Bab 20

1K 115 0
                                    

Freen terus berjalan menyusuri lorong rumah sakit, kakinya yang luka akibat tembakan sudah tidak dia hiraukan lagi, jantungnya berdegup kencang, Heng baru saja menyampaikan kabar yang beberapa menit lalu terasa melumpuhkan semua persendiannya. Perlahan Freen membuka salah satu pintu ruangan yang tertulis ruang operasi itu, dokter dan beberapa perawat disana hanya tertunduk sementara ibunya menangis di samping jasad yang tertutup kain berwarna hijau.

"Maafkan kami tuan Freen, tuan Aladrik kehilangan banyak darah, kami tidak bisa menolongnya", ucap salah satu dokter.

Freen perlahan mendekati jasad itu, membuka kain yang menutupi wajah yang telah kaku dan dingin tersebut. sekilas bayangan tentang sosok ayahnya.

Flash back on....

Tiga bulan yang lalu...

"Kenzo dan Becca sudah bercerai, papi yang mengurus perceraian mereka", ucap Aladrik kepada Freen, saat ini dia datang menemui putranya itu.

"Kenapa papi melakukannya?".

Aladrik menarik nafasnya, "Karena bukan Kenzo yang seharusnya bersama Becca tapi dirimu", Aladrik menatap putranya itu, "Mungkin ini belum terlambat, tapi maukah kau memaafkan papi? selama ini papi banyak sekali melakukan kesalahan padamu", ucap Aladrik

Freen merasa, hari itu adalah moment terbaik yang pernah ia rasakan selama 25 tahun, dia menemukan sosok ayah yang selama ini sangat ia rindukan. Bukankah tidak pernah ada kata terlambat bagi orang tua dan anak, karena seburuk apa pun orang tua tetaplah orang tua begitu pun sebaliknya.

"Mari kita mulai dari awal lagi", ucap Freen

Flash back off...

Freen terduduk, baru saja dia merasakan sosok ayah dalam hidupnya namun takdir berkata lain. Laura mendekati putranya itu, memeluk tubuh Freen dan menangis meratapi keadaan yang menimpa mereka, dia kehilangan anak dan suami di saat bersamaan. yang tersisa saat ini hanyalah Freen. "Jangan menangis mam, masih ada aku disini", ucap Freen sambil menghapus air mata ibunya, "Becca sudah melahirkan, mami memiliki cucu perempuan, tapi Becca masih dalam keadaan kritis mam", ucap Freen, dia berusaha untuk tetap kuat di hadapan ibunya. Laura kembali memeluk putranya, "Tuhan tidak akan mengambil apa pun lagi darimu, Becca pasti akan sembuh", ucap Laura.

Skip....

Pemakaman Kenzo dan Aladrik baru saja selesai, nampak Freen dan ibunya masih terus menaburkan bunga di makam keduanya, sesekali terdengar isakan tangis dari Laura, ini tidak mudah baginya tapi Freen berusaha untuk tetap kuat di hadapan ibunya itu. Freen meminta angeli membawa ibunya ke mobil, "Nanti aku menyusul", katanya.

Freen tertunduk di hadapan kedua makam itu, sesekali ia menghapus air matanya, "Kalian benar-benar meninggalkanku, maaf untuk semua hal yang terjadi di antara kita, aku berjanji akan menjaga mami dengan baik", Setelah itu Freen berpamitan dengan makam itu, lalu pergi menyusul Laura dan Angeli di mobil.

Dua minggu sudah berlalu, tapi Becca belum juga sadar dari komanya, saat ini bayi mereka sudah dibawah pulang ke rumah Freen, awalnya Jena ibunya Becca meminta merawat bayi mereka di rumah Becca saja, tapi mengingat kondisi Laura yang kesepian setelah ditinggal Aladrik akhirnya kedua orang tua Becca mengizinkan Laura merawat cucu mereka. Laura tidak sendirian dalam menjaga bayi Freen dan Becca, ada Angeli yang membantu Laura merawat cucunya.

Freen sedang di rumah sakit, dia sedang duduk bersama Nam di bangku taman rumah sakit.

"Kau sudah mulai masuk kerja Freen?", tanya Nam, dia melihat Freen sudah memakai kembali seragam militernya.

"Iya, ada beberapa hal yang harus aku selesaikan".

Nam menarik nafas, ada banyak hal yang berubah saat ini. dia melihat ke langit lalu tersenyum, "Apa mereka juga melihat kita sekarang?", tanya Nam kembali. Freen tersenyum, ia tahu siapa yang dimaksud oleh Nam. "Phi masih mencintai Kenzo?", tanya Freen, Nam tidak menjawab tapi dia tersenyum dan Freen tahu apa jawabannya.

"Carilah lelaki yang baik dan menikahlah", ucap Freen.

"Aku akan menikah jika kau dan Becca sudah menikah",

"Apa Becca akan bangun dengan cepat phi? ini sudah dua minggu tapi dia belum bangun juga, aku bahkan belum memberi nama pada putri kami".

Nam menatap Freen, "Becca adalah wanita yang kuat, aku mengenalnya, dia akan segera bangun dan kalian akan menikah",

Saat Freen dan Nam sedang larut dalam pembicaraan mereka, tiba-tiba Irin datang menghampiri mereka berdua, ternyata kalian disini, ucap Irin dengan nafas tersengal-sengal, Freen menatap Irin, "ada apa?", tanyanya

Irin masih menetralkan nafasnya, dia berlari dengan jarak yang cukup jauh, "Freen....Becca", ucapan Irin terheti, Freen langsung membulatkan matanya, "kenapa dengan Becca, jawab?!", tanya Freen panik.

"Becca sudah sadar".

You and SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang