Bab 22

1K 118 0
                                    

Hari ini Becca sudah diperbolehkan pulang ke rumah oleh dokter, Freen sedang mengemasi semua barang dan perlengkapan Becca selama di rumah sakit.

"pulang dan beristirahatlah, dr. Saint menambahkan cutimu jadi jangan memikirkan pasien di rumah sakit ini, cukup fokus pada keponakanku dan kesehatanmu, ok?", ucap Irin kepada Becca, mereka berdua saling berpelukan hingga Irin kemudian berpamitan pergi.

"Apa kau sudah siap sayang?", tanya Freen, namun Becca tiba-tiba terlihat jutek dan tidak menjawab pertanyaan Freen. Merasa heran, Freen mendekati wanitanya itu, "ada apa hemm?, kau seperti sedang kesal sayang?", tanya Freen lagi

"Iya aku memang kesal, kenapa kau tidak mau membawaku pulang ke rumahmu? apa kau sudah tidak mencintaiku lagi?", ucap Becca,

Freen tersenyum melihat tingkah lucu Becca, wanita itu terlihat seperti anak umur 5 tahun kalau sedang marah, Freen kemudian mencium bibir wanita di depannya itu dengan lembut, menyesapnya dan mengulum, "Apa kau tidak tahu bagaimana aku berusaha menahan diriku saat ini?", ucap Freen, dia menyatukan kening mereka berdua.

"Aku ingin pulang denganmu", ucap Becca

"Aku juga, tapi aku ingin membawamu pulang ke rumah disaat kita sudah menikah, kau tahu aku tidak bisa sembarangan membawamu tanpa persetujuan kedua orang tuamu".

"Kalau begitu cepat minta persetujuan dari mereka",

"Khaa baby, aku akan segera melamarmu, biar bagaimana pun aku sangat merindukan Arabela putri kita, tunggu aku yah", ucap Freen kemudian mencium kening Becca.

Skip....

Freen pov...

Hari ini aku mengantarkan Becca pulang ke rumah kedua orang tuanya, jujur saja aku sangat ingin membawa wanitaku ini pulang bersamaku, tapi mami melarangku, katanya kami belum resmi menikah. Sebenarnya kami sudah mendapatkan restu tapi kami perlu persiapan untuk kesitu, apalagi Becca baru keluar rumah sakit, aku tidak ingin terburu-buru, kami akan menikah setelah Becca benar-benar sudah sembuh.

Aku sedang menggendong putri kecil kami di kamar Becca, saat ini Becca sedang merapikan pakaian Arabela di dalam lemari baju bayi, aku selalu merasa lucu saat melihat wanitaku ini berjalan, sejak melahirkan dia terlihat lebih montok dan cara berjalannya juga lucu, mungkin karena luka oprasi di perutnya yang belum sepenuhnya sembuh.

"Kenapa kau tertawa? ada yang lucu", tanya Becca

"Iya, kamu yang lucu, sekarang kamu terlihat lebih montok", ucap Freen dengan senyuman, tapi Becca merasa itu berlebihan.

"Oh bagus yah, kau barusan mengataiku gendut kan? astaga, apa kau tidak tahu aku begini karena mengandung dan melahirkan putrimu...hiks...hiks", wanita itu tiba-tiba menangis, Freen yang sedang menggendong Arabela langsung panik melihat Becca menangis, Freen lalu meletakkan putrinya di box bayi dang menghampiri Becca.

"Heii sayang, kenapa menangis? aku tidak bilang kamu gendut", ucap Freen

"Lalu gemoy itu apa? aku bahkan masih sulit berjalan karena perutku masih sakit tapi kau bilang aku lucu dan gemoy, pergi sana dan cari wanita yang langsing", Becca terus menangis

Freen semakin bingung, kenapa dengan ucapannya, dia mengatakan itu dengan rasa bahagiah serta penuh cinta kenapa malah Becca jadi tersinggung. Freen mencoba membujuk Becca, dia menarik wanita itu hingga terduduk di pangkuannya.

"Dengarkan aku sayang, ucapanku tadi adalah kata-kata yang aku keluarkan dari mulutku dengan penuh cinta untukmu, aku tidak perduli seberapa gendutnya dirimu nanti bahkan bila pipi tembem ini akan menjadi lebih besar dari bakpau aku tidak akan perduli, aku akan selalu mencintaimu lagi dan lagi, kau adalah cintaku, apa kau lupa aku hampir mati demi dirimu?, aku bahkan bermimpi kau akan terus melahirkan putra/putriku nanti sebanyak yang kau mau", ucap Freen kepada Becca.

Wanita itu tersenyum, "kau mau menambah anak lagi?", tanya Becca dan di angguki oleh Freen, "Iya sayang, aku ingin punya banyak anak agar di hari tua nanti kita memiliki banyak keturunan", jawab Freen.

Becca merasa senang mendengar jawaban Freen, mereka saling berpelukan, Freen sangat mencintai wanita di pangkuannya ini, tiba-tiba bayi mereka menangis, Becca dengan cepat menggendong Arabela, dia langsung membuka kancing dressnya dan menyusui putri kecilnya itu, Freen menatap Becca yang duduk di tepi tempat tidur, "kemarilah, duduk disini, aku ingin memangku kalian berdua", ucap Freen. Becca kemudian berdiri dan duduk di pangkuan Freen sambil menyusui putri mereka, sesekali Becca dan Freen berciuman, luapan kebahagiaan begitu besar di hati keduanya.

"Maukah kau menikah denganku?", tanya Freen saat melepas ciuman mereka, Becca menatap bingung ke arah Freen.

Freen kemudian mengambil sesuatu dari sakunya yang ternyata sebuah cincin.

"Sayangku Becca Patricia Amstrong, disini di pangkuanku dan di hadapan putri kecil kita, aku ingin melamarmu menjadi istriku, pendamping hidupku, ibu dari anak-anakku nanti, maukah kau menikah denganku?", Freen melamar Becca.

Wanita itu tidak dapat berkata-kata lagi, dia menangis haru sambil terus menyusui putrinya, Becca lalu membelai kepala Freen dengan satu tangannya dan mencium bibir pria di hadapanya itu, "Yes i do, aku ingin menjadi istri dan ibu dari anak-anakmu, i love u Daddy Freen", jawab Becca.

Mereka berpelukan bahagia, seolah mengerti dengan kebahagiaan kedua orang tuanya Arabela memainkan kedua kakinya, Freen dan Becca tersenyum melihat itu,

"Aku sangat mencintai kalian berdua", Ucap Freen

You and SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang