Bab 6

1K 124 1
                                    

"Becca?!",

Freen kaget melihat orang yang duduk di sampingnya adalah Becca, bagaimana bisa dia tidak menyadari keberadaan Becca disitu.

"Kalian sudah saling mengenal?", tanya Bili

"Dia calon istri Kenzo", Ucap Freen datar

"Whaaatt?", selain Heng semua yang ada di ruangan itu kaget bukan main, kalau Becca calon istrinya Kenzo berarti Freen dan Becca adalah calon ipar. Heng menatap Freen, baiklah sepertinya dia tahu alasan kenapa sahabatnya itu kelihatan kacau berapa malam yang lalu.

"Aku pergi", Freen beranjak pergi

"Heii...mau kemana kau? aku bahkan belum meniup lilin!", Tanya Bili

"Happy birth day bro", ucap Freen sambil berjalan keluar dari ruangan itu. Semua orang merasa heran, kenapa dengan anak itu?. "Apa semuanya baik-baik saja Nona Becca?", tanya Heng, Becca hanya diam, jujur saja sama halnya dengan Freen dia juga merasa sangat kaget saat mengetahui Freen adalah teman dari Noey. "Mungkin kau perlu menyusulnya Nona", Heng kembali berbicara kepada Becca, suasana jadi tampak canggung sekarang, selain Becca dan Heng semuanya terlihat bingung dengan apa yang baru terjadi barusan, "Irin aku duluan, bye", Becca langsung beranjak pergi bahkan sebelum Irin menjawabnya.

"Ada yang bisa jelasin ini ada apa?", Bili kembali bertanya

Freen berada di belakang Club, dia sedang berdiri bersandar di dinding sambil menghisap rokoknya, pandangannya masih menerawang, bagimana bisa mereka bertemu disini.

"Merokok tidak akan baik untuk kesehatanmu", Suara Becca mengalihkan perhatian Freen, pria itu hanya menatap Becca tapi dia tidak perduli dengan ucapannya.

"Pulanglah, tempat ini tidak cocok untukmu dokter", Freen kembali menghisap rokoknya

"Aku berhak berada dimana saja aku mau".

"Baiklah, kalau begitu aku pergi", ucap Freen sambil membuang puntung rokoknya. Pria itu lalu berjalan melewati Becca

"Apa kau marah?", tanya Becca

Freen berhenti, "Marah kepada siapa?", tanyanya

Becca berbalik menatap Freen, "Aku bisa melihat semuanya dari matamu Freen", ucapnya lembut

"Apa kau seorang cenayang? aku baru tahu kalau dokter juga bisa menjadi cenayang".

"Ini bukan keinginanku, kami hanya dijodohkan", Becca merasa hatinya rapuh sekarang

"Lalu kenapa? intinya kita akan segera menjadi saudara ipar, bukankah itu bagus dokter? Ah...sebaiknya dokter pulang saja, untuk menjadi keluarga Chankimah datang ke Club bukanlah hal yang baik, calon suamimu tidak pernah menginjakkan kaki di tempat semperti ini", Ucap Freen.

Entah kenapa perkataan itu membuat hati Becca seolah seperti dihujami beribu jarum, ia merasa sakit dengan perkataan Freen, matanya mulai memanas, Freen sadar ucapannya itu pasti menyakiti Becca tapi disini dia tidak bisa berbuat apa-apa. "Pulanglah, ini sudah larut malam", ucap Freen pelan.

Becca mengusap kasar air matanya, "Aku tidak pernah menginginkan perjodohan ini, aku tidak mencintai Kenzo, seandainya bisa memilih lebih baik aku mati dari pada menikah dengan pria yang tidak aku cintai", dia sudah terisak dalam tangis

Freen hanya diam menatap Becca, sungguh saat ini dia sangat ingin sekali memeluk wanita itu, tapi dia berusaha tidak melakukannya, hatinya sakit melihat Becca menangis, kenapa mereka berdua harus berada di situasi seperti ini,

"Aku akan mengantarkanmu pulang". Ucap Freen sambil berjalan mendahului Becca, wanita itu hanya menatap Freen dengan hati yang rapuh, Saat ini mereka berdua telah berada di parkiran Club,

"Pakai ini, kita akan naik motor jangan sampai kau masuk angin", Freen memberikan jaketnya pada Becca.

"Buat apa kau perduli? aku tidak ingin memakai jaket ini, biarkan saja aku sakit itu lebih baik".

"Bisakah kau tidak membantah?".

"Aku tidak membantah, aku hanya bicara yang sebenarnya, aku tidak perduli jika aku sakit".

"Kalau begitu kau tunggu disini, aku akan meminjam mobil Heng dulu", Freen mencoba sabar

"Aku tidak mau naik mobil".

Freen menarik nafasnya, wanita di depannya ini sedang menguji kesabarannya, "Kalau begitu pakailah jaket ini dan mari kita pulang",

"Aku sudah bilang aku tidak mau memakai jaket, mau masuk angin atau tidak apa perdulimu haaa??", Becca mulai meninggikan suaranya

"Karena kau adalah calon istri kakakku".

"AKU TIDAK PERDULI DENGAN PRIA ITU, AKU TIDAK MAU TAHU DENGANNYA, JANGAN TERUS MENGINGATKAN AKU TENTANG KENZO KARENA AKU MUAK MENDENGARNYA", Becca berteriak marah, perduli setan dengan keadaan ini, dia sudah putus asa.

Freen hanya menatap wanita itu, pikiran dan hatinya kacau sekarang, sementara Becca dia sudah menangis, jika saja dia berada di atas jembatan mungkin sekarang dia sudah memilih menjatuhkan diri dari atas jembatan.

"Apa kau tidak bisa melihat bagaimana frustasinya aku dengan perjodohan ini? aku bahkan tidak bisa bernafas Freen, semuanya kacau sekarang, aku tidak fokus bekerja bahkan ini pertama kalinya aku menginjakan kaki ku di club seperti ini, aku hanya berharap mendapatkan sedikit ketenangan, kenapa kau selalu mengingatkan aku tentang pria itu?", Becca terus menangis

Freen menatap nanar wanita dihadapannya, sedetik kemudian dia mengangkat tubuh wanita itu ala bridal style, dia berjalan masuk ke Club, menaiki tangga menuju ke lantai 3 club tersebut, Becca hanya diam, dia mengalungkan tangannya di leher Freen dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher pria itu, Sampainya di lantai tiga, Freen masuk ke dalam rungan yang tidak lain tempat pribadi Bili, ia meletakkan Becca di atas sofa, wanita itu hanya diam menatap Freen yang terlihat sedang mengetik sebuah pesan di hpnya.

Freen membuka kaus yang ia kenakan, dada bidang pria itu langsung terpampang nyata di hadapan Becca, melihat pemandangan itu membuat wajah Becca menjadi merah, Freen kemudian berbaring di sofa yang agak sedikit besar.

"Kemarilah".

You and SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang