Cuaca yang cukup cerah pada siang ini, walau tidak begitu panas terik, ada sedikit mendung yang membuat suasana tidak begitu panas, hanya terasa hangat.Di sinilah Harry, duduk bersandar dengan membaca buku di ranjang Draco, dengan kekasihnya yang sedari tadi memeluk pinggangnya, membelit kakinya, kepala yang bertumpu di bahunya, dan mata yang tidak lepas dari buku yang ada di depan mereka. Sesekali juga pemuda itu akan membalikan halaman untuk Harry yang begitu fokus membacanya.
"Harry? " panggil Draco. Pemuda itu mendongak menatap Harry yang hanya berdehem lirih untuk menjawab. Bibirnya menekan ke dalam karena kesal mendengar jawaban penuh acuh dari Harry.
Draco memutar bola mata malas. Tangannya dengan cepat merebut buku yang tengah di baca oleh Harry dan melemparkannya jauh ke arah belakang tubuhnya. Jatuh ke lantai dengan suara keras yang tidak terelakkan.
Harry terkejut. Pemuda itu membolakan matanya di balik kacamata kunonya. Mata emerald miliknya menatap Draco yang mengambil posisi mengurung dirinya di antara sandaran ranjang dan dirinya. Mata Draco menatap tepat di mata Harry dan membuat pemuda itu kaku di duduknya.
"Apa yang kau lakukan? " tanya Harry.
Draco menunduk. Mengecup pada area bibir Harry dan melumatnya kecil, melepaskannya, lalu menggigitnya pelan. Matanya tidak lepas menatap bibir yang sedang ia mainkan. Harry menukik alis, bukannya menjawab pertanyaannya Draco malah memainkan bibirnya. Di kira tidak sakit, huh?
Harry menjauhkan diri. Kepalanya dia tarik ke belakang hingga bibir yang tadi tengah di sesap Draco terlepas dan membuat pemuda pirang itu merenggut seperti mainannya di ambil oleh orang lain. Harry sendiri langsung menutup bibirnya dengan kedua tangannya saat melihat Draco hendak mendekat dan mencium bibirnya.
"Hei! Jawab aku! Kenapa malah mencium ku, sih! " omel Harry. Pemuda itu sebenarnya malu, tapi dia kepalang kesal jadi tidak akan dia tunjukan pipi merahnya.
Draco menghela nafas dan menjauhkan dirinya. Duduk di hadapan Harry dengan kaki bersilah lalu menarik kaki kekasihnya hingga membuat Harry terpekik. Belum sampai di sana, Draco malah melilitkan kakinya di pinggangnya dan kemudian menarik tangan Harry hingga pemuda itu duduk dekat dengannya. Tangannya sendiri otomatis memeluk pinggang kekasihnya dan menatap mata Harry lebih tajam.
"Aku bosan. Kau sepertinya lebih tertarik dengan buku itu. Apa pentingnya buku itu, huh? Dia tidak se tampan aku. Dia juga tidak se panas aku. Kenapa kau malah fokus memperhatikan buku itu? Kau mau menduakan aku dengan buku? " tanya Draco dengan beruntun.
Harry yang mendengar hal tersebut tergelak tidak percaya. Apakah kekasihnya ini sedang cemburu dengan benda mati? Bukankah itu tidak masuk akal?
"Dray, apa kau cemburu dengan buku? " tanya Harry. Draco langsung mengangguk dan kemudian menurunkan bibirnya, menatap Harry bak anak anjing yang rindu sang induk. "Yaampun, kekasih ku sangat imut. Lagian walau aku ada niat tersebut, sudah ku urungkan. Aku tidak terlalu suka membaca, aku lebih suka bercerita. "
Draco yang mendengar hal tersebut tersenyum lebar. Pemuda itu langsung menegakkan tubuhnya dan menatap Harry dengan binar mata lebih terang dari sebelumnya.
"Kalau begitu, kau harus bercerita padaku. "
Harry memiringkan kepalanya, keningnya berkerut bingung akan pertanyaan dari Draco. "Ya? Bercerita? Ku rasa kau tidak terlalu suka di bacakan cerita, Dray. Lagian kalau mau di ceritakan, kau mau ku ceritakan apa? "
Draco dengan semangat mendorong tubuh Harry untuk berbaring. Beruntung kepala Harry tepat mendarat di atas bantal empuk milik Draco yang tersusun rapi tersebut. Mata emerald milik Harry mengerjap saat Draco melepaskan kacamatanya dan meletakkan di nakas. Lalu, pemuda itu mengurung -lagi- tubuh Harry.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villain? (DRARRY)
RomanceHari itu, saat rapat para Death Eater di lakukan di kediaman Malfoy, Harry datang dengan sambutan baik dari Bellatrix dan di perkenalkan sebagai anggota baru. Hal itu tak ayal bila membuat keluarga Malfoy yang mengenal Harry berada di pihak sebrang...