6

1K 88 2
                                    


"Harry, kau mau kemana? " tanya Ron. Membuka matanya dengan menyipit melihat Harry yang sudah bersiap dengan jubah hitam panjangnya dan belum lagi kemeja satin yang hitam. Demi apapun, Ron hanya bisa melihat wajah Harry yang seperti cahaya di antara kegelapan kamar mereka.

Harry menoleh menatap Ron. Sedikit panik tapi kemudian mengulas senyum kecil, "aku ada urusan. Mungkin aku kembali beberapa hari jadi tolong absenkan aku, oke? Ada masalah serius. "

Sebenarnya, Ron cukup bingung dengan urusan apa yang membuat sahabatnya sedikit terlihat takut, khawatir, dan mungkin sedikit kesal. Tapi, Ron mengurungkan niatnya dan mengangguk pada sahabatnya. Harry sendiri lega melihat Ron tidak banyak bicara.

"Baiklah. Semoga lancar, Harry. "

"Terimakasih, sampai jumpa. "

Harry menghilang di balik pintu kamar asrama. Dan, Ron sendiri mencoba kembali tidur dan tidak memikirkan kemana Harry sekarang pergi.

✧❁❁❁✧✿✿✿✧❁❁❁

Bubuk Floo yang sengaja Harry sembunyikan di sakunya kini ia ambil segenggam. Menatap perapian di hadapannya sebelum masuk ke sana. Menatap ke sekitar sebelum menaruh tangannya yang menggenggam bubuk itu di hadapannya.

"Malfoy manor! "

Dan, itulah yang membuatnya kesal.

Seharusnya, Harry mendapat undangan hangat dari keluarga kekasihnya, bukannya undangan bahwa pangeran kegelapan ada di Malfoy manor sekarang.

Dalam satu detik setelah Harry membuang bubuk itu ke bawah, api hijau menelannya dan membawanya langsung ke dalam perapian di dalam manor besar yang sudah sangat dia hafal. Narcissa menunggu dirinya di depan perapian dengan raut wajah yang gelisah.

"Harry, " sapanya. Senyum Narcissa mengembang menatap kekasih anaknya yang telah tiba. Harry sendiri berjalan keluar dan menghampiri Narcissa. Memeluk wanita yang dia anggap sebagai ibunya itu.

"Ibu Baik-baik saja? " tanya Harry. Melepaskan pelukan itu dan menatap Narcissa yang menggeleng dengan mata sedikit lebih gelisah dari sebelumnya.

"Situasi buruk akan terjadi, Harry. Dan, aku tidak punya alasan saat anak ku akan di masukkan sebagai anggota muda Death Eater. " dan, Harry cukup terkejut mengetahui akan fakta yang di ungkapan oleh Narcissa. Mata emerald miliknya menatap Narcissa sebelum memegang lengan –ekhem– calon ibu mertuanya.

"Ibu, bisakah kau ke atas dahulu? Katakan aku ada sedikit urusan di kamar mandi atau apapun pada Voldemort. Aku akan kembali, dan, kumohon stabilkan suasana untuk memperlambat keputusannya, " ucap Harry. Narcissa sedikit terdiam kemudian mengangguk. Mengulas senyum dan mengelus pipi Harry.

"Aku akan melakukannya, Harry. Hati-hati, " katanya sebelum berbalik menaiki tangga menuju ke ruang pertemuan. Harry sendiri menatap punggung Narcissa dan segera berbelok ke arah yang lain.

✧❁❁❁✧✿✿✿✧❁❁❁✧

Dumbledore menatap tidak percaya pada siapa yang datang di hadapannya. Seorang peri rumah yang sangat Dumbledore kenal. Dia berdiri dengan menggenggam sebuah gulungan perkamen.

"Kunjungan yang indah, bukan Kreacher? " tanya Dumbledore. Matanya menatap peri rumah dengan raut wajah sedikit masam.

Sang penyihir di hadapannya tidak tersinggung. Dumbledore hanya memaklumi sifat Kreacher yang kurang sopan santun sejak meninggalnya tuannya yang sangat dia hormati.

The Villain? (DRARRY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang