganku dong", ucap Orn yang disambut tawa ketiga sahabatnya yang lain.

Freen tersipu malu, "hanya ada satu yang seperti diriku disana, yaitu diriku sendiri dan aku sudah memiliki Becca", ucap Freen sambil mencium tangan Becca. ketiga sahabat Becca langsung berteriak baper mendengar ucapan Freen, tidak berapa lama kemudian mereka keluar ruangan meninggalkan Freen dan Becca sendirian.

"Besok jangan memakai pakaian seperti ini kemari", ucap Becca. Freen menatapnya bingung, "Kenapa sayang? ada yang salah?", tanya Freen.

"Aku tidak suka, para perwat atau wanita mana pun melirikmu",

Freen tersenyum, wanita cantiknya itu sedang cemburu rupanya, "Bagaimana aku melirik mereka, sedangkan aku sudah memiliki bidadari secantik dirimu, mereka tidak ada apa-apanya dibandingkan dirimu", ucap Freen lalu mengecup singkat bibir Becca. "Mami akan membawa putri kita kemari", tambah Freen.

Becca langsung tersenyum bahagiah, dia sangat merindukan malaikat kecilnya itu, "Benarkan sayang? aku sangat ingin bertemu dengan anak kita", ucap Becca dengan mata berbinar, "iyaa mereka akan kemari", jawab Freen sambil mengusap kepala Becca.

"Kalau begitu ayo mandikan aku", ucap Becca

Freen seketika membulatkan matanya, tunggu Becca barusan meminta Freen memandikannya, apa Freen tidak salah dengar?, "apa maksudmu sayang?", tanya Freen

"tadi irin mengatakan aku sudah bisa mandi, karena luka oprasiku belum boleh basah jadi bantu aku untuk mandi", ucap Becca

Freen mematung, tidak ini permintaan yang sangat ia tunggu-tunggu, dengan cepat dia menggendong Becca dan membawanya masuk ke dalam kamar mandi. Freen mendudukan Becca di kursi kecil yang ada di dalam kamar mandi itu, perlahan dia mulai membuka satu persatu pakaian yang Becca gunakan. sial Freen benar-benar merasa gila melihat tubuh Becca, buah dadanya terlihat montok karena di penuhi dengan ASI, Freen melihat bagian perut ada perban yang masih menutupi luka jahitan, serta bagian bawah yang masih tertutup celana dalam. Freen berusaha fokus, dia mensugesti dirinya sendiri dengan kalimat "Becca masih sakit".

Proses mandi selesai, Freen dengan telaten mengeringkan rambut Becca dan memakaikan pakaian kepada kekasihnya itu, Becca sangat beruntung memiliki Freen, saat Freen hendak mengancingkan baju piyama Becca, wanita itu langsung mencium bibir Freen dengan rakus, Freen kaget namun sedetik kemudian dia membalas ciuman itu, mereka saling melumat dan menyesap manis bibir masing-masing, bahkan Becca mengeluarkan desahan di selah ciuman mereka.

"Oiiiiii astaga, Becca belum sembuh, apa yang kalian lakukan?", teriak Nam yang tiba-tiba masuk ke ruangan diikuti Laura yang membawa bayi Freen dan Becky.

Freen dan Becca merasa malu, Becca bahkan menyembunyikan wajahnya di dada bidang Freen, "ingat, Becca masih belum sembuh total", ucap Laura. Seketika Freen dan Becca menatap Laura yang sedang memeluk bayi, Freen dengan cepat mengambil putri kecilnya dan membawanya ke Becca, untuk pertama kalinya sejak Becca sadar dari koma, dia baru bisa bertemu dan menggendong putri kecilnya itu, Becca tidak hentinya menghapus air mata haru dan bahagia melihat putrinya, dia bahkan terus menciumi wajah mungil anaknya itu.

"Kau mau menyusuinya?", tanya Nam yang langsung di angguki oleh Becca, perlahan Nam membantu Becca mencari posisi yang nyaman untuk menyusui bayinya, Freen yang melihat itu merasa sangat bangga dan haru, dia mengambil tempat duduk di samping Becca, "Aku akan memberinya nama, ARABELA PATRICIA CHANKIMAH"

You and SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang