"Hai, " sapa Draco. Duduk di samping Harry yang sibuk menulis tugas pekerjaan rumahnya di perpustakaan sekolah. Duduk di bangku belakang dan tidak memperdulikan bagaimana terpaan silau dari cahaya matahari sore."Hai, Dray. Tumben kau ke sini? " tanya Harry. Menatap sekilas pada kekasihnya sebelum kemudian kembali menulis di atas perkamen miliknya mengenai beberapa soal di atasnya. Hampir berisi sekitar 20 soal esai dan itu sangat di benci oleh Harry.
"Hu'um. Aku mengerjakan tugas ku sebenarnya, tapi entah mengapa aku tidak jadi. Kurasa lebih berguna lagi jika aku menatap mu menulis. " dengan santainya, Draco meletakkan perkamennya dan mengacuhkan kertas itu. Seakan-akan itu bukanlah hal penting yang harus ia pedulikan. Yang dia pedulikan sekarang hanya kekasihnya.
Harry sedikit mengernyit mendengar hal tersebut. Tapi, memilih melanjutkan menulisnya. Mungkin beberapa kata sebelum berhenti dan mengomel pada Draco yang kini malah bertumpu pada buku yang dia susun lebih tinggi dan menatap wajah Harry. Poni yang di biarkan menutup sebagian dahi pemuda itu membuat penampilan Draco lebih menarik.
"Baiklah, kurasa kau tidak hanya ingin berdiam diri saja. " Harry meletakkan penanya dan menatap Draco yang menaikkan alisnya. Berlagak tidak melakukan hal apapun padahal Harry tahu jelas, Draco yang tiba-tiba mencari alasan dekat lalu membaringkan kepalanya di atas buku adalah posisi menuntut cerita dengan posisi nyaman.
"Hm? "
"Katakan, apa yang ingin kau tanyakan. Mumpung suasana hati ku baik, jadi kurasa beberapa pertanyaan bisa ku terima, " kata Harry. Dengan mata berbinar seperti anak anjing, Draco menegakkan badannya tanda keantusiasan anak itu sudah melambung tinggi. Menatap Harry seperti kekasihnya adalah ladang jawaban.
"Baiklah, pertanyaan pertama. Apa yang membuat mu memutuskan untuk bergabung dengan ... Death Eater? " sedikit sensitif pertanyaan. Dan, Harry hanya menatap Draco dengan tenang. Walau Harry akui, jantungnya berdetak luar biasa kencang seperti dia selesai berlari 6 km.
"Hm, kurasa jawaban yang pas ... Aku hanya tertarik? " jawab Harry sedikit ragu. Pemuda itu memiringkan kepalanya lalu mengangguk merasa jawabannya sedikit tidak masuk akal bagi Draco. Draco sendiri menghembuskan nafasnya jengkel.
"Baiklah, ganti pertanyaan. Apa yang kau rencanakan? Aku tahu, Harry. Kau pasti tidak langsung bergabung secara cuma-cuma, kan? " tanya Draco. Harry menaikkan alisnya lalu mencubit pelan pipi Draco. Membandingkan kenyalnya pipi Draco pada pipinya.
"Dray, kenapa aku merasa pipi ku lebih kenyal ya? " tanya Harry. Draco menukik kesal. Apa-apaan Harry ini?
Pertanyaan Draco di acuhkan dan pemuda itu malah sibuk memencet pipinya. Tidak menganggap pertanyaan Draco sebelumnya yang belum dia jawab. Oke, Draco akui Harry memiliki pipi sedikit lebih berlemak ketimbang dirinya dan pipi kekasihnya itu selalu merah. Entah dengannya atau saat musim dingin. Jujur, Draco suka.
"Harry, jangan mengacuhkan ku, " kata Draco. Harry menatap Draco sebelum mengerjap pelan.
"Oh? Apa pertanyaan mu tadi? "
Oke, Draco sabar.
Dengan tarikan nafas menenangkan beberapa kali, Draco kemudian mengulang pertanyaan yang dia lontarkan tadi. Berharap kemudian Harry menganggap pertanyaannya serius. Dan, Harry yang mendengarnya sedikit terdiam mendengar pertanyaan Draco.
"Dray, kau tahu tidak. Aku hanya ingin bergabung karena aku hanya lelah saja bertengkar terus. Hanya sedikit berdamai dengan mereka, " jawab Harry. Jawaban terkonyol yang pernah Draco dengar. Sebelum si pirang melontarkan pertanyaan lagi, Harry maju dan mengecup bibir kekasihnya. Sedikit menyesap dengan lembut sebelum melepaskannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/346160771-288-k791709.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villain? (DRARRY)
Любовные романыHari itu, saat rapat para Death Eater di lakukan di kediaman Malfoy, Harry datang dengan sambutan baik dari Bellatrix dan di perkenalkan sebagai anggota baru. Hal itu tak ayal bila membuat keluarga Malfoy yang mengenal Harry berada di pihak sebrang...