Part 17

979 109 0
                                    

Tidak terasa waktu cepat berlalu, benar kata Billi bahwa enam bulan itu bukanlah waktu yang lama, ini sudah bulan ke enam Freen berada di tahanan dan hanya tinggal menghitung hari lagi dia akan keluar dari penjara. Saat ini kehamilan Becca juga sudah masuk usia delapan bulan, meski pun perutnya sudah membesar tapi Becca tidak kesulitan dalam beraktivitas, walau begitu tidak bisa di pungkiri kedua orang tuanya dan kedua orang tua Freen sangat over protektive padanya, belum lagi kebawelan dari sahabat-sahabatnya dan sahabat Freen yang tiap hari selalu menanyakan kabarnya.

Hari ini Becca berencana ingin ke rumah sakit, sepertinya dia harus segera mengurus surat cuti kehamilannya, meski pun dr. Saint sudah mengizinkan Becca untuk cuti, tapi tetap administrasi adalah bagian dari prosedur yang harus ia urus. Becca sudah cantik dengan balutan drees berwarna biru yang dipadukan dengan cardigan berwarna putih, wanita itu sudah siap berangkat ke rumah sakit.

"Mom, aku ke rumah sakit dulu", ucapnya

"No...mommy tidak izinkan kamu pergi sendiri", jawab Jena

"Mom, aku bisa pergi sendiri, lagian jarak rumah sakit tidak jauh kan?",

"Tetap saja mommy tidak izinkan sayang, apa lagi kalau kamu bawa mobil sendiri, bagaimana kalau Freen sampai tahu, dia bisa marah", Ini benar, Freen menitipkan Becca pada semua orang dan melarang Becca melakukan hal-hal berbahaya, termasuk pergi sendirian.

Becca tersenyum menatap ibunya, "Makanya ini hanya menjadi rahasia kita berdua, ok mom? please yah...yah?", Becca membujuk ibunya, akhirnya Jena kalah, dengan berat hati dia mengizinkan putrinya pergi sendiri.

"Tapi kamu harus cepat pulang".

Skip....

Di rumah tahanan Freen mendapat kunjungan dari sahabatnya, Heng datang berkunjung selain untuk melihat Freen dia juga ingin menyampaikan sesuatu. Heng merupakan sahabat dekat Freen sejak SMA itulah kenapa mereka sangat dekat sekali.

"empat hari lagi kau akan bebas Freen", ucap Heng, saat ini mereka sedang berada di ruang khusus, yang memang sengaja dibayar oleh kedua orang tua Freen manakala ada yang ingin bertemu dengan putra mereka itu.

"Kau benar, entah kenapa menunggu empat hari terasa jauh lebih lama dari pada menungguh lima bulan dua puluh enam hari", jawab Freen, "apa ada kabar terbaru tentang Kenzo?", tanya Freen. Berbicara tentang Kenzo, akhirnya pria itu sudah bercerai dengan Becca, usai bercerai pria itu melarikan diri entah kemana setelah melakukan penggelapan dana perusahaan ayahnya dengan nominal yang sangat besar. sudah lama kabarnya tidak pernah terdengar lagi, tapi Aladrik masih tetap melakukan pencarian terhadap putra sulungnya itu.

Heng menghela nafas kasar, "Kemarin salah satu anak buahku, melihat seseorang yang mirip dengan Kenzo berada di Phuket", dia berhenti sejenak, "Sepertinya kakakmu itu sudah kembali ke Thailand Freen", ucap Heng.

Freen yang mendengar kabar itu seketika menegang, "Kau yakin Heng?, astaga, aku harus menghubungi ayahku, Kenzo sangat berbahaya, dia bisa melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya", ucap Freen

Saat sedang berbicara dengan Heng, tiba-tiba Freen memikirkan sesuatu, "Becca", dia melupakan Becca, biar bagaimana pun Kenzo sangat terobsesi dengan wanitanya itu, dia harus melakukan sesuatu. "Heng bisakah sepulang dari sini kau bertemu Becca? aku sangat khawatir dengannya, jika benar Kenzo ada di Thailand berarti Becca dalam bahaya", ucap Freen yang mendapat anggukan dari Heng, "Baiklah aku akan segera pulang".

Hari sudah sore tapi Becca belum juga pulang, Jena sudah sangat khawatir apa lagi nomor Becca tidak bisa dihubungi, merasa tidak enak akhirnya ia menelpon suaminya dan mengatakan bahwa Becca belum pulang ke rumah. John yang menerima telphone dari istrinya langsung bergegas ke rumah sakit melihat Becca, namun di perjalanan ia melihat kerumunan orang yang nampak melihat ke bawah jembatan.

"ada apa ini?", tanyanya kepada sopir

"Sepertinya ada kecelakaan tuan". John merasa penasaran, akhirnya dia turun dari mobil dan menuju ke kerumunan orang, "ada apa ini?", tanya nya pada seseorang yang berada disitu, "Ada mobil yang terjun ke bawah jembatan pak", jawab orang itu.

John semakin penasaran, akhirnya dia memberanikan diri melihat ke bawah jembatan, kakinya seketika berubah seperti jeli yang tidak mampu lagi menopang berat badannya, dadanya terasa sakit hingga menyebabkan ia susah bernafas, di bawah sana dia menatap sebuah mobil warna putih dengan plat nomor polisi yang sangat ia kenal, "Putriku", lalu semuanya menjadi gelap.

Sementara itu, Heng sudah tiba di rumah Becca, sesuai dengan permintaan Freen dia harus meminta Becca untuk tidak kemana-mana dulu sampai Freen dibebaskan. saat dia masuk ke dalam rumah, nampak ibu Becca sedang duduk dengan raut wajah penuh ke khawatiran.

"Heng kau disini?", Jena langsung menghampiri Heng.

"Iya mom, aku kemari karena diminta oleh Freen, dimana Becca?",

Belum sempat Jena menjawab pertanyaannya, tiba-tiba terdengar suara telphone. "Sebentar mommy angkat telphone dulu". Ketika Jena sudah mengangkat telphone, tiba-tiba wanita itu berteriak histeris, Heng yang panik langsung mendekatinya, "ada apa mom?", tanya Heng namun wanita itu terus menangis, Heng masih mendengar suara seseorang di telphone itu hingga ia memberanikan diri untuk bicara, "Hallo, siapa ini?", semenit kemudian Heng langsung berlari keluar dalam keadaan sangat panik.

You and SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang