1

4.6K 247 0
                                    


Suasana gelap yang mendung mencekam. Menghantarkan rasa tidak nyaman dan juga ketegangan yang lekat. Lebih dari itu, aura gelap menyelimuti bangunan megah yang Harry kenal baik dan selalu dia kunjungi jika dia mempunyai waktu luang.

Malfoy Manor

Harry ingat bahwa, 2 bulan lalu dia datang ke sini atas undangan Narcissa yang mengundang dirinya atas dasar perayaan hari jadi keluarga Malfoy. Datang bersama Draco, kekasihnya.

Oke, cukup klasik sebenarnya. Cerita antara dirinya dan juga si anak Slytherin. Seorang musuh bebuyutan yang saling jatuh cinta, kemudian menjalin kasih. Tidak banyak rintangan, hanya sedikit konflik mengenai tugas dan juga konflik antara asrama yang kental.

Lucius sebagai kepala keluarga tahu dan ia hanya menyetujui hal ini. Berharap, Draco bisa menemukan kebahagiaannya bersama Harry. Hidup bahagia dengan di lingkupi oleh cinta yang tiada habisnya.

Ya, itu harapan dan hanya sekedar harapan semata.

Konflik antara Harry juga si pembunuh keluarganya belum tuntas, yang artinya harapan itu hanya bisa di katakan sebagai mimpi.

Dan, Harry yang menghapus mimpi indah itu. Pemuda itu datang dengan rendah hati ke Malfoy Manor hanya untuk menemui Voldemort yang berkunjung dan menjadikan tempat itu sebagai markas besar-besaran. Siapa sangka kedatangannya di sambut oleh Bellatrix dengan senang hati. Hanya 2 saksi mata yang tahu alasan Harry datang ke maut.

"Selamat datang!! " dengan riang, Bellatrix merentangkan tangannya. Memeluk Harry dengan bahagia. Hal tersebut tentu mengundang kerutan bingung pada para anak Death eater yang berjaga di sekitarnya. Melepaskan pelukan itu kala Harry menepuk punggung Bellatrix dengan pelan.

"Terimakasih atas sambutannya, Bellatrix, " kata Harry. Tersenyum menyapa Bellatrix. Bellatrix sendiri dengan antusias melebarkan senyum dan memegang lengan Harry.

"Ayo! Yang lain sudah menunggu mu. Um, sebenarnya hanya Tuan ku yang tidak sabar mengenalkan mu pada yang lain, " jelasnya. Harry dengan tenang masuk lebih dalam ke arah pintu utama Malfoy Manor.

Jelas saja perjalanan ke sana cukup melelahkan dengan berjalan di dalam labirin kecil menuju ke pintu utama. Mata emerald milik Harry berpendar ke sekitar. Menatap semua sudut yang telah dia hafal di luar kepala. Mencoba bersabar dan tenang mengikuti langkah dari Bellatrix yang mengantarkan lebih dalam.

Aula pertemuan ada di bagian lantai ke tiga. Lantai yang Harry kenal betul saat tidak boleh ada yang ke sana selama ini. Nyatanya, memang tempat itu di jadikan aula pertemuan jika  Voldemort yang datang membawa semua anak buahnya.

Gelap dan suram

Harry merasakan aura kematian yang kental di area itu. Semua anggota Death eater berjaga di sekitar. Di semua penjuru Manor. Sebagian dari mereka menatap Harry sedikit tajam. Menatap bagaimana sang santapan berjalan bersama Bellatrix yang tersenyum senang dan menggenggam tongkat di depan tubuh, posisi siap jika ada yang menyerangnya.

Belum sampai di sana. Harry harus bisa menahan gejolak mual dan sesak saat ada sihir lebih gelap menusuk dirinya. Berpegangan pada dinding dan terkadang ke pembatas tangga menuju ke arah aula pertemuan.

"Tuan ku yang terhormat, tamu berharga anda sudah datang, " kata Bellatrix dengan senang. Nyaris berseru dan membuat seluruh anggota inti Death eater menoleh ke arahnya. Dominasi hitam menyapa mata Harry dan menatap seluruh ruangan. Seperti sebuah aturan tidak tertulis bahwa, setiap anggota harus memakai baju hitam.

"Harry. " samar. Harry dapat mendengar Severus bergumam lirih kala kedatangannya. Harry berusaha mengacuhkan keberadaan Severus. Terlebih, tatapan tajam Draco lempar padanya. Tidak percaya kala kekasihnya yang selama ini mengatakan bahwa dia sangat membenci Voldemort karena dia telah membunuh orang tuanya, malah Harry datang ke arah Voldemort dengan tenang.

The Villain? (DRARRY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang