Bab 8

1K 130 0
                                    

Sejak acara fitting baju pernikahan yang gagal total malam itu, kedua keluarga memutuskan menunda pernikahan Kenzo dan Becca, para orang tua sepakat mereka harus pendekatan dulu mengingat Becca yang masih kuliah dan sepertinya gadis itu belum menyukai Kenzo. Sebenarnya Kenzo tidak masalah karena dia sudah menyukai Becca pada pandangan pertama, tapi hal itu tidak berlaku pada Becca, malahan semakin hari dia semakin muak pada Kenzo.

Laura merasa ada yang harus dia luruskan pada Freen, dia merasa putra kesayangannya itu sedang menyimpan sesuatu yang tidak diketahui orang lain. Malam ini Freen tampak sibuk, dia mengemasi beberapa barangnya, dua hari lagi dia akan mengikuti pendidikan militernya.

"Apa semua sudah siap Nak?", tanya Laura

Freen menatap ibunya, "Sudah mam",

"Sepertinya mami akan sangat kesepian bila kau pergi", ucap Ibunya

"Maafkan aku mam, jika mami kangen mami bisa datang menemuiku", Freen mencoba menghibur ibunya.

Laura hanya tersenyum melihat putranya, "Boleh mami bertanya sesuatu nak?", tanyanya

"Mami mau tanya apa?",

"Apakah kau dan Becca sudah saling mengenal sebelumnya?".

Freen kaget dengan pertanyaan sang ibu, apakah ibunya mengetahui sesuatu?.

"Jawablah".

"Becca adalah dokter yang memeriksaku saat pemeriksaan kesehatan di Kantor Pertahanan mam", mendengar ucapan putranya Laura merasa semakin yakin ada yang disembunyikan oleh Freen.

"Kau menyukai Becca?".

Freen menatap ibunya, dia tidak pernah berbohong pada wanita itu karena ibunya akan sangat mudah membaca ekspresi wajah Freen.

"Aku tidak bisa mencintai wanita yang sebentar lagi akan menjadi istri kakakku",

"Ini mungkin belum terlambat sayang, jika Becca juga mencintaimu semua bisa di atur, lagi pula sepertinya dia tidak menyukai Kenzo",

"Kenapa mami berkata begitu? seiring waktu cinta bisa saja hadir di antara mereka, lagi pula Becca bukanlah barang yang bisa di over kesana kemari", ucap Freen

Laura yakin putranya ini juga menyukai Becca, hanya saja dia lebih memilih mundur dari pada berjuang, Kapan Freen bisa mempertahankan apa yang dia sukai tanpa harus terus mengalah pada Kenzo.

Sementara itu Becca sangat gusar, dia tahu dua hari lagi Freen akan berangkat mengikuti pendidikan militer dan itu berarti selama setahun lebih dia tidak bisa bertemu dengan pria itu, "Apa aku kerumahnya saja?", dia berbicara dalam hati, "Ah tidak, Kenzo bisa salah paham dia pikir aku kesana untuk dirinya", kembali dia berbicara, namun tiba-tiba dia memikirkan sesuatu.

Seseorang sedang terlihat memasuki sebuah restoran jepang, seorang pelayan tampak berbicara dengan orang tersebut, pelayan itu kemudian berjalan hingga berada di depan sebuah bilik, "Silahkan masuk tuan", ucap pelayan tersebut. Saat pria itu menggesar pintu tiba-tiba seorang wanita langsung berhambur ke pelukannya.

"Aku pikir kau tidak akan datang Freen", ucap Becca senang.

Freen menatap manik mata wanita yang sedang memeluknya sekarang, "Apa yang ingin kau bicarakan?", tanyanya.

"Aku hanya ingin melihatmu saja, kau akan mengikuti pendidikan militer dua hari lagi bukan?"

Freen melepaskan pelukan Becca, "Sekarang kau sudah melihatku, bisakah aku pergi?", Becca menggelangkan kepalanya.

"Apa kau sedang menghindariku?". tanya Becca

"Tidak, tapi aku pikir ini tidak seharusnya". Freen berbalik hendak keluar dari ruangan itu tapi Becca memeluknya dari belakang, Freen merasakan ada yang basah di belakang sana, Becca menangis.

"Aku mencintaimu Freen", ucap Becca lirih

Freen terdiam, dia tidak tahu, apa dia harus bahagia atau bersedih dengan ungkapan hati Becca saat ini. "Ini tidak benar Becca", jawabnya

"Apanya yang tidak benar?".

Freen berbalik dan menatap Becca, "Ungkapan perasaanmu, harusnya kau mengatakan ini pada Kenzo, karena dia....?".

"Karena dia calon suamiku, itukan yang ingin kamu katakan", Becca memotong pembicaraan Freen

"Katakan jika kau tidak mencintaiku Freen, aku ingin mendengarnya dari mulutmu",

"Aku harus pergi", jawab Freen

"Apa kau sedang mempermainkanku Freen?", suara Becca bergetar karena tangisannya

"Apa maksudmu?",

"Jika kau menganggap ungkapan hatiku ini salah, lalu bagaimana denganmu haaa? kenapa kau membiarkan aku tidur disampingmu malam itu bahkan kau memeluk tubuhku sampai pagi, lihatlah bahkan kau juga langsung datang menemuiku setelah aku memintamu kemari, jika kau tidak memiliki perasaa yang sama denganku, lantas ini apa? seorang adik tidak akan pernah melakukan hal semacam ini kepada calon istri kakaknya sendiri", ucap Becca

Freen terdiam, seperti pukulan telak ucapan Becca langsung mengenai hatinya, "Aku tidak bermaksud begitu", jawabnya.

"Apa kau menganggap aku murahan? dengan mudahnya kau mempermainkan aku? jika kau tidak menyukaiku harusnya jangan bersikap seolah kau perduli padaku, kenapa kau jahat sekali?", Becca terduduk di lantai, dia merasa dipermainkan oleh perasaannya sendiri. sementara Freen dia merasa tidak berguna, apa yang baru saja dia lakukan? kenapa dia begitu mudahnya membuat Becca selalu menangis.

"Kau seperti sebuah undian, sedangkan aku dan Kenzo adalah dua orang yang ingin memilikimu, aku hanya memiliki satu koin di tanganku sedangkan Kenzo memiliki ratusan koin di tangannya, bagaimana aku bisa merebut apa yang sudah dia menangkan terlebih dahulu, heem?", Freen berjongkok di depan Becca dan mengelus pipi wanita itu.

"Besok lusa aku akan mengikuti pendidikan militerku, setelahnya aku akan ditugaskan entah dimana mereka akan mengirimku nanti, katakan padaku bagaimana aku bisa meraihmu?, aku memang selalu berada dibawah Kenzo dalam semua hal, itulah sebabnya aku ingin menjalani hidup terpisah dari keluargaku, aku tidak ingin hal ini terjadi padamu", Freen kemudian mencium kening Becca, "Aku juga mencintaimu, tapi aku tidak bisa memperjuangkanmu, Kenzo sangat mencintaimu aku yakin dia mampu membuatmu bahagia". Becca terus menangis, dia terus menggelengkan kepalanya.

"Aku mohon perjuangkan aku Freen".

Freen menghapus air mata Becca, lalu membawa wanita itu kepelukannya.

You and SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang