Bab 11

1K 132 1
                                    

Freen baru saja selesai menjalankan operasi, dia masih belum sadar karena cukup banyak kehilangan darah, disampingnya Nam terus menggenggam tangan pria yang sudah ia anggap adik tersebut. Hubungan Nam dan Freen tetap berjalan baik, walau pun Nam sudah bukan lagi kekasih Kenzo. Freen selalu menceritakan semua permasalahannya kepada Nam, termasuk tentang Becca.

Ceklek ...

Nam melihat ke arah pintu, "Paman, Bibi", sapanya kepada kedua orang tua Freen yang baru tiba, tiba-tiba matanya tertuju pada sesosok wanita yang berada di belakang Laura, "Becca?", Nam cukup kaget melihat Becca apa lagi tidak ada Kenzo bersama mereka, sepertinya ada sesuatu yang tidak berjalan mulus.

"Nam, bagaimana keadaan Freen?", tanya Laura, wanita itu terus saja menangis

"Operasinya berjalan lancar, tapi Freen belum sadar dan itu butuh waktu bibi",

"Apa Freen bisa dibawah kembali ke Bangkok?", tanya Aladrik.

"Bisa, tapi kalau Freen sudah sadar paman",

Nam terus menatap Becca, "Apa mereka sudah menikah?", ucapnya dalam hati.

Ini sudah dua hari setelah oprasi, tadi pagi Freen sudah mulai membuka matanya walau pun ia masih kesulitan bicara, Nam mengatakan bahwa hal itu sangat wajar bagi pasien yang baru menjalankan operasi. Sementara itu, Becca saat ini sedang berada di Caffer rumah sakit, dia sedang gugup karena di depannya ada Aladrik ayah Freen.

"Saya dengar kamu meminta izin kepada Laura untuk menjaga Freen, benar?", tanya Aladrik

Becca menelan salivanya, aura yang ia rasakan sekarang sangat horor sekali, "i..iya itu benar", jawabnya

"Baiklah, saya akan izinkan kamu merawat Freen sampai dia keluar dari rumah sakit, tapi setelah itu kamu kembali ke Bangkok, urusanmu dengan Kenzo belum selesai",

Becca menarik nafasnya, sepertinya pernikahan itu harus dibatalkan karena dia tidak mencintai Kenzo.

"Aku tidak bisa menikah dengan Kenzo", ucap Becca

"Berarti jauhi Freen", jawab Aladrik

"Kenapa anda melakukan ini tuan?", Becca mulai menangis.

"Ini yang terbaik untuk putra-putra saya".

"Tapi anda sedang menghukum salah satu putra anda, saya dan Freen saling mencintai".

"Saya tahu apa yang saya lakukan, kedua putra saya sama-sama mencintai kamu, saya akan izinkan mereka bersaing untuk hal apa pun tapi tidak untuk perkara wanita, jika Kenzo tidak menikah dengan kamu, berarti Freen juga tidak, berhubung saya sudah melamar kamu untuk kenzo maka hanya Kenzo yang boleh menikah denganmu".

Becca merasa keputusan tuan Aladrik sangat tidak adil untuknya, Dia mencintai Freen tapi tuan Aladrik hanya menginginkan Kenzo menikah dengan denganya. Dia belum menjawab apa pun, pikirannya sedang kacau sekarang, lagi pula yang paling utama saat ini adalah dia diberikan kesempatan merawat Freen. Saat ini Becca sedang menyiapkan makanan untuk Freen, kedua orang tua Freen dan juga Nam sudah kembali ke Bangkok,  sementara Becca diizinkan merawat Freen sampai sembuh.

"Kenapa kau tidak ikut pulang ke Bangkok?", tanya Freen

"Aku akan merawatmu sampai sembuh",

"Aku tidak apa-apa, kembalilah ke Bangkok".

"Apa maksudmu? bisakah kau tidak membantah?".

"Ini tidak benar Becca".

"Apanya yang tidak benar? aku disini untuk merawatmu, jika yang aku lakukan ini salah maka orang tuamu pasti sudah membawaku pergi bersama mereka", Becca sudah mulai kesal, ia kemudian menyentuh pipi Freen, "Bisakah kita melupakan hal lain dulu dan hanya fokus pada kita berdua saja? hemmm?", Becca lalu mengambil tangan Freen dan mengecupnya lembut.

Keadaan Freen semakin membaik dari hari ke hari, perawatan yang diberikan Becca membuat proses penyembuhannya pun semakin cepat, hari ini dokter sudah mengizinkan Freen pulang dan karena mengingat Freen yang baru selesai menjalankan operasi sehingga untuk sementara dia akan tinggal di barak militer.

Saat ini mereka berdua telah tiba di barak militer, Becca menatap ruangan yang agak kecil itu, ada sebuah tempat tidur sedang, kamar mandi kecil dan dapur mini di dalam ruangan itu, "Kau tidak nyaman disini?", tanya Freen. Wanita itu menatap Freen "Asal denganmu, dimana pun akan selalu terasa indah", jawabnya. mereka berdua sudah berjanji hanya akan fokus pada mereka saja dan tidak untuk hal lain, setidaknya untuk saat ini.

Freen sedang berbaring di tempat tidur, dia terus menatap Becca yang sedang memotong sayuran untuk di masak, sesekali dia tersenyum melihat wajah cantik wanita itu. hingga kemudian dia mendekati Becca dan memeluk wanita itu dari belakang, Freen mencium rakus aroma wanita itu, saat ini tidak ada Kenzo atau siapa pun itu, sekarang hanya ada mereka berdua saja. Becca hanya membiarkan Freen melakukan itu, hatinya saat ini dipenuhi oleh begitu banyak kupu-kupu.

"Aku harus mandi, sepertinya tubuhku sudah lengket sekali", ucap Freen saat dia selesai makan

"Baiklah, tapi lukamu belum sembuh jangan sampai kena air". jawab Becca. Pria itu hanya mengangguk kemudian mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Becca lalu membereskan piring kotor, selanjutnya membersihkan ruangan itu, saat dia sedang menyiapkan pakaian untuk Freen tiba-tiba hp nya berbunyi, seketika raut wajah Becca menjadi tegang saat melihat nama yang tertera di layar hp nya.

Freen baru saja selesai mandi, dia melihat Becca sedang terduduk di tepi ranjang dengan mata yang sudah memerah karena menangis. "Ada apa?", Freen berjongkok di hadapan Becca.

"Ayahmu baru saja menelponku Freen, aku tidak mau menikah dengan Kenzo, aku tidak mau Freen", Becca terus menangis.

Freen langsung meraih tubuh wanita itu dan membawanya ke pelukan, Becca terus saja menangis dia tidak mau menikahi Kenzo tapi dia juga tidak mau berpisah dari Freen, dengan tatapan sendu dia melihat Freen, "Apa kau mencintaiku?". tanyanya

Freen menatap balik ke Becca, dia mengusap air mata wanita itu, "Iya", jawabnya.

"Kalau begitu, sentuh aku".

You and SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang